Seiring pesatnya perkembangan teknologi maritim di dunia, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang transportasi laut terus dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP). Peningkatan kualitas ini juga dilaksanakan karena pendidikan kepelautan di Indonesia telah memasuki usia 100 tahun. Usia satu abad lebih diharapkan menjadi momentum bagi Kemenhub untuk meningkatkan kualitas SDM kepelautan, yang kompetensinya diakui dunia internasional.

Dalam upacara “Perayaan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kepelautan di Indonesia” yang diselenggarakan BPSDMP di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta, Rabu (24/11/2021),  Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan perkembangan pendidikan kepelautan di Indonesia telah dimulai sejak zaman kerajaan. Diawali pada masa kerajaan tertua di Nusantara, yaitu sejak Kerajaan Kutai pada tahun 400 Masehi. Kemudian dilanjutkan pada abad ke-13 melalui Kerajaan Samudera Pasai di Kota Lhokseumawe, Aceh. Lalu dilanjutkan kembali pada awal abad ke-16 di Sulawesi Selatan melalui Kerajaan Gowa dan Tallo, atau lebih dikenal dengan Kerajaan Makassar.

Selanjutnya pada 1915, Belanda yang pada saat itu berkuasa di Indonesia mendirikan sekolah kepelautan di Makassar yang diberi nama Kweekschool voor Inlandsche Schepelingente Makassar (Sekolah Kejuruan untuk Awak Kapal Pribumi di Makassar). Pada Agustus 1946, sekolah ini berganti nama menjadi Opleiding Scheepvaartschool Celebes untuk tingkat rendah dan Middelbare Zeevaart School untuk tingkat menengah. Kemudian pada 1950 berganti nama lagi menjadi Sekolah Latihan Penyeberangan Laut Sulawesi (SLPS) dengan dua jurusan, yaitu Nautika dan Teknika.

Pada 1953, didirikan pendidikan pelayaran dengan nama Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) yang menyelenggarakan Program Diploma III (setara dengan BSc) dengan 2 jurusan, yakni Nautika dan Teknika (sertifikat kompetensi Klas III). Pada 27 Februari 1957, AIP diresmikan Presiden Soekarno dan menjadi Akademi Pelayaran Pertama di Indonesia yang berlokasi di Jalan Gunung Sahari, Mangga Dua Ancol, Jakarta Utara.

“Pendidikan kepelautan saat ini semakin berkembang dengan pesat. Pemenuhan terhadap standar pendidikan nasional maupun standar pendidikan pelayaran internasional senantiasa menjadi fokus dari lembaga-lembaga pendidikan pelayaran,” kata Budi Karya saat menjadi inspektur upacara dalam kegiatan yang mengusung tema “Bergerak Harmonikan Indonesia Menyongsong Indonesia Emas 2045”.

Ia juga menjelaskan bahwa sejumlah capaian yang telah diraih hingga saat ini, dalam upaya meningkatkan kualitas SDM sektor transportasi laut di antaranya membangun 10 perguruan tinggi vokasi pelayaran dan dua Balai Diklat Pelayaran di bawah Kemenhub. Yang juga membanggakan bahwa pada tahun ini, salah satu perguruan tinggi pelayaran, yaitu STIP Jakarta, telah mulai menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi bidang pelayaran pada jenjang pascasarjana (S2). Adapun perguruan tinggi dan Balai Diklat Pelayaran di bawah BPSDMP, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta, Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Politeknik Pelayaran Surabaya, Politeknik Pelayaran Sumatera Barat, Politeknik Pelayaran Banten, Politeknik Pelayaran Malahayati, Politeknik Pelayaran Barombong, Politeknik Pelayaran Sorong, Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara, Balai Pelatihan dan Pendidikan Ilmu Pelayaran Barombong, serta Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut Jakarta.

Capaian selanjutnya, kata Menhub, yaitu dari perguruan tinggi pelayaran yang ada di Indonesia, menurut data, pada awal kuartal 2021, sebanyak 1,2 juta lebih pelaut telah berlayar di dalam dan luar negeri. Dari jumlah tersebut, sekitar 28,5 persen atau 350 ribu lebih telah bekerja pada perusahaan pelayaran asing yang mengisi berbagai posisi, mulai dari rating hingga chief engineer dan captain.

“Saya berharap dengan perayaan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kepelautan Indonesia ini akan menjadi sebuah momentum peningkatan kualitas SDM pelaut di Tanah Air. Untuk itu, kita konsisten menjalin kerja sama dengan sejumlah negara sahabat guna meningkatkan kualitas SDM kepelautan. Para duta besar juga sering memberikan kuliah umum atau sharing session kepada para taruna-taruni. Pada acara perayaan kali ini, turut dihadiri duta besar dari sejumlah negara, di antaranya Duta Besar Mozambik Mr Belmiro Jose Malate, Duta Besar Yunani Mr Apostolos Baltas, Duta Besar Ceko Mr Jaroslav Dolecek, Duta Besar Finlandia Mr Jari Sinkari, Duta Besar Tunisia Mr Riadh Dridi, Duta Besar Qatar Ms Fawaziya Idris Salman Al Sulaiti, Duta Besar Mesir Mr Ashraf Mohammaed Sultan, dan Dubes Venezuela Mr Radames Jesus Gomez Azuaje,” ungkap Menhub.

Pelaksana Tugas Kepala BPSDMP Dr Capt A Arif Priadi MSc (kanan) menyerahkan buku Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kepelautan di Indonesia kepada Menhub Budi Karya Sumadi (kiri).

Standar internasional

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala BPSDMP Dr Capt A Arif Priadi MSc juga menjelaskan. pendidikan kepelautan di Indonesia tidak hanya menerapkan standar pendidikan nasional, tetapi juga standar pendidikan pelayaran internasional senantiasa menjadi fokus dari lembaga-lembaga pendidikan pelayaran. Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota International Maritime Organization (IMO) pada 18 Januari 1961 dan menjadi Anggota Dewan IMO kategori C, serta dengan meratifikasi 26 konvensi IMO termasuk konvensi dalam bidang kepelautan, Indonesia menjadi terikat untuk selalu menyesuaikan dengan perkembangan dunia internasional di bidang pelayaran.

“Sesuai tema acara kita hari ini dalam rangka merayakan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kepelautan yaitu ‘Bergerak Harmonikan Indonesia Menyongsong Indonesia Emas 2045’, diharapkan dapat mengobarkan kembali semangat untuk mencapai kejayaan yang sudah pernah diraih pada masa kerajaan-kerajaan dulu. Dan, strategi kita untuk dapat meraih kejayaan tersebut kembali dan mewujudkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia adalah dengan pembangunan SDM serta penguasaan iptek menjadi salah satu dari empat pilar utama pendukung tercapainya cita-cita tersebut,” katanya.

Capt Arif menambahkan, jumlah lulusan pelaut dari sekolah transportasi laut yang berada di bawah BPSDMP dalam 5 tahun terakhir sebanyak 7.698 orang. Sementara itu, jumlah lulusan pelaut Perguruan Tinggi Matra Laut Non BPSDMP dalam 5 tahun terakhir sebanyak 10.546 orang. Adapun jumlah taruna dan taruni yang saat ini masih belajar di lingkungan BPSDMP berjumlah total 11.641 orang. [*]