Bisnis online adalah sebuah cara promosi atau menawarkan barang atau jasa dengan menggunakan jaringan internet. Beberapa keuntungan menjalankan bisnis online adalah mudah dilakukan, memiliki jangkauan lebih luas, proses jual-belinya lebih cepat, dan dapat membuka lapangan pekerjaan. Di masa pandemi ini, banyak orang mulai beralih untuk menjalankan bisnis online demi mendapat pemasukan dengan tetap mengikuti peraturan social distancing.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Asik Jualan Online Pakai Media Sosial”. Webinar yang digelar pada Senin, 26 Juli 2021, ini diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dewi Rahmawati (Product Manager Localin), Misbachul Munir (enterpreneur dan Fasilitator UMKM Desa), Novi Widyaningrum SIP MA (Peneliti di Center for Population and Policy Studies UGM), Dr Putu Eka Trisna Dewi SH MH (Dosen Universitas Ngurah Rai), dan Billy Wardana (Top 3 Mamamia Indosiar) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Misbachul Munir menyampaikan, walau sudah banyak yang mulai beralih ke ranah online, tingkat kesuksesan UMKM menjual produknya melalui platform digital masih rendah, yakni hanya 4-10 persen.

“Saya kira kondisi ini cukup berat dan perlu ada upaya edukasi. Tanpa inovasi dan transformasi bisnis, UMKM akan kesulitan untuk pulih dari krisis saat ini. Apalagi di ekosistem digital, banyak perubahan yang berlangsung cepat, terutama dari tren produk terbaru. Pentingnya pelatihan agar para pelaku UMKM ini mereka tidak gagap teknologi,” katanya.

Billy Wardana juga memaparkan, media sosial memiliki banyak dampak positif, di antaranya untuk melakukan bisnis online. Penggunaan media digital memberikan kita kemudahan dalam mempromosikan jualan kita, baik dari segi digital marketing maupun melakukan desain. Walau begitu, kita sebagai pengguna media digital juga harus siap dengan sisi negatifnya, seperti tidak semua orang bisa menerima dan suka terhadap produk kita.

Untuk itu, imbuh Billy, kita harus siap dengan segala penolakan dari barang atau jasa yang kita promosikan di media online dan perlu kesabaran menghadapi hal tersebut. Ia menyarankan untuk sebisa mungkin membuat target terlebih dulu untuk usaha bisnis yang ingin dijalankan agar lebih terarah dan terstruktur ke depannya.

Salah satu peserta bernama Friza menyampaikan, “Bersaing dengan cara menjual harga produk lebih murah dari harga pasaran, menarik pelanggan produsen lain, dan menggunakan banner promosi lapak lain, apakah boleh dilakukan? Apakah bersaing yang seperti ini termasuk persaingan sehat?”

Novi Widyaningrum menjawab, di era digital ini lebih baik kita melakukan kolaborasi daripada bersaing, yang nantinya juga memunculkan ide-ide baru untuk menemukan suatu karya baru dan inovatif. Dalam menggunakan lapak orang lain harus minta izin dulu atau perlu melakukan kerja sama, dan selalu fokus ke value-nya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Lebak. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]