Transaksi digital yang kian populer harus disikapi dengan bijaksana. Jika tidak, bisa terjebak berbagai penipuan yang kerap terjadi di dunia digital.
Hal itu menjadi pembahasan webinar “Hati-hati, Pahami Agar Tidak Terjebak Penipuan Online” yang diadakan Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam rangka mendukung Program Literasi Digital Nasional.
Webinar dalam Seri Modul Literasi Digital fokus pada empat tema besar; Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital. Webinar yang diadakan pada Senin (7/6/2021) itu diselenggarakan khusus bagi 14 kabupaten/kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten.
Sejumlah narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi tampil pada webinar, yaitu Dr Frida Kusumastuti (Dosen Universitas Muhammadiyah Malang & Japelidi), Alviko Ibnugroho SE MM (IAPA), Pri Anton Subardio (CEO BUMDesa Mutiara Soka & Nemolab), dan Bondan Wicaksono (Dosen STIE UniSadhuGuna Business School).
Kiat bertransaksi digital
Dengan pemaparan berjudul “Tips & Trick Bertransaksi secara Digital dengan Mudah dan Aman”, Bondan Wicaksono menjelaskan, kini, internet cenderung menjadi kebutuhan pokok dan yang terpenting adalah edukasi digital bagi masyarakat yang wajib dimiliki saat ini.
“Saat ini, Indonesia menjadi pengguna YouTube, WhatsApp, dan Instagram terbanyak. Sebanyak 84 persen pengguna lebih memilih pembayaran secara digital dan 51 persen melakukan belanja melalui online,” jelasnya.
Walau begitu, bertransaksi tidak luput dari berbagai jenis penipuan, seperti phishing, penipuan berkedok hadiah, penipuan jual-beli online, bahkan sampai teknisi palsu dan penipuan lowongan pekerjaan.
“Khusus di marketplace atau online shop, ada beberapa ciri-ciri penipuan online, yaitu harga barang jauh lebih murah, akun media sosial baru dibuat, toko tidak mau didatangi, informasi produk minim, dan penjual tidak mau melakukan video call,” ujarnya sembari mengimbau agar masyarakat lebih waspada.
Dr Frida Kusumastuti melanjutkan webinar dengan topik “Cara dan Legalitas Bayar Tagihan Online”, yang banyak menambah wawasan peserta mengenai etika dalam bermedia digital.
“Etika dalam bermedia digital ada empat; kesadaran, prinsip integritas atau kejujuran, tanggung jawab dan adanya konsekuensi, serta kebajikan. Indonesia merupakan negara yang cepat mengadopsi e-commerce, maka harus memiliki etiket seperti harus memiliki kompetensi supaya tidak mudah ditipu, memahami alat transaksi daring (e-wallet, e-money, cash on delivery, kartu kredit), mengenal lapak atau platform medium untuk melakukan transaksi, bijak dalam bertransaksi, serta memberikan dan dapat mengakses layanan bantuan di platform,” paparnya.
Kenali berita palsu
Alviko Ibnugroho memberikan tips mengenal berita palsu dan cara verifikasi berita agar tidak mudah menyebarkan hoaks dan informasi yang tidak benar. “Penipuan digital menjadi salah satu bentuk kejahatan digital yang cukup rentan dan banyak dialami oleh masyarakat. Setidaknya ada empat bentuk penipuan digital, yaitu scam, spam, phishing, dan hacking.”
Sebagai pengguna media digital, ujar Alviko, kita harus memiliki kemampuan memahami dan tips mengendalikan phishing, yaitu istilah penipuan yang menjebak korban dengan target menyasar kepada orang-orang yang percaya bahwa informasi yang diberikannya jatuh ke orang yang tepat.
“Kalau spam bisa terjadi dalam berbagai bentuk seperti informasi menganggu yang berbentuk iklan secara halus. Informasi menjadi titik masuk bagi kejahatan siber seperti pemalsuan data, penipuan atau pencurian data,” jelasnya.
“Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya” menjadi judul pemaparan Pri Anton Subardio, yaitu ia mengingatkan para pengguna media digital untuk selalu waspada terhadap berbagai modus penipuan digital.
“Beberapa modus penipuan digital di antaranya adalah dalam bentuk penipuan harga diskon barang atau produk yang ditawarkan, identitas pelaku usaha atau konsumen fiktif, serta ketidaksesuaian barang atau produk yang diterima dengan yang dipesan,” jelasnya.
Selain itu, ia mengingatkan untuk selalu memperhatikan perlindungan data pribadi di ranah digital, dengan cara hindari berbagi data pribadi orang lain juga, baik keluarga, teman, maupun kenalan di dunia maya.
Berbagai pertanyaan pun ikut dilontarkan saat sesi tanya-jawab, terutama mengenai topik penipuan yang sering terjadi atau bahkan yang pernah dialami secara langsung oleh peserta, seperti penipuan melalui media sosial. Adapun peserta yang pertanyaannya membawa pembahasan ke arah mendalami cara membedakan penipuan melalui link atau blog yang biasanya sering muncul di internet.
Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.” Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.
Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.