Para siswa Sekolah Sinarmas World Academy (SWA) bahu-membahu membantu tenaga medis di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melawan virus Covid-19 dengan menyisihkan uang tabungan.
Melalui program donasi #SWAuntukINDONESIA, terkumpul donasi lebih dari Rp 120 juta untuk pengadaan alat pelindung diri (APD). Selanjutnya, APD ini disumbangkan ke Eka Hospital BSD dan rumah sakit lainnya melalui posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemerintah Kota Tangerang Selatan serta Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pemprov DKI Jakarta.
Donasi APD diserahkan langsung oleh Board Chairman SWA Anton Mailoa dan General Manager SWA Deddy Djaja Ria kepada Commercial Director Eka Hospital Dr James Carlos dan Chief Operating Office Eka Hospital drg Rina Setiawati.
“Gerakan #SWAuntukINDONESIA ini menjadi wadah kepedulian komunitas kami terhadap pengabdian tenaga medis. Tidak hanya orang dewasa, tetapi kita melihat murid kami ikut menyumbangkan uang tabungan mereka untuk membantu pengadaan APD ini. Sungguh suatu kebanggaan melihat siswa memiliki kepedulian dan nilai kemanusiaan yang kuat meskipun mereka masih terbilang muda,” Jelas Deddy.
Salah seorang siswa SWA, Daniel Sawai, mengaku merasa bertanggung jawab untuk dapat membantu para tenaga medis melalui pengadaan APD.
“ Saya merasa sangat bersyukur berada di komunitas yang peduli dengan situasi saat ini. Kepedulian dan semangat ini yang memungkinkan saya dapat ikut menyalurkan APD untuk tenaga medis. Dalam situasi ini, kita saling menjaga satu sama lain,” tambah Daniel.
Dwi Haryani, salah satu orangtua siswa yang ikut berpartisipasi dalam #SWAuntukINDONESIA, mendukung keaktifan komunitas sekolah dalam berkontribusi melawan Covid-19.
“Inisiatif seperti ini mengajarkan anak untuk berempati, menempatkan posisi kita di posisi orang lain. Kita diingatkan untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Memberi bukan karena kita merasa lebih, melainkan karena kita merasakan apa yang mereka rasakan,” tambahnya.
Pengadaan APD sangat dibutuhkan oleh tenaga medis, terlebih lagi dengan bertambahnya jumlah pasien positif yang harus ditangani di IGD. Drg Rina menjelaskan, APD yang dikenakan dokter terutama yang bertugas di IGD sangat mudah dan sering terkena percikan darah, ludah, atau cairan tubuh pasien sehingga perlu secara lebih intens untuk mengganti APD mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk rumah sakit memiliki cukup APD.
“Selama masa pandemi Covid-19 ini, kami merasakan begitu besar dukungan komunitas dan masyarakat terhadap rumah sakit dan para tenaga kesehatan. Banyak hal yang tidak pernah kami bayangkan akan kami terima. Komunitas memberikannya sebagai bentuk perhatian dan peran serta mereka memerangi Covid-19. Kami sangat berterima kasih atas semua yang diberikan,” ujar drg Rina. [AYA]