Meskipun bukan menjadi salah satu penyakit mematikan, hemoroid tentu bisa sangat mengganggu aktivitas. “Tekanan di rektum bawah atau bagian usus yang paling ujung sebelum lubang dubur, dapat memengaruhi aliran darah dan membuat pembuluh darah di sana membengkak dan mengakibatkan hemoroid atau wasir,” ujar salah satu dokter spesialis bedah di Santosa Hospital Bandung Kopo dr Irzan Gustanto N Lubis SpB FINACS.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya hemoroid antara lain mengejan saat buang air besar, mengangkat beban, batuk terus menerus, obesitas, kehamilan, pola makan yang rendah serat, seks anal, atau sering diare.

Gejala awal hemoroid biasanya dimulai dengan rasa gatal dan tidak nyaman di area anus, keluarnya lendir setelah buang air besar, dan jika semakin berat, akan terasa ada benjolan yang menggantung di luar anus. “Benjolan bisa keluar saat BAB dan bisa masuk kembali ataupun tidak. Tergantung dari derajat keparahan hemoroidnya,” tambah dr Irzan.

Untuk mencegah timbulnya hemoroid, dr Irzan memberikan tips kepada Anda. Pertama, makanan berserat, yang membantu makanan melewati sistem pencernaan dengan lebih mudah. Kedua, gunakan suplemen serat yang dijual bebas. Ketiga, minum air putih yang cukup untuk menghindari tinja keras dan sembelit. Keempat, olahraga atau aktivitas fisik seperti berjalan setengah jam setiap hari. Kelima, jangan menahan untuk buang air besar, dan jangan tegang saat buang air besar atau duduk di toilet terlalu lama karena dapat memberi lebih banyak tekanan pada pembuluh darah. Terakhir, tentunya adalah dengan menjaga berat badan yang sehat.

Santosa Hospital Bandung Kopo melayani operasi hemoroid, yang diawali dengan riwayat kesehatan dan gejala yang dialami. Dr Irzan juga menjelaskan, prosedur ini dilanjutkan dengan pemeriksaan anus dan rektum untuk memeriksa benjolan, pembengkakan, iritasi, atau masalah lainnya. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan colok dubur dengan menggunakan sarung tangan, melumasi, dan memasukkan jari ke dalam rektum untuk memeriksa kekencangan otot dan merasakan nyeri tekan, benjolan, atau kemungkinan masalah lainnya.

“Untuk mendiagnosis wasir internal atau mengesampingkan kondisi lain, perlu tes yang lebih menyeluruh termasuk anoskopi, menggunakan tabung plastik pendek untuk melihat ke dalam saluran anus. Sigmoidoskopi untuk melihat ke usus besar bagian bawah dengan tabung lentur bercahaya yang disebut sigmoidoscope, tabung ini juga dapat digunakan untuk mengambil sedikit jaringan untuk tes. Bila diperlukan dapat dilakukan kolonoskopi untuk memeriksa semua usus besar dengan tabung panjang dan fleksibel, untuk dapat mengambil sampel jaringan atau menangani masalah lain yang ditemukan,” papar dr Irzan terkait pemeriksaan hemoroid.

Pasca-pandemi Covid-19, prosedur operasi hemoroid harus diawali pemeriksaan Covid-19 dan operasi ditunda apabila pasien sedang terpapar virus ini. Beberapa prosedur operasi hemoroid di Santosa Hospital Bandung Kopo dapat dilakukan dengan hemoroidektomi terbuka (konvensional), hemoroidektomi dengan stapler, atau prosedur HAL-RAR. Operasi ini tentu dapat diakses pasien di Santosa Hospital baik pasien mandiri, mitra asuransi swasta, maupun BPJS dan JKN.

Tidak perlu khawatir, pasien yang telah menjalani operasi hemoroid, anus dan rektum umumnya dapat berfungsi dengan normal kembali. “Angka komplikasi terjadi striktur atau penyempitan di daerah anus kurang dari 1 persen dari pasien yang menjalani prosedur operasi. Tapi, derajat hemoroid juga dapat memengaruhi kemungkinan komplikasi yang terjadi,” tutup dr Irzan. [AYA]

logo-santosa-hospital-qr-code