Hantaman pandemi COVID-19 membuat pelaku usaha, khususnya pengusaha usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) berjuang ekstra keras. Suwanti, contohnya, pelaku usaha kerajinan tangan dan suvenir pesta dari Bogor, Jawa Barat. Dia mengaku, selama pandemi dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan, usahanya macet.

“Selama pandemi, omzet turun drastis. Maret sampai Mei saat PSBB pesta dilarang, pesanan suvenir banyak dibatalkan sehingga stok menumpuk,” ungkapnya. Ia bahkan pernah sampai harus mengobral dagangannya, tapi apa daya masyarakat pun juga tak berminat karena daya belinya turun.

Suwanti tak sendirian. Iis Suminar, pelaku UMKM yang berjualan pecel dan gado-gado, juga mengaku pendapatannya anjlok sejak wabah ini mendera. Iis yang juga berasal dari Bogor mengatakan, sejak banyak orang beraktivitas dari rumah, dagangannya tak laku. Beruntung, kedua perempuan pejuang ekonomi di garis depan tersebut mendapat Banpres Produktif guna meneruskan usahanya.

Situasi saat ini memang cukup sulit. Namun, kita tak boleh kalah. Manusia dianugerahi akal dan budi agar mampu menemukan solusi dan terus menyalakan asa untuk tetap bertahan.

Benar saja, setelah beberapa bulan tersapu pandemi, secercah harapan mulai bersemi. Salah satunya, melalui vaksin. Vaksin dan vaksinasi memberikan peluang bagi kita untuk pulih kembali. Ekonomi kita bisa segera bangkit lagi dan menjadi lebih sehat.

Vaksin merupakan bahan antigenik yang mampu membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Secara medis, vaksin yang disuntikkan ke tubuh berfungsi menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi imunitas terhadap suatu penyakit.

Vaksin dan vaksinasi pun menjadi cara efektif dan efisien untuk mencegah infeksi penyakit. Contohnya, BCG, polio, hepatitis B, campak, rubela, Hib, PCV, influenza, dengue, dan HPV.

Seperti dikabarkan Covid19.co.id, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Cissy Kartasasmita SpA(K) MSc, menjelaskan, yang perlu diketahui jika kita melakukan imunisasi pada banyak orang, akan timbul imunitas populasi (herd immunity).

“Ini akan melindungi orang lain yang belum atau tidak bisa diberi vaksin, seperti bayi atau orang dengan penyakit gangguan imun,” kata Cissy.

Memulihkan ekonomi nasional

Pemerintah pun sedang berusaha keras menghadirkan vaksin COVID-19 yang aman bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah meyakini, vaksin dan vaksinasi menjadi salah satu cara untuk memulihkan ekonomi nasional dan kembali menggeliatkan perekonomian masyarakat.

Bagi pelaku bisnis, kehadiran vaksin dan vaksinasi COVID-19 juga mengembalikan optimisme akan bangkitnya ekonomi Indonesia. Hendra Yuniarto, GM Marketing KFC Indonesia, mengatakan, rencana pemerintah untuk vaksinasi COVID-19 adalah sebuah harapan bagi bangsa Indonesia untuk bangkit.

“Menurut kami, vaksin COVID-19 ini benar-benar menjadi suatu harapan bagi seluruh bangsa Indonesia. Vaksin ini akan membantu kita menekan terjadinya peningkatan COVID-19 pada kemudian hari. Kami meyakini akan memberikan kesempatan bagi seluruh masyarakat di dunia maupun di Indonesia untuk berusaha dan bangkit kembali,” kata Hendra.

Rencana pemerintah untuk segera menghadirkan vaksin dan vaksinasi bagi masyarakat Indonesia juga disambut positif oleh sektor swasta. Salah satunya dari sektor teknologi keuangan yang banyak mendukung UMKM selama masa pandemi agar mampu bertahan dan bangkit.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Adrian Gunadi mengungkapkan, rencana pemerintah untuk melakukan vaksinasi COVID-19 merupakan harapan bagi Bangsa Indonesia untuk segera keluar dari pandemi dan melanjutkan perputaran roda perekonomian nasional.

“Vaksin COVID-19 pasti menjadi harapan kita semua, karena semakin cepat virus terkendali tentunya akan memberikan dampak langsung terhadap roda ekonomi dan juga kegiatan UMKM yang menjadi target penyelenggara fintech lending di AFPI,” harap Adrian.

Adrian berharap, jika pemerintah dapat memberikan kepastian rencana vaksinasi COVID-19, tentu bisa bermanfaat bagi dunia usaha. “Adanya kepastian vaksin akan memberikan kepastian planning bagi dunia usaha, khususnya UMKM dan tentunya akan dapat meningkatkan kepercayaan publik.”

Jika UMKM bisa segera bangkit, ini akan menjadi pendorong utama untuk menggerakkan kembali perekonomian Indonesia. Sebab, UMKM selama ini telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional. AFPI sendiri bersama anggotanya telah memberikan kontribusi besar bagi UMKM Indonesia selama masa pandemi dengan menyalurkan pinjaman untuk modal usaha.

Vaksinasi COVID-19 juga sangat diharapkan kalangan penerbangan. Sebagai negara kepulauan, penerbangan menjadi salah satu tulang punggung transportasi nasional. Selama masa wabah ini, sektor penerbangan juga mengalami kerugian yang cukup besar.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia (Perdospi) Dr dr Wawan Mulyawan SpBS(K) SpKP AAK mengapresiasi kehadiran vaksin sebagai suatu usaha yang sangat positif. “Perdospi sebagai asosiasi yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berkewajiban untuk membantu pemerintah menyampaikan informasi yang benar terkait vaksin sehingga masyarakat menjadi well-informed. Jika vaksin ini efektif, akan memberikan rasa aman bagi masyarakat untuk bepergian, termasuk dengan transportasi udara.”

Efektivitas dan keamanan vaksin akan mengembalikan secara bertahap keberanian masyarakat untuk bepergian dengan pesawat terbang. Pada akhirnya, bila masyarakat dapat kembali leluasa menggunakan pesawat untuk bepergian, ini akan memberikan “darah baru” bagi industri penerbangan yang sekarang mengalami keterpurukan.

Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Barat Dewantoro juga berpendapat, pihaknya sangat mendukung pemerintah yang tengah berupaya menyediakan vaksin COVID-19. Ia yakin, jika vaksin ini telah tersedia lalu diikuti dengan vaksinasi, dapat segera membangkitkan ekonomi Indonesia, terutama sektor pariwisata.

“Vaksin bisa membuat masyarakat lebih percaya diri untuk mulai beraktivitas normal dan tidak ragu-ragu berkunjung ke daerah wisata. Vaksin yang aman dan efektif yang kemudian diikuti vaksinasi dapat kembali menghidupkan ekosistem pariwisata, seperti industri penerbangan, hotel, rumah makan, pemandu wisata, dan agen perjalanan,” ujar Dewantoro.

Lebih baik mencegah

Dalam dialog bersama Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Dr dr Hasbullah Thabrany, terungkap bahwa untuk mengobati 1 pasien COVID-19, negara mengeluarkan biaya rata-rata mencapai Rp 184 juta. Angka ini untuk mengobati pasien secara rawat inap sekitar 16 hari.

“Survei di 9 provinsi di Indonesia untuk mengkaji biaya pengobatan COVID-19, menemukan biaya tertinggi mencapai Rp 446 juta,” ungkap Hasbullah.

Ia menekankan bahwa penyakit merupakan musibah yang sebenarnya bisa dicegah.  Pencegahan dilakukan dengan mengubah perilaku dan menjaga gaya hidup sehat.

“Tuhan tidak akan memberikan seseorang musibah ataupun pahala dan rezeki tanpa melihat sejauh apa usahanya. Jadi, COVID-19 ini sebenarnya penyakit yang bisa dicegah, melalui penerapan disiplin 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun),” ujar Hasbullah.

Ia juga menegaskan, COVID-19 menimbulkan beban dan merugikan negara. Hingga kini, perawatan pasien COVID-19 masih menjadi tanggungan negara dengan menggunakan dana APBN. Pengeluaran negara mencapai Rp 800 triliun (APBN, APBD, dan dana desa) untuk pengobatan hingga program pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Apabila masyarakat disiplin melakukan gerakan 3M, kerugian negara bisa ditekan dan kasus COVID-19 pun bisa menurun.

Oleh sebab itu, lanjut Hasbullah, menggunakan vaksin sudah pasti lebih murah dibandingkan merawat atau mengobati. Vaksin dan mengikuti vaksinasi menjadi salah satu sarana untuk pencegahan.

“Divaksin akan menguntungkan kita semua. Kita menjadi tidak terkena virus dan kita tidak menularkan virus kepada orang lain. Ini adalah amal karena mencegah orang lain jadi tidak kena musibah dari virus,” terang Hasbullah.

Nanti jika telah menerima vaksinasi, kita bisa kembali menjalani kehidupan secara lebih lumrah. Kembali ke sekolah, bekerja di kantor, bergembira bersama banyak orang, dan terus melanjutkan kehidupan. Hadirnya vaksin dan selanjutnya vaksinasi COVID-19 menjadi harapan dan kesempatan untuk kesehatan pulih, ekonomi bangkit.