Kecakapan digital dibutuhkan dalam berbagai aspek dunia digital. Perlu ada sinkronisasi antar generasi untuk memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya demi memperbaiki kehidupan sehari-hari.
Jaringan publik yang disediakan internet sangat sensitif. Masyarakat menganggap semua informasi di internet bisa dipercaya. Padahal, bisa saja informasi yang disampaikan memiliki tujuan yang kurang baik.
Kecanduan pornografi bermula dari tidak sengaja melihat media tersebut atau media di luar umum lalu merasa tidak nyaman namun tetap penasaran.
Kita harus memahami bahwa pengguna media digital mampu mendapatkan peluang di dunia digital bila menerapkan digital skills dengan baik, misalnya dengan cara memberi edukasi, berkreasi membuat konten positif, dan juga berkolaborasi.
Kita sebagai pengguna media digital bebas dalam berpartisipasi secara proaktif menyuarakan isu transformasi digital dan disrupsi dari teknologi informasi, namun tetap perlu mengembangkan dan mempersiapkan diri dari dampak perkembangan digital.
Tantangan demokrasi dan toleransi Indonesia di era digital di antaranya, kebebasan orang mengakses internet, dan beragamnya berita atau informasi. Parahnya, literasi digital Indonesia menempati posisi ke-114 dunia atau kedua terendah di G20.
Manajemen waktu menjadi masalah yang cukup pelik, karena banyak pecandu internet yang tidak paham kapan memutuskan untuk disconnect dan shutdown gadge. Batasi diri dan kendalikan diri karena tak akan ada habisnya jika dituruti.
Karakteristik masyarakat digital cenderung tidak menyukai aturan yang mengikat atau tidak suka diatur-atur, dikarenakan tersedianya beberapa opsi, dan senang mengekspresikan diri, khususnya melalui platform media sosial.