Keamanan digital sangat dibutuhkan untuk perlindungan keamanan komputer jaringan, perangkat elektronik, dan informasi digital dari serangan siber. Namun, tidak ada solusi tunggal untuk menjaga keamanan digital kita. Keamanan digital bukan hanya tools yang digunakan saja, tetapi tentang memahami ancaman yang kita hadapi dan cara mengatasinya.
Beberapa cara untuk mengamankan perangkat adalah selalu update software, cek browser, dan pastikan sudah pasang antivirus supaya virus malware tidak terpasang secara otomatis. Kita juga harus ketahui cara mengamankan jejak digital, karena salah satu ancaman terbesar terhadap kaum muda di situs media sosial adalah jejak digital dan reputasi masa depan mereka.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tren Aplikasi Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu, 13 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Antonius Galih Prasetyo (Sosiolog dan Penulis), Teguh Setiawan (Wartawan Senior), Aidil Wicaksono (Founder Kaizen Room), Akhmad Nasir (Direktur DOT Studio), dan Kevin Benedict (Putra Dirgantara Indonesia 2018) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Teguh Setiawan menyampaikan bahwa etika digital merupakan seperangkat norma yang didedikasikan untuk memastikan otonomi dan martabat pengguna dihormati di ruang digital. Etika digital pribadi pun harus diterapkan, yaitu bagaimana individu pengguna menghormati hak satu sama lain untuk menentukan nasib sendiri di ruang digital.
“Adapun beberapa kewajiban moral etika digital, seperti memperhatikan bagaimana pilihan Anda memengaruhi orang lain, pikirkan apakah suatu yang akan di-share akan berpengaruh pada orang lain, dan bayangkan jika Anda berada dalam posisi mereka dan melihat posting-an Anda. Ingat bahwa keputusan Anda secara online dapat berdampak luas karena jangkauan internet yang begitu luas pula,” jelasnya.
Kevin Benedict selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kini pendidikan banyak dilakukan secara online. Juga banyak wadah untuk berbisnis di dunia maya. Kalau dari segi negatifnya yang ia lihat banyak sekali berita yang cenderung tidak penting. Hal yang menjadi tujuan utama kita dalam memanfaatkan media digital adalah dapat berinteraksi, mendekatkan yang jauh, tetapi tentunya secara positif.
Salah satu peserta bernama Hilyah Amaliah menyampaikan, “Bagaimana strategi dalam membangun kesadaran etika digital di era saat ini? Bagaimana memasukkan rasionalitas ke media sosial di era digital saat ini? Karena masyarakat Indonesia saat ini banyak tidak menghargai konten orang lain, seperti mencuri karya orang lain, menggunakan karya orang lain tanpa meminta izin, memberikan komentar komentar rasis dan bullying hanya karena mereka mempunyai selera dan pendapat yang berbeda akan suatu konten?”
Teguh Setiawan menjawab, hal yang menjadi persoalan setiap individu adalah apakah ia sudah menerapkan literasi digital. Hal yang paling mudah dilakukan adalah menyebarkan mengenai literasi digital kepada orang lain. Bisa dimulai dari lingkungan paling kecil dengan berdiskusi secara offline terlebih dulu.
“Mulai dengan anak dengan orangtua dan adik–adik, setelah itu baru kita keluar ke lingkungan kita bergaul dan memberikan pengalaman pada mereka, bahwa tidak semua yang terjadi di media sosial itu sehat untuk mental kita,” jawabnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]