Penting bagi pengguna media digital untuk dapat bertanggung jawab dan membatasi diri saat berselancar di internet. Misalnya ada yang menyampaikan kata-kata negatif kepada kita di media sosial, kita bisa berkaca dulu terhadap diri sendiri; bisa jadi ada hal yang kita tampilkan secara negatif sebelumnya. Sebaiknya, selama komen atau pesannya tidak terlalu kasar atau menyinggung perasaan, kita bisa anggap itu sebagai saran saja.

Kita dapat membalas komen dengan bahasa yang elegan, santai,dan tetap bijak agar menunjukkan bahwa orang yang memberikan komen tidak mempengaruhi kita secara negatif. Lalu bagaimana jika kita yang salah kritik atau komen? Tentunya hal yang baik untuk dilakukan adalah meminta maaf.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Selasa, 7 September 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dr. Delly Maulana, M.P.A. (Dosen Universitas Serang Raya & IAPA), Murniandhany Ayusari (Content Writer Jaring Pasar Nusantara), Ari Ujianto (Penggiat Advokasi Sosial), Dr. Dwi Harsono, M.P.A., M.A. (Dosen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial UNY), dan drg. Stephanie Cecilia, M.I.Kom. (Founder Mediccation.id, Putri Indonesia DKI Jakarta 1 2020 & 2nd Runner Up Miss Grand Indonesia 2018) selaku narasumber.

Pentingnya etika

Dalam pemaparannya, Murniandhany Ayusari menyampaikan informasi penting bahwa “Mengapa etika itu penting? Etika memiliki peranan yang penting bagi seorang dalam membangun hubungan, kepercayaan dan hingga membentuk juga citra yang baik. Terkait itu, ada juga netiket, yaitu etika dalam berjejaring di dunia maya. Netiket tersebut dibawa pada saat menggunakan internet, dari email yang bersifat personal hingga forum digital seperti forum board, social networking, dan lain sebagainya.”

”Contoh beretika misalnya jika ingin share informasi, pikirkan dulu apakah itu sudah benar dan apakah informasi itu bermanfaat. Jika jawabannya iya, maka baru bisa kalian sebar. Jika ingin mendalami sebuah berita, perlu amati dulu penulis beritanya, apakah memang ahlinya atau bukan. Lalu carilah rekam jejak penulis berita tersebut, dan bandingkan dengan sumber lain dengan topik yang sama,” ujar Murniandhany.

drg. Stephanie Cecilia, M.I.Kom. selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa media sosial sangat penting di jaman sekarang. Ia melihat bahwa seakan kalau tidak sharing itu tidak afdol, namun harus cerdas dalam menggunakan platform yang dibangun agar tidak menjadi hal yang negatif atau bumerang. Menurutnya, sosial media juga harus dimanfaatkan dalam rangka membangun self-development kita.

Banyak public figure ingin mengembangkan konten menjadi personal branding yang baik, apalagi generasi muda sekarang semua menggunakan media sosial, sehingga adanya motivasi tersendiri. Walau begitu, penggunaan medua sosial perlu kedewasaan, khususnya ketika dihadapkan dengan netizen yang melakukan cyberbullying. Terkait itu, kita harus membawa emosi dengan baik, bersikap profesional, dan jangan langsung depresi di dunia nyata maupun online. Intinya, just spread the positivity.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Claudia menyampaikan pertanyaan, “Jika kita sudah terlanjur menyebarkan sebuah berita dan akhirnya disebarkan juga dengan orang lainnya, apa yang harus dilakukan jika saya sudah terlanjur menyebarkan, karena awalnya berita yang disebarkan itu saya lihat benar, tetapi ada lagi yang menyatakan itu salah? Beritanya menjadi simpang siur, jadi apa yang dapat kita lakukan?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr. Delly Maulana, M.P.A. “Hal yang penting adalah memverifikasi data dan sekaligus meminta teman-teman untuk stop menyebarkannya. Saat verifikasi harus sekaligus menginfokan ke teman yang menyebarkan dan juga menginfokan kembali group-group untuk stop sebarkan.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.