Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 menjadi perhelatan kebudayaan yang tak main-main. Tak kurang dari 4.791 seniman dan pekerja seni terlibat, dengan 27 tema konferensi, 93 pergelaran, dan 1.477 karya seni visual yang dipamerkan. Kali ini, tak lepas dari kondisi pandemi Covid-19, PKN dilangsungkan secara daring lewat situs web resminya dan sejumlah aplikasi.
PKN 2020 diselenggarakan di bawah tema utama “Ruang Bersama Indonesia Bahagia” dengan narasi yang menekankan pada penguatan tubuh dalam perspektif kebudayaan (culture resilience). Di bawah tema ini, PKN 2020 hendak memberikan ruang ekspresi seni dan budaya kepada masyarakat, sekaligus menggerakkan ekonomi budaya di tengah pandemi Covid-19. Hal ini juga membuktikan keberpihakan kepada seniman dan pekerja seni di dalam keadaan yang penuh kemungkinan baru ini.
Tema yang diangkat tersebut memang berangkat dari kondisi pandemi yang membawa tantangan sekaligus refleksi. Maka bertemulah kita dengan khazanah kekayaan budaya Nusantara. Protokol-protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dan WHO memiliki banyak kaitan dengan akar tradisi di Nusantara. Tradisi mencuci tangan, tolak bala, mengisolasi diri, bersih desa, semua mengajarkan tentang relasi manusia dengan alam dan pengaruhnya kemudian pada kesehatan dan kekuatan tubuh manusia dan lingkungan sosialnya.
Dalam sambutannya ketika membuka PKN 2020, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa karakter manusia Indonesia dibentuk salah satunya dari tantangan alam dan kondisi geografis Nusantara. Selama berabad-abad, nenek moyang kita berupaya bersahabat dengan semua tantangan itu.
“Kita menjaga harmoni dengan alam lingkungan, membangun kebudayaan dan nilai-nilai keutamaan di atasnya. Itulah yang membuat bangsa Indonesia tangguh, menghargai perbedaan, kreatif, dan kaya budaya,” ujar Jokowi. Sambil terus berkarya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, Presiden juga menegaskan pesan untuk menjaga bumi sehormat-hormatnya.
Hal senada disampaikan pula oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim. Mendikbud mengatakan, bumi tidak hanya menghasilkan kebutuhan pokok, tetapi juga menciptakan kebahagiaan yang menjadi asupan bagi kemurnian nurani dan kejernihan kalbu manusia melalui keindahan dan kemegahannya.
“Maka, marilah kita jaga keharmonian ini, dengan sesama manusia dan dengan bumi yang kita pijaki,” tutur Nadiem.
Sikap budaya
Tahun ini, PKN dilaksanakan seluruhnya secara daring dengan mencakup empat program utama, yaitu kompetisi, konferensi, pameran, dan pergelaran. Kompetisi diadakan berbasis obyek pemajuan kebudayaan dan upaya yang akan diangkat, khususnya lewat permainan tradisional. Konferensi digelar dalam bentuk seminar, kuliah umum, pidato, unjuk bincang, maupun lokakarya.
Dalam pameran, dilakukan peÂngolahan objek pemajuan kebudayaan yang dapat merepresentasikan isu yang diangkat dalam PKN 2020, baik secara visual maupun audio visual. Sementara itu, beragam pergelaran ditujukan, salah satunya, untuk menggugah apresiasi seni dan budaya bagi generasi muda.
Melalui konferensi yang mengÂhadirkan 59 narasumber dan pelaku budaya, perumusan rekomendasi sikap budaya juga digali lebih dalam. Konferensi ini mengusung tema “Tutur dan Kultur”.
Kultur dibangun dari tutur, yaitu musyawarah bersama seluruh masyarakat. Hasil musyawarah lantas diwujudkan dalam praktik luhur kolektif yang meningkatkan ketahanan masyarakat di lima segi utama, yakni ketahanan di bidang lingkungan, pangan, ekonomi, jiwa-raga, dan budaya.
Tentu, pembahasan mengenai hal itu saat ini tak bisa dilepaskan dari konteks pandemi Covid-19, yang menuntut kita untuk menggagas suatu kewajaran baru. Menimbang bahwa praktik-praktik kewajaran lama telah mengorbankan integrasi sosial dan kelestarian lingkungan demi pertumbuhan ekonomi semata, jalan keluar perlu dicari lewat wawasan lokal dan tradisional.
Didasari landasan tersebut, diÂrekomendasikanlah sepuluh agenda dan sikap budaya. Pertama, kewajaran baru memerlukan moralitas baru dan pola-ajar baru. Sikap budaya yang responsif, aktif, peduli, dan berorientasi pada pemuliaan kehidupan menjadi landasan kewajaran baru.
Kedua, keselarasan raya menjadi platform untuk kerja sama antar-kekuatan budaya. Ketiga, kemandirian menjadi cara sekaligus sasaran melakukan tindak budaya. Keempat, menyandarkan ekonomi pada sumber daya pengetahuan dan jaringan sosial yang cerdas. Kelima, menghidupkan gotong royong sebagai model dan metode pemulihan kolektif.
Keenam, menyusun peta jalan kebijakan pangan sebagai alur utama strategi kebudayaan. Ketujuh, menjadikan berbagai rintisan dalam budaya kaum muda menjalar serentak dengan pemberontakan kreatif yang bertujuan kian menyelaraskan manusia dengan alam. Kedelapan, mendorong semaraknya kewirausahaan sosial dan wirabudaya sebagai pilihan karier dan profesi.
Kesembilan, membuka hubungan baru antara budaya desa dan kota. Kesepuluh, merekomendasikan pemeÂrintah untuk menjalankan pengelolaan kebudayaan dan lingkungan dalam satu kebijakan yang terpadu.
Untuk mengakhiri gelaran PKN 2020, acara penutupan resmi PKN yaitu Parade Mahakarya Topeng Nusantara disiarkan pada 1 Desember 2020 di TVRI pada pukul 21.30–22.30 WIB, Beritasatu TV pukul 18.30–19.30, dan situs web PKN pukul 19.00–20.00.
PKN 2020 memang sudah selesai perhelatannya. Namun, ini justru menjadi titik berangkat untuk merombak sikap hidup kita menuju kewajaran dan kesadaran baru.