Terkait peluang dan tantangan integrasi komunitas akademik dalam era digital, permasalahan yang kerap ditemukan adalah belum siapnya komunitas akademik dalam menyeimbangkan antara teknologi yang ada saat ini dengan etika budaya masyarakat.
Era digital membuka peluang demokrasi dengan terbuka luasnya partisipasi rakyat melalui berbagai sarana digital. Namun, dibutuhkan kedewasaan berupa toleransi. Hal itu mengemuka dalam webinar dengan tema Kebebasan Demokrasi dan Toleransi di Dunia Digital.
Transaksi digital yang kian populer harus disikapi dengan bijaksana. Jika tidak, bisa terjebak berbagai penipuan yang kerap terjadi di dunia digital. Untuk itu, diadakan webinar berjudul Hati-hati, Pahami Agar Tidak Terjebak Penipuan Online.
Rekam digital bisa memengaruhi karier, hubungan personal, pergaulan sosial, citra di masyarakat, bahkan keamanan diri. Oleh karena itu, dibutuhkan daya kritis dan pemahaman risiko, dengan bertanya pada diri sendiri sebelum memposting sesuatu.
Terkait mengenal dan mewaspadai sifat permanen jejak digital, Diana Aletheian mengimbau agar masyarakat tidak mengirim informasi pribadi dan yang bersifat sensitif ketika menggunakan koneksi publik. Jejak digital sampai sekarang belum bisa dihapus, sehingga selalu cek kembali sebelum membagikan informasi di media sosial.
Sebanyak 14 persen UMKM sudah terhubung dengan platform digital. Agar cakap bertransaksi jual-beli secara daring diperlukan kompetensi khusus bagi penggunanya untuk menghindari hal-hal yang merugikan saat bertransaksi daring. Diperlukan mendalami proses digitalisasi UMKM Indonesia.
Literasi digital bukan sekadar kecakapan menggunakan internet dan media digital. Di tengah bonus demografi di Indonesia, dibutuhkan mengasah keterampilan agar dapat menggunakan media digital dengan aman dan cerdas.