U20 Communique (pernyataan bersama) yang diserahkan para pemimpin kota U20 kepada Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Rabu (31/8/2022), berisi seruan untuk mendorong ekonomi berkelanjutan dan pemulihan sosial untuk semua.

Dalam pernyataan resmi tersebut, para pemimpin kota mendorong gerakan nyata untuk mempromosikan hunian terjangkau, memacu transisi energi terbarukan yang mendukung kesetaraan, akses menuju mobilitas berkelanjutan, berinvestasi dalam program kesehatan mental dan ketahanan terhadap pandemi, serta memastikan akses berkeadilan terhadap dunia kerja dengan berinvestasi di pendidikan dan pelatihan jangka panjang tentang masa depan lapangan pekerjaan.

“Terkait dengan hasil communique-nya sudah disampaikan G20 Presidency’s melalui Bapak Menko Perekonomian yang menyangkut tiga hal penting, antara lain investasi di bidang kesehatan dan perumahan rakyat sebagai bagian recovery ekonomi dan sosial yang berkeadilan. Kedua, perlu memfasilitasi transisi menuju penggunaan energi berkelanjutan dan perlunya kesetaraan akses untuk mobilitas yang berkelanjutan. Ketiga, pentingnya menyiapkan pendidikan dan pelatihan agar semua orang mendapatkan kesempatan yang sama di dunia kerja,” papar Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan.

Tindakan nyata

Para pemimpin kota yang mewakili kekuatan ekonomi terbesar dunia saat ini mengimbau G20 untuk mengambil tindakan nyata guna mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan bagi semua dengan pertama, berinvestasi di bidang kesehatan dan hunian sebagai landasan pemulihan ekonomi dan sosial untuk semua. Kedua, mendorong transisi energi yang berkelanjutan dan akses yang setara terhadap mobilitas yang berkelanjutan. Ketiga, memberikan pendidikan serta pelatihan tentang masa depan lapangan pekerjaan untuk memfasilitasi akses yang berkeadilan terhadap peluang kerja.

Para pemimpin kota juga turut meminta para pemimpin G20 untuk tetap fokus dalam mewujudkan secara kolaboratif Paris Agreement, New Urban Agenda, dan Agenda 2030 sembari mendukung upaya menjadikan tujuan global bisa terselenggara di ranah lokal.

Sehubungan dengan pertemuan G20 di Bali yang akan diselenggarakan pada 15–16 November 2022, kota-kota anggota U20 meminta kepada para pemimpin negara G20 untuk mendorong perdamaian dunia dan pembangunan global, serta menjalin kerja sama antarkota, menuju masa pascapandemi yang diharapkan lebih adil, berkelanjutan, tangguh, serta menguntungkan semua pihak. Masa depan yang tidak memandang latar belakang, jenis kelamin, ataupun status sosial-ekonomi.

Untuk itu, secara khusus kota-kota anggota U20 menyerukan tindakan di tiga bidang utama berikut ini.

Pertama, terkait investasi kesehatan dan hunian, sebagai landasan pemulihan ekonomi dan sosial untuk semua berupa:

  • Memperbaiki sistem kesehatan demi meningkatkan ketahanan terhadap pandemi dan krisis pada masa depan.
  • Meningkatkan investasi publik demi memunculkan kesadaran akan kesehatan mental, memerangi stigma, dan memperluas pelayanan di bidang kesehatan mental.
  • Berkolaborasi dengan kota-kota di dunia untuk mengatasi ketidaksetaraan struktural dan berinvestasi dalam keadilan sosial dan kohesi teritorial.
  • Meningkatkan hunian yang sehat, terjangkau, mudah diakses dan berkelanjutan, dengan mengakui hak atas hunian dan peningkatan akses.
  • Mendorong peraturan yang mendukung penggunaan lahan yang harmonis dan memfasilitasi zona yang lebih padu, terintegrasi, serba guna, dan berorientasi transit.

Kedua, untuk membantu perkembangan transisi ke energi berkelanjutan serta akses yang setara terhadap mobilitas yang berkelanjutan berupa:

  • Berkomitmen dalam penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara global dan cepat, menerbitkan Peta Jalan Transisi Energi yang jelas dan mengikat sejalan dengan pembatasan kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat celsius, dan menciptakan kerangka kerja nasional yang memungkinkan untuk mendukung serta mempercepat transisi energi terbarukan dengan tujuan mencapai nol emisi karbon pada tahun 2040-an atau lebih cepat.
  • Mendorong investasi publik baik dari luar negeri maupun dalam negeri untuk membiayai transisi energi di tingkat lokal.
  • Mengatasi hambatan sistemik, teknologi, dan keuangan, serta keterbatasan energi terbarukan dan efisiensi energi untuk pengguna perumahan, zona komersial dan industri untuk membantu mengamplifikasi kebutuhan terhadap transisi energi.
  • Memprioritaskan langkah-langkah dan investasi yang dapat meningkatkan mobilitas di perkotaan dengan angkutan umum, berjalan kaki dan bersepeda, serta mengurangi penggunaan mobil pribadi.

Ketiga, untuk memberikan pendidikan dan pelatihan tentang masa depan lapangan pekerjaan agar mendapatkan akses yang adil terhadap peluang kerja.

  • Memastikan bahwa semua peluang dan kebijakan kerja adalah adil dan dapat diakses oleh semua pihak dengan turut memperhitungkan pekerja yang paling rentan serta kurang terwakili.
  • Meningkatkan kesejahteraan pekerja di semua bidang dan memastikan bahwa pemulihan sosial-ekonomi yang terjadi saling menguntungkan serta melindungi hak-hak semua pekerja.
  • Mendukung pekerjaan yang adil dan berkelanjutan melalui investasi, pengembangan tenaga kerja, pelatihan, serta kebijakan transisi yang adil.
  • Mendesak penerbitan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan potensi UMKM sebagai penghasil tenaga kerja utama.
  • Meminta pemerintah untuk menjembatani kesenjangan infrastruktur dan inovasi digital, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, serta mengadaptasi hak asasi manusia pada era digital dengan mendorong hak digital dan akses ke data. [*]