Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Tetap Fresh dan Anti Stress saat Belajar Online dari Rumah”. Webinar yang digelar pada Senin (20/9/2021) di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Tb Ai Munandar – Dekan FTI Universitas Serang Raya Banten, Devi Adriyanti – Penulis dan Dosen Univ. Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Kiai M. Jadul Maula – Penulis & Budayawan dan Sofyan Wijaya, S.T. – Founder ATSoft, CV. ATSOFT Teknologi.
Belajar online
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Tb Ai Munandar membuka webinar dengan mengatakan, pembelajaran online tidak hanya memindahkan proses tatap muka menggunakan aplikasi digital dengan disertai tugas-tugas yang menumpuk.
“Guru mempersiapkan materi belajar dengan menggabungkan video, animasi, gambar atau ilustrasi menarik serta interaktif. Inovasi dalam membuat media pembelajaran. Optimalkan mesin pencari informasi situs,” katanya.
Menurutnya, pemberlakukan sistem belajar online yang mendadak, membuat sebagian besar pendidik kaget. Padahal, guru harus punya perlengkapan pembelajaran online. Ketimpangan infrastruktur digital antara kota besar dan daerah, harus di jembatan dengan kebijakan teknologi informasi untuk daerah yang kekurangan.
Devi Adriyanti menambahkan, kendala orang tua dalam mendampingi anak belajar di era pandemi yaitu anak tidak fokus, cepat jenuh dan bosan, konsentrasi gampang sekali beralih, orang tua tidak menguasai materi pelajaran, orang tua tidak punya kompetensi pedagogik dan literasi digital.
“Yang harus disadari orang tua dalam mendampingi anak belajar dari rumah adalah situasi darurat. Pendampingan harus disesuaikan, supaya anak tidak tambah stres. Belajar adalah proses bertahap yang dilalui anak dari tidak tahu menjadi tahu. Belajar bukan sekadar menjawab soal dan dapat nilai. Orang tua harus belajar cepat tentang pedagang sederhana dan teknologi digital,” tuturnya.
Tidak stres
Tips-tips praktis dalam mendampingi anak belajar di rumah agar tidak stres yakni bangun suasana harmonis dan dialogis dalam keluarga, kenali cara belajar anak, apakah dia lebih senang mendengar, menyimak, lebih senang dikawal atau dibiarkan sendirian. Cari tahu cara mengajar yang sesuai. Konsultasi dengan guru.
Kiai M. Jadul Maula turut menjelaskan, tantangan besar kita dewasa ini yaitu dampak pandemi global bagi keberlangsungan hidup manusia dimana pendidikan saat ini adalah dari dan di dalam rumah, serta metode jarak jauh (daring).
“Mengatasi stres saat belajar di rumah yakni kenali gejala stres seperti fisik, kognitif, emosi, perilaku. Lakukan manajemen stres, ubah stres. Menjaga fresh, cari spot belajar yang nyaman, perbanyak interaksi dengan teman dan keluarga, menjaga pola tidur, mengatur pola makan, refreshing,” jelasnya.
Sebagai pembicara terakhir, Sofyan Wijaya mngatakan, langkah melindungi identitas digital yaitu pastikan memilih menggunakan identitas asli atau samaran saat mengelola akun platform digital serta bertanggung jawab atas pilihan tersebut.
“Lalu, amankan identitas utama yakni alamat surat elektronik yang kita gunakan untuk mendaftar suatu platform digital. Hati-hati mengunggah data pribadi di platform digital, hindari membagi data pribadi kita, hindari membagi data pribadi milik orang lain, waspada menggunakan free wifi,” ungkapnya.
Tanggung jawab bersama
Dalam sesi KOL, Cinthia Karani mengatakan, dampak positif dari internet banyak sekali. “Sekarang semua bisa diupdate melalui dunia digital, dengan sosial media. Mengenai belajar online, kita harus ubah cara belajarnya mungkin lebih fokus,” katanya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Putra Purnama menanyakan seputar koordinasi yang harus dilakukan antara guru dan orangtua agar tercapai keberhasilan pendidikan si anak.
“Yang pertama yang harus kita garis bawahi adalah bahwa pendidikan itu tanggung jawab bersama, jadi bukan hanya tanggung jawab guru tetapi tanggung jawab orang tua kemudian guru kemudian pihak yang terkait dalam hal ini bisa sekolah dan juga stakeholder,” jawab TB.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.