Memperingati Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh  setiap 10 Agustus, Pertamina melakukan pelepasliaran penyu di Pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Rabu (31/9/2022).

Kegiatan tersebut dilakukan bersama dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jawa Tengah dan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap. Bagi Pertamina, ini adalah kegiatan yang dijalankan secara rutin setiap tahun sejak tahun 2019. Sampai saat ini, Pertamina telah melepasliarkan  sebanyak total 813 ekor penyu.

Fuel Terminal Manager Maos PT Pertamina Patra Niaga, Ahmad Zaeni, yang hadir pada acara tersebut mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bagian dari program corporate social responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Konservasi Fauna sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian terhadap keanekaragaman hayati yang ada di sekitar lokasi operasi Pertamina, khususnya Fuel Terminal Maos di Kabupaten Cilacap.

“Secara konsisten kami bersama lembaga terkait, di antaranya BKSDA Jawa Tengah, kelompok pemerhati lingkungan, dan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap yang merupakan kelompok binaan kami, melakukan penyelamatan telur penyu hingga pelepasliaran di lautan bebas yang merupakan habitat asalnya,” ungkap Zaeni.

Dia menerangkan, penyu yang dilepasliarkan berjenis lekang (Lepidochelys olivacea) yang termasuk kategori terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN ) dan merupakan salah satu dari enam jenis penyu dilindungi sesuai dengan Permen LHK No 106 tahun 2018.

“Dari tahun ke tahun, jumlahnya terus meningkat. Dimulai dari 32 ekor kami lepas liarkan pada tahun 2019, kemudian 176 ekor pada tahun 2020, 311 ekor pada tahun 2021, dan tahun ini hingga bulan Agustus sebanyak 294 ekor,” imbuhnya.

Zaeni menjelaskan, selain kegiatan pelepasliaran penyu yang dijalankan setiap tahun, Pertamina juga melakukan pendampingan dan pembinaan kepada Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap melalui sejumlah kegiatan dan bantuan.

“Salah satunya, memfasilitasi pembangunan Pusat Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap yang difokuskan pada penyelamatan dari hasil evakuasi telur-telur penyu lekang. Pusat konservasi yang dikelola oleh kelompok masyarakat ini juga memiliki manfaat sebagai pusat edukasi bagi masyarakat agar peduli dengan satwa dilindungi, serta kegiatan penyelamatan satwa dilindungi endemik lainnya yang berhabitat di area Taman Wisata Alam Gunung Selok,” jelasnya.

Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap, Jumawan, merespons baik bantuan dan program yang dijalankan Pertamina. Menurutnya, program tersebut telah menyelamatkan ribuan ekor penyu yang dikembalikan ke habitatnya.

“Peran Pertamina sangat penting, menjadikan kawasan konservasi ini sebagai sarana edukasi kepada masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang penyu. Kami juga sering menerima kunjungan dari wisatawan umum, rombongan keluarga, anak-anak TK, akademisi sebagai lokasi penelitian, dan beberapa di antaranya melaksanakan skripsi tentang pelestarian atau konservasi penyu di sini,” katanya.

Jumawan menambahkan, Presiden Joko Widodo juga sempat melakukan pelepasliaran penyu di lokasi konservasi ini pada 21 September 2021. “Kami ucapkan terima kasih kepada Pertamina, dengan adanya program ini kami kembali menghidupkan ikon wisata Cilacap, yaitu penyu.”

Dia menambahkan, Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap juga membuka kesempatan kepada masyarakat umum untuk terlibat dalam perilisan penyu.

“Kegiatan perilisan penyu ini disebut dengan adopsi penyu. Perilisan untuk umum biasanya dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu dengan biaya adopsi penyu Rp 50.000 per ekor untuk usia tukik 1 bulan, yang nantinya digunakan untuk pemenuhan kegiatan operasional pakan penyu yang cukup besar. Kegiatan adopsi penyu ini diinformasikan melalui platform Instagram dengan akun @konservasi_penyu_cilacap,” jelas Jumawan.

Wujud komitmen ESG dan kontribusi pada SDGs

Secara terpisah, Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengatakan, pelestarian keanekaragaman hayati merupakan salah wujud dari penerapan komitmen environment, social, governance (ESG) yang dijalankan Pertamina.

“Selain itu, program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya pada poin 4 (Pendidikan Berkualitas), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), poin 14 (Ekosistem Lautan), dan poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan),” tutup Brasto. [*]