Untuk yang sudah familier dengan beach club ikonik, Potato Head Bali, bersiaplah karena bulan ini hadir Potato Head Studios. Untuk merayakannya, tersedia kesempatan untuk menginap di Desa Potato Head hanya dengan 100 dollar AS per malam. Program ini berlangsung hingga 12 Desember 2019 untuk periode inap kapan pun pada 2020.
Bulan ini, Desa Potato Head—yang masih dalam tahap pengerjaan—dibuka untuk publik dengan fungsi menawarkan pengalaman multidimensional dan membawa kembali beberapa hal yang mulai terlupakan di Pulau Dewata, seperti hiburan seni dan kultur Indonesia yang berbasis dualisme. Tentunya hal tersebut juga dibungkus dengan estetika desain yang kreatif dan ramah lingkungan, sejalan dengan mantra Potato Head, “Good Times, Do Good”.
Sebuah bangunan pinggir pantai sebesar 24.000 meter kubik yang disebut creative centre adalah properti baru yang menjadi evolusi berkelanjutan Potato Head dari proyek revolusioner satu dekade Ronald Akili (CEO Potato Head Family). Didesain oleh arsitek David Gianotten dari instansi arsitektural kenamaan asal Belanda, OMA, Desa Potato Head berfungsi sebagai akses bagi para kreator untuk bertukar informasi dan berkreasi serta terinspirasi karena terletak tepat di pinggir pantai—tempat terindah untuk menikmati terbenamnya matahari sore.
Saat menjejakkan kaki di Creative Centre, pengunjung akan bertemu area outdoor luas berlatarkan laut. Di lantai ini, acara-acara bertema kultural akan digelar dan siapa pun dapat berkunjung ke area publik, seperti Akademi yang digunakan untuk workshop edukatif anak-anak dan Circle Store—toko barang-barang ramah lingkungan yang dikurasi.
Pengunjung juga dapat bersantai di bar yang dilengkapi oleh infinity pool yang terletak tepat di Pantai Petitenget sambil menunggu sunset. Setelah itu, sebuah restoran vegan yang terinspirasi dari masakan Indonesia, Tanaman, dapat menjadi destinasi santap malam.
Menuju ke atas, penggiat dan pencinta seni dapat mengakses galeri dan rooftop art park yang akan menjadi sarang bagi karya-karya dan instalasi-instalasi seniman kontemporer Indonesia dan luar negeri.
Nah, bagi yang ingin tidur di desa, Potato Head Studio menawarkan studio-studio berukuran 36 hingga 72 meter kubik yang didesain menggunakan bahan-bahan natural dan ramah lingkungan. Tiap studio dilengkapi oleh furnitur dan amenity yang terbuat dari bahan organik bahkan berasal dari sampah plastik, seperti kursi buatan desainer interior asal Inggris, Max Lamb, yang terbuat dari 833 botol plastik dan sandal yang dibuat dari sabut kelapa dan bambu.
Dari segi eksterior, bata kemerahan yang melingkupi lorong-lorong di sekitar kamar didesain menyerupai kalender Bali atau yang disebut Tika dan terbuat dari bata-bata yang tersisa dari pembangunan Katamama Suites tiga tahun yang lalu.
Di mana lagi Anda dapat menemukan tempat bersantai (dan tinggal) di pusat kreatif yang berlokasi di tengah Seminyak sambil berbuat baik bagi bumi? Akses informasi lebih lanjut mengenai acara-acara seru di Desa Potato Head tersedia di situs web potatohead.co atau @potatoheadbali. Desa Potato Head, Jalan Petitenget 51B, Bali. [*]