Untuk menambah jumlah dan meningkatkan kualitas keilmuan, Universitas Brawijaya kembali mengadakan prosesi pengukuhan professor. Kali ini, professor yang dikukuhkan adalah Dr Eng Mega Nur Sasongko, ST, MT dan Dr Eng Widya Wijayanti, ST, MT. Mega merupakan Profesor ke-302 dan Widya merupakan Profesor ke-303 di Universitas Brawijaya.
Permintaan energi global yang terus meningkat setiap tahun berdampak pada ketersediaan bahan baku yang menipis dengan cepat. Ditambah dengan emisi gas rumah kaca, penggunaan bahan bakar fosil dan sektor transportasi juga menyumbang permintaan energi terbesar kedua setelah industri.
Hal ini juga terjadi di Indonesia. Menurut Mega, baik sektor industri dan transportasi masih dominan dalam penyerapan energi. “Aktivitas sektor industri dan kendaraan bermotor yang terus berkembang memberikan kontribusi yang cukup besar pada peningkatan kebutuhan energi di kedua sektor tersebut,” jelasnya.
Kebijakan dan perencanaan energi dengan orientasi terkait telah menjadi agenda publik yang sangat penting dari sebagian besar negara maju dan berkembang saat ini, oleh karena itu, pemerintah mendorong pencarian dan pengembangan bahan bakar alternatif bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor.
Salah satu bahan bakar yang bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil adalah menggunakan biodiesel. Namun, biodiesel juga memiliki kendala terkait besarnya biaya untuk bahan baku dan tingginya biaya produksi, hingga ia menyoroti pemanfaatan minyak goreng bekas yang dapat digunakan sebagai bahan baku biodiesel sekaligus mengurangi biaya produksinya.
“Minyak goreng bekas akan mengurangi dampak lingkungan akibat pembuangan minyak goreng bekas yang tidak termanfaatkan dan disisi lain akan menghasilkan manfaat secara ekonomi,” imbuhnya.
Inovasi yang dihasilkan oleh Mega merupakan upaya melihat potensi minyak goreng bekas dalam uji Dropspray. “Uji teknis dropspray pada dasarnya adalah penggabungan dari dua buah metode pengujian pembakaran bahan bakar yang berupa pengujian pembakaran droplet dan spray biodiesel,” imbuh alumni Teknik Mesin UB ini.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Mega, nyala api spray solar masih lebih baik disbanding dengan biodiesel migor bekas. “Menariknya adalah, panjang api menjadi lebih pendek apabila kandungan oksigen dalan oksidator diperbesar. Konsentrasi oksigen yang tinggi dalam spray api mempercepat proses pencampuran bahan bakar dengan oksidator untuk mencapai proporsi stochiometrik, sehingga jarak pencampuran menjadi lebih pendek. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kecepatan pembakaran sehingga menghasilkan nyala yang lebih pendek,” jelas dosen di Fakultas Teknik ini.
Melihat potensi ini, Mega berharap agar masyarakat tidak membuang limbah migor bekas secara sembarangan dan masih berguna serta bermanfaat sebagai bahan baku biodiesel bahan bakar kendaraan diesel.
Inovasi riset keilmuan dalam bidang konversi energi berbasis pirolisis telah dilaksanakan. Inovasi ini berupa optimasi desain circulating bed piroliser agar proses konversi bahan bakar non fosil dapat berjalan lebih efisien.
Salah satu teknologi ramah lingkungan yang sangat prospektif untuk penguatan pasokan energi nasional tersebut adalah pirolisis. Pirolisis merupakan metode konversi energi yang ramah lingkungan, yang dapat mengubah sampah atau senyawa organik menjadi bahan bakar non fosil melalui proses termokimia.
Dalam implementasinya, menurut Widya, pirolisis dapat digunakan untuk mengkonversi sampah organik seperti biomasa maupun sampah yang sulit terurai seperti plastik untuk menghasilkan bahan bakar non fosil. “Pengembangan teknologi ini telah dibangun sejak 2008 dengan fokus penelitian phenomena transport pada proses pirolisis,” ujarnya. Hal yang patut dipenuhi dalam suatu proses konversi energi adalah ketersediaan reaktor atau device tempat berlangsungnya proses tersebut.
“Reaktor merupakan faktor yang paling penting, sehingga ketepatan desain merupakan cara untuk mengoptimalkan reaksi. Untuk itu, kami menganalisis reaktor pirolisis dalam perspektif mechanical engineering dan chemical engineering. Rekayasa reaktor pirolisis merupakan langkah penting untuk mengatur proses mulai dari pemasukan feedsctock hingga keluarnya produk yang diharapkan,” imbuh dosen yang juga mengajar di Fakultas Teknik ini.
Baca juga:
- 33 Peserta Ikuti Summer Course UB SEARCA
- Tim DM Tingkatkan Keamanan Produksi Kerapu Lewat Tenaga Surya
“Inovasi ini sangat mudah dilakukan. Dengan jumlah feedstcok yang melimpah, teknologi ini sangat potensial untuk di aplikasikan di TPA-TPA. Tidak hanya perolehan bahan bakar yang mempunyai kemiripan dengan komposisi senyawa kimia bahan bakar fosil, namun secara fisik kemiripan hasil bahan bakar juga berhasil didapatkan. Hasil pirolisis plastik LDPE yang didapatkan menunjukkan kesamaan sifat yang mendekati sifat fisik bahan bakar fosil, baik warna, densitas, nilai viskositas, flashpoint, nilai kalor, dan angka oktan”, jelasnya.
Ia berharap adanya dukungan dunia industry dan pemerintah, unutk kolaborasi dalam pemanfaatan teknologi ini. “Teknologi ini dapat diterapkan pada konversi sampah modern dengan bahan baku biomasa maupun plastik menjadi bahan bakar alternatif yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam perspektif ilmiah”, pungkasnya.
Mega dan Widya merupakan dosen di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Keduanya adalah Profesor ke-17 dan 18 yang dimiliki oleh Fakultas Teknik. Keduanya resmi menyandang gelar Profesor setelah dikukuhkan oleh Senat Akademik Universitas pada Minggu, 20 November 2022 di Gedung Samanta Krida, Universitas Brawijaya.