Jebakan-jebakan digital adalah usaha yang dilakukan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk memanfaatkan pengguna ruang digital sehingga mendapatkan kentungan materil maupun non-materil diatas kerugian orang lain. Bentuk jebakan digital yang sering beredar dapat berupa situs palsu atau bodong menyerupai situs asli seperti situs pedulilindugia.com yaitu tiruan dari pedulilindungi.id untuk mencuri data pengguna.

Terdapat pula usaha peniruan platform atau pembaga tertentu atau merupakan akun-akun palsu, biasanya menyalahgunakan WhatsApp bisnis sehingga terlihat resmi dengan adanya checkmark hijau. Lalu, dalam bentuk pesan dan informasi berantai yang tersebar melalui media sosial dan aplikasi percakapan seperti WhatsApp yang diikuti dengan link yang harus di-klik, seperti kuota internet gratis dari pemerintah. Para penipu umumnya menggunakan iming-iming sangat bombastis yang hampir seluruhnya scam.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Paham Digital, ‘Jebakan Batman’ Hilang”. Webinar yang digelar pada Selasa (21/9/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Zainuddin Muda Z. Monggilo, S.I.Kom., M.A. (Dosen Ilmu Komunikasi UGM & Japelidi), Dr. Dwiyanto Indiahono (Dosen Kebijakan Publik Universitas Jenderal Soedirman), Didin Sutandi (Penulis & Jurnalis), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, S.T. (Digital Designer & Photographer), dan Ayonk (Aktor, Musisi & Host) selaku narasumber.

Literasi digital

Dalam pemaparannya, Zainuddin Muda Z. Monggilo, S.I.Kom., M.A. menyampaikan, “Untuk menghindari jebakan-jebakan di media digital, kita harus berliterasi digital yang tidak saja mampu mengoperasikan berbagai perangkat digital, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab dan mengoptimalkan penggunannya.”

“Pengguna harus mengetahui dan deteksi dengan jeli untuk bisa menghindari jebakan digital dari situs-situs dari link yang diterima. Selain itu, lawan konten-konten negatif lainnya dengan membaca sebelum bagikan, cek fakta, dan pastikan manfaatnya. Jangan lupa untuk laporkan konten negatif melalui aduankonten.id, dan jika menemui tindakan kejahatan siber dapat dilaporkan ke Patroli Siber,” ujarnya.

Ayonk selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, pengalaman yang “gak sesuai” di media sosial pastinya terjadi, seperti body-shaming. Namun, makin lama kita juga terbiasa akan hal tersebut dengan dibantu menggunakan fitur blokir dan mute untuk menyaring konten dan akun yang muncul.

Sejak ada literasi digital itu sangat membantu sekali baginya, dengan poin-poin yang ditanamkan dan dilakukan sebelum membagikan hal-hal di media sosial dan memperhatikan keamanan digital masing-masing, misal menggunakan cekrekening.id atau menggunakan aplikasi Get Contact untuk bisa mengenali nomor yang berusaha menghubungi kita.

Jebakan Batman juga dapat berupa artikel berita atau informasi dengan judul yang sensasional. Terkait itu, menurutnya alangkah lebih baik untuk memberikan otak dan hati kita waktu untuk bisa berpikir dan menyaring serta membuka hati kita untuk lebih terbuka atas segala kemungkinan yang dapat terjadi di ruang digital.

Tindakan yang dilakukan

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Amin menyampaikan pertanyaan, “Banyak platform yang sengaja menjual data usernya untuk kepentingan sendiri. Apa tindakan yang harus kita lakukan ketika data pribadi kita diperjual-belikan dan disalahgunakan oleh platform yang tidak bertanggung jawab?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Zainuddin Muda Z. Monggilo, S.I.Kom., M.A. “Kita harus mengetahui terlebih dahulu data apa yang diperjualbelikan, apakah nomor telepon, KTP, alamat rumah, atau hingga akte kelahrian. Kita bisa melaporkan kepada pihak yang berwenang untuk bisa diproses beserta bukti-buktinya jika sudah mengalami hal yang tidak diinginkan. Lebih baik untuk melakukan hal-hal preventif dengan hal-hal yang sudah disampaikan dalam sesi literasi digital ini. Usahakan untuk mengontak kembali pihak yang sudah menghubungi kita, dengan waspada akan ‘jebakan batman’ selanjutnya yang kemungkinkan akan diberikan untuk menarik korban lebih dalam. Lalu, kontak nomor referensi yang dicantumkan. Jika merasa terus menerus dijebak, bisa blokir nomor tersebut dan langsung melaporkannya. Bisa dibawa ke meja hijau jika memang merasa sangat dirugikan.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.