Masa pandemi menjadikan mobilitas penduduk menurun drastis dan dapat dikatakan telah menjadi katalis bagi konsumen untuk bermigrasi ke ranah digital atau online. Dengan munculnya stay at home economy akibat pandemi, maka seluruh aktivitas konsumen kini dilakukan secara digital, yaitu berbelanja, bekerja, belajar, berobat, menikmati hiburan, bahkan beribadah. Ketika ekonomi fisikal terhambat akibat pandemi, maka ekonomi digital menggantikannya sehingga geliat perekonomian masih berjalan. Maka dari itu, tidak mengherankan jika transformasi digital menjadi agenda terpenting bagi perusahaan dan para pengusaha untuk tetap bisa bertahan di tengah pandemi. Perlu diketahui bahwa selama pandemi ini bisnis digital bertumbuh, dapat dilihat dari pendapatan rata-rata UMKM meningkat menjadi 160 persen dan terjadi peningkatan pelaku bisnis digital sebesar 38,3 persen.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Bangkit dari Pandemi dengan Literasi Digital”. Webinar yang digelar pada Senin (5/7) diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Dr Rahmawati, SE, MM (Asesor Pendamping Kewirausahaan BNSP), Sopril Amir (Tempo Institute), Yuliana Kristanto, SAP, MSi (Dosen/Pengajar Universitas Dipenogoro), Pri Anton Subardio (CEO BUMDesa Mutiara Soka & Nemolab), dan Ryan Maharyadi (Motivator) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Pri Anton Subardio menyampaikan informasi bahwa “Di masa pandemi Covid-19, muncullah sebuah kondisi baru yang kita kenal dengan New Normal. Perubahan besar terjadi terutama di bidang lapangan pekerjaan dikarenakan adanya protokol kesehatan untuk work from home serta social distancing, kita jadi harus menjaga jarak dari orang lain, bahkan melakukan semua kegiatan hanya dari rumah. Oleh karena itu, bisnis offline perlahan mulai bergeser ke sistem online. Sebab, hanya dengan cara ini bisnis bisa terus bertahan dan berkembang. Maka dari itu, kita perlu memiliki digital skill yang tepat untuk mengembangkan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan era new normal ini. Beberapa skill yang kita butuhkan di era new normal ini antara lain dalam penggunaan media sosial, search engine marketing (SEM), analytics, dan content marketing.”
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Yohanes Tri P menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara mewujudkan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan internet secara cerdas dan positif melalui literasi digital?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr Rahmawati, SE, MM, bahwa “Agar kita tidak masuk ke arah yang negatif, kita ingat saja bahwa kita ini negara hukum dan punya Undang-Undang ITE. Kita adalah anak bangsa yang sama-sama Bhinneka Tunggal Ika, kita itu luas banget, bisa dibilang surganya dunia. Nah, di situlah kita sebagai generasi muda harus ingat jempolmu harimaumu. Seringlah membaca agar jangan terpancing berita dan informasi yang kebanyakan bombastis. Bacalah dulu secara keseluruhan, barulah pikirkan apakah baik untuk di-share atau tidak.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.