Setiap perusahaan tidak bisa dilepaskan dengan perjalanan bisnis. Semakin sering perjalanan dilakukan, berarti bisnis tumbuh produktif. Sayangnya, pengeluaran perusahaan kerap membengkak. Untuk itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasinya.

Keterbatasan kendaraan operasional sering jadi masalah perjalanan bisnis. Kendaraan yang sudah dijadwalkan penggunaannya sering terlambat datang. Pertemuan dengan klien jadi terlambat.
Perusahaan tentunya juga harus menanggung banyak biaya untuk kendaraan operasional. Kemacetan dan intensitas penggunaan membuat biaya perawatan cukup tinggi, belum lagi biaya surat-surat setiap tahunnya.

Kerja sama dengan penyedia transportasi juga tidak menyelesaikan masalah. Selain biayanya yang cukup mahal, penggunaan voucer kerap disalah­gunakan karyawan sehingga biaya menjadi boros. Jika menggunakan sistem reimburse, karyawan harus direpotkan dengan setruk bukti bayar dan bagian HRGA harus repot membuat laporan.

Pengalaman itulah yang ingin dijawab oleh Grab melalui layanan teranyarnya, Grab for Business. Layanan ini dihadirkan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan, baik bagi karyawan maupun perusahaan.

“Kami menyebutnya solusi digital dengan tiga value proposition yang diberikan kepada korporat, yaitu produktivitas, efisiensi biaya, dan kontrol,” ujar Head of Grab for Business Roy Nugroho.
Dengan Grab for Business, perusahaan bisa memantau dari portal khusus. Divisi HR atau GA cukup mendaftarkan e-mail setiap karyawan yang memang berhak melakukan perjalanan bisnis atau pengiriman barang.

Dari situ, tim HR atau GA bisa melihat dan mencetak consolidated report dari setiap orang yang melakukan perjalanan. Dari sisi karyawan, cukup menggunakan aplikasi Grab, tetapi dengan mengubahnya menjadi ke Grab for Business untuk keperluan corporate billing.

“Riset internal kami menyebutkan, dengan menggunakan Grab for Business, perusahaan bisa menghemat hingga 58 persen dibandingkan dengan kendaraan operasional. Sedangkan jika dibandingkan dengan penggunaan penyedia transportasi umum, penghematannya berkisar antara 12 hingga 35 persen,” ujarnya.

Mendukung pekerja lepas

Grab tidak hanya mendukung korporasi, tetapi juga pekerja informal melalui fitur Business Profile. Anda yang bekerja sebagai wirausaha, MC, content creator, agen asuransi, dan lainnya bisa menggunakan fitur ini untuk memisahkan pengeluaran untuk pekerjaan dan personal. Layaknya, kartu kredit, Anda bisa mendapatkan e-statement yang bisa diatur periode penerbitannya.

Jika perusahaan harus mendaftarkan diri ke Grab for Business lewat situs web, Business Profile ini bisa langsung didaftarkan lewat aplikasi ponsel. Hal ini dikatakan oleh ID GfB Marketing, Product and Operation Manager Indonesia Pramita Wardani.

“Menariknya, Anda bisa menggunakan layanan Grab personal, Business Profile, dan Grab for Business sekaligus. Asalkan, ketiganya didaftarkan dengan alamat e-mail yang berbeda,” katanya.

Grab Gifts

Satu inovasi lagi yang dihadirkan Grab untuk mendukung bisnis adalah Grab Gifts, voucer super yang berfungsi memotong biaya perjalanan, pengiriman barang, maupun pemesanan makanan. Bentuknya bisa dibeli dalam bentuk fisik maupun digital dengan beragam denominasi.

Roy mengatakan, Grab Gifts sudah dipakai banyak perusahaan untuk dijadikan rewards karyawan, client recognition, ataupun gimmick marketing, misalnya akuisisi pelanggan baru. “Grab Gifts penggunaannya luas. Tidak hanya untuk belanja seperti voucer lainnya dan bisa dipakai di 224 kota, dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, tingkat redemption-nya tinggi.”

Saat ini, Grab sedang berusaha agar Grab Gifts bisa dibeli melalui banyak kanal pembelian. Roy mengungkapkan, pihaknya sedang menjajaki kerja sama dengan e-commerce. “Harapannya, Grab Gifts bisa dibeli, bahkan di toko-toko retail agar lebih mudah dijangkau banyak orang,” pungkasnya. [IKLAN/*]

Foto: Shutterstock.com

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 24 September 2019.