Konferensi tahunan SEAAIR (South East Asian Association for Institutional Research) ke-18 atau Asosiasi Asia Tenggara untuk Penelitian Institusional diadakan di Indonesia. Tahun ini Universitas Trisakti terpilih sebagai tuan rumah dan penyelenggara acara tersebut.

SEAAIR melangsungkan konferensinya yang ke-18 dengan tema “Asean at 50: Sustaining Student Competencies and Employability”. Konferensi yang dilaksanakan di Aston Marina Ancol, Jakarta Utara, ini mengundang pejabat pemerintah beserta peneliti, pengajar, dan akademisi untuk berkumpul dan mediskusikan tema kompetensi dan employability.

“Acara ini akan berfungsi sebagai ‘titik temu’ bagi peneliti pemula dan professional, pelajar, akademisi, serta teman-teman SEAAIR dan kolega yang akan sekali lagi mendiskusikan hasil temuan riset mereka dan implikasinya,” kata Dr Olivia Legaspi, President SEAAIR, (27/9/2018).

Olivia lanjut menjelaskan, tahun ini SEAAIR telah menerima 43 paper dari 89 yang melewati sebuah proses review yang ketat. Ke-43 paper yang diterima ditulis oleh penulis-penulis yang berasal dari Australia, Indonesia, Malaysia, Filipina, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Panel diskusi

Salah satu highlight dari acara SEAAIR 18 ini yaitu adanya panel diskusi perwakilan dari Malaysia, Filipina, Afrika Selatan, Korea Utara, dan Vietnam. Mereka berbagi pengalaman mengenai kebijakan-kebijakan yang dijalani oleh negara mereka yang mengembangkan keahlian dan kompetensi pelajar mereka dan peran mereka dalam dunia pekerjaan.

Dalam pidatonya, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Prof Dr Bambang Soedaryono menjelaskan bahwa Indonesia memiliki masalah tersendiri dalam dunia akademik dimana para mahasiswa dan mahasiswi cenderung mengalami kesulitan dalam menulis dan mempublikasikan karya ilmiah mereka.

Acara rutin tahunan SEAAIR ini tak hanya dihadiri oleh peneliti individu dari negara anggota ASEAN, tetapi juga dari negara-negara non-anggota. “Tak saja di ASEAN tapi juga ada beberapa dari Australia, Afrika, juga Amerika,” terang  Rektor Universitas Trisakti, Ali Ghufron Mukti di Hotel Aston Marina Ancol, Jakarta Utara (26/9/2018).

Belajar budaya lain

Selain membicarakan riset, SEAAIR juga mempelajari budaya-budaya negara lain, terutama negara yang berada di kawasan ASEAN. Sebagai acara tahunan, para praktisi penelitian kelembagaan, peneliti ilmiah dan pendidikan tinggi berbagi pengalaman penelitian serta saling belajar satu sama lainnya.

Acara ini juga ajang bagi peneliti melakukan pertukaran ide baru, teknik riset yang sudah teruji, serta trik perdagangan. “Saya harap dengan konferensi ini dapat mewujudkan sinergi dan kolaborasi dalam riset, sehingga kita dapat menghasilkan solusi dan problem solver secara konsisten di dalam dunia pendidikan yang terus berevolusi,” pungkas Bambang. [*]

Foto: dokumen Universitas Trisakti