Pendidikan online yang kini diterapkan karena adanya kondisi pandemi sudah dimulai sejak pendidikan dini seperti dari PAUD hingga tingkat perkuliahan. Hal yang harus dipahami adalah bahwa literasi membaca di Indonesia sejak dulu lebih enak dengan bertatap muka, dan hal ini menjadi tantangan, terutama bagi orang tua yang ikut menemani anak untuk belajar online.
Padahal, kini banyak metode daring yang dapat bermanfaat dalam mendukung dan menjadi solusi untuk anak-anak yang sesuai dengan cara pembelajarannya masing-masing, seperti melalui bentuk visual. Maka itu, para orang tua dan pelajar pun butuh membekali diri mengenai literasi digital agar dapat mengawasi penggunaan media digital oleh anak.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Pelajar Berprestasi di Era Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu, 1 September 2021 pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani, S.Sos., M.A.P. (Dosen Universitas Ngurah Rai & IAPA), Dr. Rahmawati, M.M., C.P.S. (Trainer Making Indonesia 4.0 & LEMHANNAS RI), Dewi Rahmawati S.Kom (Product Manager Localin), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, S.T. (Digital Designer & Photographer), dan Gina Sinaga (Public Speaker & Founder @wellness__worthy) selaku narasumber.
Pemanfaatan internet
Dalam pemaparannya, Dr. Rahmawati, M.M., C.P.S. menyampaikan, “Saat ini tentunya kita tidak bisa lepas dari perangkat digital seperti smartphone dan perangkat digital lainnya. Kita tidak bisa menghindari dan menghentikan perubahan ini karena ini merupakan suatu keharusan. Produktivitas, kreativitas, dan go international didorong di masa pandemi yang membuat kita menjadi serba digital atau proses yang dinamakan Making Indonesia 4.0.”
Data menunjukkan, kemampuan Generasi Alpha dan Millennial saat ini memanfaatkan internet dalam proses pembelajaran masih rendah (54,2 persen pada 2019) jika dibandingkan untuk bermedia sosial (75,8 persen). Di era digital harus tetap bisa berprestasi di dunia pendidikan. Proses pembelajaran jarak jauh secara massal di Indonesia dirasakan oleh 3,4 juta guru, 56 juta peserta didik, serta tersebar di 407.000 sekolah dari penjuru negeri. Belajar online tidak seharusnya mengurangi prestasi dan produktivitas pendidikan kita, dan salah satu cara untuk melawan hal tersebut adalah menerapkan pendidikan berkarakter untuk menciptakan generasi anak bangsa yang mengacu pada nilai-nilai budaya Indonesia dari manapun dan kapan pun di ruang digital.
Gina Sinaga selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, untuk bisa terus termotivasi dalam berkarya dan produktif, ia selalu ingat untuk menjadi sosok yang bermanfaat, dan berinsipirasi. Walau begitu, kita sebaiknya jangan terfokus untuk menjadi terkenal saja, kita harus percaya dengan rezeki yang diberikan oleh Tuhan dan nantinya usaha kerja keras akan berbuah.
Kita harus lepas semua rasa insecurity, overthinking, rasa takut, dan jadilah berani untuk bertindak sesuatu dan berkarya. Ketika merasa demotivasi, yang bisa dilakukan adalah tarik napas dalam-dalam, jauhkan diri dari layar atau perangkat, dan lakukan hal yang diminati. Istirahat itu memang perlu, karena kadang untuk bisa re-connect kita harus disconnect terlebih dahulu. Usaha tidak akan mengkhianati hasil, semua merupakan proses yang tidak bisa instan saja.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Monica Dian Ekasari menyampaikan pertanyaan, “Apa cara terbaik untuk membagun etika digital di kalangan pelajar? Saya melihat sendiri bahwa banyak siswa yang tidak terlalu memiliki etika yag baik ketika bertanya kepada gurunya, khususnya melalui WA.”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr. Rahmawati, M.M., C.P.S. “Kita yang saat ini tidak bisa bertemu langsung dan hanya bisa melalui layar saja, dan perlu dipahami bahwa hal tersebut membuat anak merasa dapat bicara apa saja, karena jika berbicara langsung bisa saja merasa canggung, grogi, atau salting. Saat ini melalui program literasi digital dapat ikut mengedukasi akan pentingnya etika. Dapat juga memanfaatkan media sosial untuk bisa membantu mengedukasi ke orang banyak dan juga anak-anak mengenai etika digital.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.