Menurut psikolog Alvina Mpsi, setiap orang memiliki caranya sendiri dalam mengungkapkan atau mengekspresikan kasih sayang. Cara seseorang mengekspresikan cintanya inilah yang kerap disebut love language (bahasa cinta). Konsep yang pertama kali dikemukakan oleh Dr Gary Chapman dalam bukunya berjudul The Five Love Languages ini tak hanya berlaku untuk hubungan romansa, tetapi juga berlaku dalam hubungan keluarga, seperti orangtua dan anak.
Love language dalam hubungan orangtua dan anak penting untuk dilakukan. Mengapa? Dengan mengetahui love language dari seorang anak, orangtua dapat lebih mengetahui tindakan mana yang paling tepat dilakukan agar anak-anak merasa benar-benar dicintai. Yuk, kenali love language buah hati kita!
Kata-kata penguat
Anak yang memiliki love language dalam bentuk ini kerap akan merasa mendapatkan kasih sayang jika diafirmasi dengan kalimat positif, seperti pujian, apresiasi atau kalimat yang mengekspresikan rasa sayang. Contohnya, memuji karya seni yang dibuat oleh anak.
Pasalnya, anak yang lebih dominan love language seperti ini cenderung sensitif terhadap kata-kata yang didengar sehingga diharapkan orangtua lebih sering memberikan afirmasi positif kepada anak. Apabila ingin menegur atau memberikan kritik kepada anak, orangtua diharapkan dapat memilih kata-kata yang tepat dan tidak kasar.
Waktu berkualitas
Anak yang dominan memiliki love language dalam bentuk quality time akan merasa dicintai saat orangtua memberi perhatian penuh. Artinya, kebersamaan, berbagi sesuatu yang bermakna bersama, mendengarkan dan berkomunikasi, itulah yang dibutuhkan anak. Hal ini termasuk dengan meluangkan waktu bersama tanpa ada gangguan dari gadget ataupun pekerjaan.
Kunci love language ini adalah kebersamaan. Untuk itu, orangtua diharapkan dapat fokus pada kebersamaan dan interaksi saat bersama anak sehingga tidak merasa diabaikan.
Menerima hadiah
Untuk love language tipe ini, anak akan merasa dicintai dan diperhatikan saat ia menerima hadiah. Dengan kata lain, anak memerlukan tindakan atau bukti nyata dalam bentuk benda daripada sekadar kata-kata. Untuk itu, pilihlah hadiah yang tepat yang dapat menunjukkan bahwa orangtua memahami keinginan dan kesukaan anak. Anak dengan love language ini juga cenderung mengingat seluruh hadiah yang ia terima, mulai dari siapa yang memberikan, bentuk, warna, dan lain-lain.
Walaupun anak dengan love language seperti ini senang menerima hadiah, orangtua diharapkan tidak berlebihan memberikan hadiah yang mereka tidak perlu atau tidak bermakna. Berikanlah hadiah sesuai dengan kebutuhan dan usia anak. Orangtua pun diharapkan tidak menjadikan hadiah sebagai pengganti kehadiran orangtua, karena bagaimanapun kehadiran orangtua merupakan hal terpenting dalam hidup anak.
Baca juga:
Tindakan dan perbuatan
Anak dengan love language ini cenderung menginginkan bukti bahwa orangtua menyayangi mereka dalam bentuk perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh orangtua kepada anak. Walaupun demikian, orangtua diharapkan dapat memilih tindakan yang tepat untuk menunjukkan rasa sayangnya agar anak tidak manja. Di antaranya, menyiapkan makanan favorit atau menemani anak melakukan aktivitas favorit.
Sentuhan fisik
Anak dengan love language ini lebih merasa dicintai dan nyaman saat merasakan sentuhan fisik dari orangtuanya. Beberapa contoh cara mengekspresikan rasa sayang orangtua pada anak dengan love language ini seperti duduk bersama, memberikan pelukan atau ciuman, berpegangan tangan, dan lainnya.
Orangtua yang memiliki anak dengan love language seperti ini diharapkan menghindari memberikan hukuman secara fisik, seperti memberikan cubitan, pukulan, dan kekerasan fisik lainnya.
Love language setiap anak akan berbeda-beda antara satu anak dengan anak lainnya dan umumnya dari lima bentuk love language tersebut hanya ada satu yang dominan. Untuk memastikan love language dari seorang anak, orangtua dapat melakukan tes yang dapat dilihat atau diperoleh dari internet. Orangtua juga dapat melakukan observasi terhadap anak untuk mengetahui love language yang ditunjukkan sang anak.