Hari Guru Sedunia diperingati pada 5 Oktober untuk mengingatkan akan besarnya jasa guru. Tahun ini, UNESCO memilih tema “Teachers: Leading in Crisis, Reimagining The Future” 2020, sebagai apresiasi perjuangan guru yang sangat luar biasa di tengah pandemi Covid-19.
Pada hari spesial ini, murid sekolah Sinarmas World Academy (SWA) memberi apresiasi kepada guru-guru dengan membuat video ucapan terima kasih dan menyiapkan paket manis berisikan personalized buku tulis, clutch, masker dan surat ucapan terima kasih.
Sejak terjadi penyebaran virus Covid-19 yang menggemparkan dunia, seluruh kehidupan terdampak, dan tidak terkecuali dunia pendidikan. Pada puncaknya, hampir seluruh dunia melakukan penutupan sekolah, dan pembelajaran tatap muka beralih ke pembelajaran daring, yang menurut data UNESCO, secara langsung memengaruhi 1,6 miliar siswa dan 63 juta guru di seluruh dunia.
Dalam peralihan menjadi pembelajaran daring, guru dihadapkan dengan tantangan baru yang mengharuskan mereka beradaptasi dengan cepat. Kreativitas, kepedulian, pemikiran strategis, dan sikap kepemimpinan para guru ditantang ketika mereka harus secara cepat memodifikasi kurikulum dan mengadaptasi rencana pelajaran untuk dapat dilakukan secara daring.
Untuk menciptakan suasana belajar baru yang memastikan sistem pembelajaran tetap berjalan dengan melibatkan setiap murid, merupakan tanggung jawab besar para guru di seluruh dunia. Bukan suatu hal mudah untuk dilakukan, terlebih lagi pada waktu yang sangat singkat.
UNESCO, melalui paparan yang diberikan untuk Hari Guru Sedunia 2020, mengakui bahwa para pejuang garis depan sektor pendidikan telah berhasil menunjukkan kapasitas dan kreativitas yang luar biasa dalam beradaptasi dengan situasi krisis yang masih belum berakhir ini. Mereka masih terus berjuang melakukan inovasi dalam mendidik anak-anak dan remaja untuk bisa tetap memperoleh pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan.
Perjuangan yang sama juga dihadapi oleh guru SWA, yang telah menerapkan pembelajaran daring lebih dari 6 bulan semenjak penyebaran Covid-19 di Indonesia. Salah satu guru kelas prasekolah SWA, Rubeliza Sicorsicon, mengaku meski dirinya mengerti dan mendukung keputusan untuk pembelajaran daring yang diberlakukan akibat pandemi, situasi ini tidaklah mudah, terutama untuk murid-muridnya yang masih usia prasekolah.
“Anak-anak prasekolah berada pada usia krusial yang harus terus mendapatkan simulasi, sangat mudah bosan. Karena itu, saya serius mempelajari jurnal-jurnal pedagogi yang ada tentang strategi mengadakan kelas online untuk anak-anak,” jelas Rubeliza tentang persiapan matang yang dilakukan untuk kelas daring.
“Guru harus lebih aktif, lebih energik, lebih ekspresif, dan yang pasti lebih kreatif dalam melakukan kegiatan daring untuk anak-anak. Penggunaan berbagai material, seperti boneka dan kostum, menjadi salah satu strategi para guru untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik lagi. Murid dapat menangkap energi guru meski daring. Saat guru tidak semangat, mereka pun akan kehilangan semangat untuk memperhatikan. Kami, para guru, harus terus menginspirasi, berinovasi, dan mengevaluasi agar anak-anak dapat tetap berkembang dan belajar secara efektif meskipun jarak jauh,” tambah Rubeliza.
Meski teknologi pada era modern mempermudah pembelajaran daring, kunci keberhasilan pembelajaran masih berada di tangan guru, mengutip Pakar pendidikan Universitas Brawijaya, Aulia Luqman Aziz pada Hari Pendidikan Nasional 2020 lalu, “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi.”
Perjuangan dan kerja keras para guru tidak sia-sia dan dirasakan hasilnya oleh para murid dan orangtua. Salah satu orangtua SWA, Dwi Haryani, mengaku perubahan sistem pembelajaran ini memang mengejutkan pada awalnya. Namun, dirinya sangat menghargai kerja keras dan upaya para guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, terutama untuk anaknya yang masih di sekolah dasar.
“Suasana belajar online SWA ternyata bisa dibuat sedemikian rupa sehingga tetap menyenangkan dan putri saya sangat menyukainya. Guru-guru sangat intens memberikan perhatian kepada setiap murid, kooperatif, pengertian, dan sabar. Mereka disiplin, tetapi pada saat yang sama mereka juga sangat menyenangkan dan pengertian,” aku Dwi tentang putrinya menikmati pembelajaran daring berkat guru-guru yang sangat energik dan kreatif.
“Bagi saya, guru adalah sosok luar biasa karena mereka dapat tetap berbagi ilmu pada saat mereka juga harus beradaptasi dengan situasi pandemi ini. Mereka berhasil mendorong saya menjadi versi diri yang terbaik, tanpa membuat saya terbebani dan tertekan. Pada saat pandemi ini, saya benar-benar merasakan betapa pengertiannya guru-guru saya,” ucap Keke, salah satu siswi kelas 11 SWA.
“Pada hari yang spesial ini, saya mau berterima kasih pada seluruh guru saya, yang setiap hari menyambut kami, muridnya, dengan senyuman hangat. Guru, ketahuilah, senyuman dan energi kalian kami rasakan meskipun secara daring, itulah yang menjadi motivasi kami untuk tetap semangat belajar setiap harinya. Tanpa kalian, kami tidak akan bisa melangkah sejauh ini,” tambah Keke.
Tak terukur lagi betapa berjasanya guru bagi kemajuan pendidikan anak-anak di dunia, terutama pada masa pandemi ini. Tanpa perjuangan mereka yang tidak mengenal kata menyerah, dampak pandemi terhadap perkembangan pendidikan anak-anak akan jauh lebih menyeramkan. “Mereka (guru) sungguh luar biasa” tambah Dwi.
Bagi seluruh guru di dunia, terima kasih atas semangat dan perjuangan kalian dalam memimpin pendidikan untuk terus maju dalam situasi dan kondisi apa pun, dan dalam membentuk masa depan yang lebih baik. Guru, Selamat Hari Guru Sedunia!