Maraknya kejahatan siber membuat masyarakat harus sadar dan waspada dalam menggunakan platform digital. Hal itu mengemuka dalam webinar dengan tema “Memahami Perlindungan Data Pribadi” pada Rabu (9/6/2021), yang merupakan bagian sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital.

Webinar diselenggarakan khusus bagi 14 kabupaten/kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Novi Kurnia PhD (dosen Fisipol UGM & Japelidi), Nurly Meilinda SIKom MIKom (IAPA), Pradna Paramita (Founder Bombat Media), dan Andika Renda (Kaizen Room).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dalam hal digital skills, Pradna Paramita mengingatkan peserta webinar.

“Selalu waspada atau hati-hati, waspada terhadap hal-hal yang belum pasti kita ketahui agar meminimalkan kejahatan yang mungkin tidak kita ketahui,” ujarnya.

Ia juga berbagi beberapa langkah untuk mengamankan data pribadi di ranah digital, seperti waspadai tautan phishing dan penggunaan Wi-Fi umum, selalu log out setelah menggunakan gawai bukan milik pribadi, dan selalu gunakan fitur chat saat di marketplace agar lebih aman.

Pentingnya etika

Pembahasan selanjutnya oleh Nurly Meilinda SIKom MIKom mengangkat topik “Perlindungan Data Pribadi dari Perspektif Etika Digital”.

“Pentingnya aspek etika dalam isu perlindungan data pribadi terpengaruhi perkembangan komunikasi digital yang memiliki karakteristik komunikasi global sehingga pasti akan menciptakan standar baru tentang etika,” jelasnya.

Terkait itu, ia juga memaparkan, jejak digital atau “digital shadow” merupakan kapsul yang menampung segala informasi aktivitas pengguna internet. Sanksi yang dapat diperoleh terhadap pelanggaran etika yang berlaku adalah sanksi sosial serta sanksi hukum.

Andika Renda menjadi narasumber selanjutnya dan mengangkat topik “Menyadari sebagai Warga Negara Digital ketika Memasuki Era Digital”. Ia menjelaskan seputar teori komunikasi antarpribadi (mindful communication), yaitu karakter yang menitikberatkan pada perilaku yang maksimum dalam simpati serta empati, tetapi minim iritasi.

“Seseorang yang tidak memiliki karakter tersebut berpotensi untuk mengalami kesulitan komunikasi dan mengiritasi perasaan orang lain, bahkan menyakiti lingkungan sosialnya secara umum,” ujarnya.

Pemaparannya juga membahas mengenai pentingnya selalu mewaspadai jejak digital yang dapat dilihat oleh siapa pun, bahkan oleh pihak yang tidak dikenal.

“Begitu sesuatu oleh atau tentang kamu dipublikasikan di internet, konten tersebut mungkin tak akan bisa dihapus,” paparnya.

Perlindungan data

Sehubungan hal itu, Novi Kurnia PhD menjelaskan seputar “Urgensi Perlindungan Data Pribadi”.

“Agar aman bermedia digital, kita harus siap mengurangi rasa nyaman dalam jangka yang pendek. Namun, kita akan mendapatkan aman dan nyaman dalam jangka waktu yang lebih panjang,” katanya mengomentari betapa mudahnya pengguna media digital berbagi data pribadi dengan pihak lain.

Ia juga memaparkan mengenai tiga macam kompetensi keamanan digital: (1) Kognitif, yaitu mengetahui dan memahami konsep dan mekanisme proteksi digital, (2) Afektif, yaitu empati untuk saling melindungi keamanan digital pengguna lain, dan (3) Konatif, yaitu membiasakan untuk memastikan keamanan digital dan memperbarui pengamanan digital.

Saat sesi tanya-jawab, salah satu peserta bertanya mengenai jenis penipuan internet yang paling umum, yaitu phishing. Penipuan ini merupakan upaya mencuri informasi pribadi seseorang dengan berpura-pura menjadi entitas yang sah. Biasanya, serangan phishing datang melalui email. Bentuk phishing makin berkembang dan perlu diwaspadai karena bisa mencuri data pribadi untuk disalahgunakan.

Untuk mencegah atau menghindari tindakan phishing, Novi menjelaskan bahwa phishing merupakan salah satu kejahatan siber yang kadang kala dilakukan saat kita lengah. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan diri, terutama saat kondisi galau, sibuk, atau ada telepon dari nomor tidak dikenal.

“Jika kondisi kita tidak siap, akan mudah termakan. Modus phishing ini awalnya hanya banyak digunakan di e-mail, tapi sekarang juga digunakan di WhatsApp dan SMS dengan iming-iming giveaway, riset, atau informasi yang seolah-olah urgent. Hal yang paling penting adalah tentu saja yang paling standar, yaitu e-mail kita harus selalu dijaga kata sandinya dan diganti secara berkala. E-mail harus langsung ditutup jika tidak digunakan lagi, terutama ketika memakai Wi-Fi di tempat umum,” pungkasnya.

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.”

Presiden memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.