Kemoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang berbahaya bagi tubuh. Cara kerjanya adalah  menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah dengan cepat.

Dr Ralph Girson Gunarsa SpPD-KHOM dari Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta, mengatakan, kemoterapi adalah dasar bagian dari terapi sistemik, baik itu oral (diminum) maupun infus (disuntik) yang bertujuan menghambat atau membunuh sel kanker, baik spesifik maupun non-spesifik. Ini karena kemoterapi saat ini digunakan untuk sitostatika berarti sifatnya yang non-spesifik.

Pemberian kemoterapi bisa dilakukan sebelum terapi primer, sudah terapi primer, dan bisa sebelum dan sesudah terapi primer, tapi tujuannya maintenance. Dalam mengobati kanker, pengobatan kemoterapi bisa efektif tergantung jenis sel dan jenis obatnya.

Contohnya, kata dr Ralph, kanker payudara (stadium awal), jika sudah dilakukan operasi, pasien akan mendapatkan kesembuhan sekitar 60-70 persen dan jika diberikan kemoterapi akan menambah kesembuhan sekitar 10-20 persen. Jadi, total kesembuhan pasien bisa mencapai sekitar 90 persen.

Pengobatan kemoterapi memiliki efek samping, seperti rambut menjadi rontok, penurunan sel darah merah, penurunan sel darah putih, dan penurunan trombosit. Semuanya akan normal kembali setelah pengobatan kemoterapi.

Biasanya efek samping yang sering terjadi adalah mual dan muntah. “Cara pencegahannya yakni dengan memberikan obat yang cocok,” kata dr Ralph.

Pemberian obat

Kemoterapi umumnya diberikan tidak dengan satu obat, tapi tergantung tujuannya. Jika tujuannya adalah melengkapi terapi primer, akan diberikan multi-obat, minimum dua hingga tiga obat, tergantung dari obatnya, agar lebih efektif.

Gabungan khusus obat kemoterapi yang digunakan berbeda-beda tergantung dari tipe kanker atau lokasinya, riwayat kesehatan atau riwayat kanker dan pengobatan sebelumnya, masalah kesehatan lain yang tidak berhubungan dengan kanker.

Jadwal pemberian obat bervariasi setiap pasien, tergantung dari tipe atau lokasi kanker, tingkat beratnya penyakit atau stadium yang dialami, hasil yang diharapkan dari kemoterapi, reaksi fisik setiap pasien terhadap pengobatan.

Baca juga: 

Tips untuk meredakan efek samping dari kemoterapi adalah tanyakan terlebih dahulu kepada dokter apa tujuan dari kemoterapi yang dilakukan. Jika dilakukan bagian dari penyembuhan seperti neoadjuvan atau adjuvan, penting untuk melihat target dari kemoterapinya, bukan efek sampingnya.

“Efek samping yang terjadi dari kemoterapi saat ini masih bisa diatasi. Jika stadium empat, obat yang akan diberikan memiliki efek samping yang paling ringan,” kata dr Ralph.

Cara kerja kemoterapi, ada obat yang murni kimia sintetik dan ada beberapa obat yang berasal herbal. Ketika masuk ke dalam tubuh, obat tersebut dalam bentuk aktif dan masuk ke dalam sel. Obat kemudian memengaruhi dan mematikan sel tersebut (apoptosis).