Literasi digital adalah kecakapan menggunakan internet, kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif. Kecakapan digital adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital.

Indikator kecakapan digital yaitu lanskap digital, mesin pencari, aplikasi percakapan dan medsos, dompet digital, loka pasar, dan transaksi digital. Fungsi media sosial yang banyak digunakan sehari-hari adalah untuk bersosialisasi dan berjejaring, ekspresi dan aktualisasi diri, serta untuk bisnis (penjualan dan layanan konsumen).

Sebagai pengguna dan produsen konten, kita harus mampu memilih media sosial yang representatif, kelola secara konsisten, sadari rekam jejak digital, perhatian konsistensi dan kreativitas, serta selalu perhatikan jenama personal.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tren Aplikasi Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu, 13 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Reza Sukma Nugraha (Dosen Universitas Sebelas Maret),  A Zulchaidir Ashary (Pena Enterprise), Sigit Widodo (Internet Development Institute), Anggun Puspitasari (Dosen Hubungan International Universitas Budi Luhur Jakarta), dan Michelle Wanda (Aktris) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Sigit Widodo menyampaikan bahwa penduduk Indonesia yang rutin mengakses internet di pedesaan sekitar 40,32 persen, di perkotaan 64,25 persen, dan di seluruh Indonesia sebesar 53,73 persen. Tren 2021 ada tiga aplikasi yang popular, yaitu digital banking dan fintech, mobile gaming, serta e-commerce.

Terkait penggunaan aplikasi di Asia Tenggara, Indonesia sudah menjadi juaranya. Aplikasi berbasis mobile hampir semuanya basisnya di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa ke depannya Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk menumbuhkan aplikasi. Digital banking mengalami peningkatan yang besar dari 2020 akibat pandemi.

“Banyak yang membeli kebutuhan sehari-hari via online, hampir semua aplikasi menyediakan layanan untuk membeli kebutuhan sehari-hari secara online. Terjadi lonjakan pembelian kebutuhan sehari-hari, dan tahun depan pembelian kebutuhan sehari-hari secara online akan mencapai 169,4 miliar dollar AS,” jelasnya.

Michelle Wanda selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kita harus bisa membangun ekosistem yang baik di dunia digital, dengan sharing yang baik-baik dan jangan hanya menyimpannya untuk diri kita sendiri. Literasi digital adalah kuncinya agar kita dapat ketahui mana yang baik dan tidak baik.

Jangan sampai ada aplikasi yang bagus tidak kita share dengan sesama, tetapi giliran hoaks justru kita share. Ia mengatakan, dirinya menggunakan adblock supaya tidak ada iklan macam-macam karena menyadari bisa terkena virus. Dengan banyaknya aplikasi yang ditawarkan ini memberikan pilihan yang baik untuk kita, maka pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan dan berguna bagi kita dan sesama.

Kita harus ingat untuk membaca terlebih dulu apa yang diakses, dan kita harus selalu berhati-hati dan memproteksi diri kita dengan meningkatkan literasi digital kita. Jangan malas mengganti password akun sosial media, jangan pernah share data pribadi, dan harus selalu berhati-hati dengan data diri kita.

Salah satu peserta bernama Savnasya Nilasari menyampaikan, anak usia belasan tahun cukup rentan dengan hal-hal yang tidak benar. Bisa dikatakan kurang beretika, kurang sopan santun, dan sebagainya, terutama terkait sekarang pembelajaran dilakukan secara jarak jauh.

“Lalu seberapa pentingkah kolaborasi antara peran orangtua dan tenaga pendidik bagi peserta didik dalam menanamkan karakter dan etika (sopan santun) baik di dunia nyata maupun dalam berdigital?” tanyanya.

A Zulchaidir Ashary menjawab, “Terkait dengan kolaborasi antara orangtua dan tenaga pendidik, ada salah satu hal yang menjadi kesedihan bagi kita semua, bahwa begitu banyak anak-anak yang terjerat cyberbullying. Jika adik-adik kita tidak berhati-hati maka akan mengganggu secara fisik dan mental, sehingga kolaborasi antara orangtua dan guru sangat penting dan bahkan kesehatan mental menjadi hal yang wajib untuk diperhatikan.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]