“Update status dulu neehhh.…” Begitulah ujaran mahasiswa dalam ruang belajar program Teknologi Energi. Seruan ini terdengar sebagai bagian dari asyiknya proses perkuliahan di kelas.
Tidak hanya itu, keseruan juga dialami oleh mahasiswa Arsitektur saat belajar sejarah arsitektur klasik karena sembari bermain online game Assassins’s Creed. Beginilah penggalan pengalaman belajar yang asyik dari beberapa kelas yang menerapkan Soegijapranata Learning Model (SLM), sebuah model pembelajaran dari Unika Soegijapranata Semarang.
Model belajar khas, SLM
Tentu masih segar dalam ingatan, betapa riuhnya jagat berita dan media sosial kala pengumuman hasil ujian penerimaan mahasiswa baru. Pada sisi lain tentu ini menunjukkan semangat insan muda Indonesia dalam meraih pendidikan tinggi. Melihat hal ini, menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan orang muda yang siap membangun negeri.
Berdasar pada pemikiran bahwa perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan mahasiswa yang paham ilmu pengetahuan dan teknologi secara teoretik, melainkan juga menghasilkan pribadi yang memiliki daya juang dan mampu terlibat dalam menjawab kebutuhan zaman, maka pendidikan di perguruan tinggi adalah juga sebagai proses pengembangan karakter pribadi.
Untuk itu, Unika Soegijapranata mengembangkan model belajar yang khas. Pada model belajar yang sudah diuji coba sejak semester Genap 2021/2022 ini, SLM diharapkan mampu membangun suasana belajar yang menyenangkan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh sivitas akademika.
Prinsip dasar model belajar ini adalah menyiapkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan di bidangnya dengan kedewasaan moral melalui cara dan proses pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sehingga proses belajar menjadi menyenangkan. Maka tidak heran bila dalam proses pembelajaran di Unika Soegijapranata akan ditemukan celetukan riang dari para mahasiswa.
Kuliah asyik dengan SLM
Bagaimana menemukan kegembiraan dalam proses belajar di Unika Soegijapranata? Adanya SLM tidak menghilangkan kurikulum yang sudah ada. Model belajar ini menekankan bahwa mahasiswa adalah sebagai pembelajar aktif dan dosen sebagai fasilitator.
Di sini dosen diharapkan hanya memakai waktu maksimal 50 persen dari total waktu tatap muka, yang biasanya diisi dengan presentasi materi, dan separuh lainnya adalah aktivitas mahasiswa. Tak hanya itu, setiap mata kuliah yang menerapkan SLM, juga menghadirkan alumni atau praktisi. Dengan demikian, mahasiswa memiliki informasi aplikasi kontekstual di lapangan terkait mata kuliah tersebut.
Mendatangkan alumni nyatanya mampu memberikan gambaran utuh bagi mahasiswa mengenai penerapan ilmu pengetahuan pada situasi konkret dunia kerja. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan secara teoretik, melainkan juga memahami penerapan teori-teori tersebut. Bagi mahasiswa hal ini kemudian menjadi masuk akal dan mudah diterima. Di lain sisi, mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar nyata yang kontekstual dan berbeda dibandingkan model belajar ceramah yang dilakukan oleh dosen.
Mengacu pada proses pendidikan sebagai proses pengembangan karakter, pada mata kuliah yang menerapkan SLM, juga diberikan penguatan pada nilai Kritis, Kreatif, Visioner, Peduli, dan Tangguh (KKVPT). Lima sari nilai Soegijapranata yang dihidupi bersama oleh seluruh sivitas akademika Unika Soegijapranata dalam berbagai aktivitas akademik.
Nilai Kritis diperoleh melalui pemberian tugas yang merangsang mahasiswa agar mampu memahami teori melalui realitas lapangan. Kreatif diperoleh dengan mendorong mahasiswa agar menawarkan pilihan solutif bagi permasalahan yang terjadi. Visioner diperoleh dari mendorong mahasiswa untuk memiliki wawasan jangka panjang mengenai pilihan solusi yang telah ditawarkan. Sedangkan pemberian tugas yang menstimulasi mahasiswa untuk berlatih empati dan toleransi dilakukan untuk menguatkan nilai Peduli. Adapun memberikan tugas yang menantang tapi manusiawi bagi mahasiswa akan menumbuhkan semangat ketangguhan.
Penguatan lima nilai ini tidak hanya dihidupi oleh mahasiswa, tapi dosen juga dituntut untuk menjadi role-model KKVPT. Dengan kekuatan nilai KKVPT dalam Soegijapranata Learning Model, mahasiswa diharapkan mampu mewujudkan dirinya menjadi pribadi yang berdaya juang tinggi, berpengetahuan memadai, dan siap memimpin di masyarakat.
Info SLM dan MBKM dapat diakses di www.unika.ac.id. [Marketing Communication Unika Soegijapranata Semarang]