Virus digital dampakya sangat luar biasa, karena diciptakan untuk merusak data. Salah satu cara untuk mencegah virus digital adalah dengan mengamankan perangkat digital; tidak mengunduh software bajakan, selalu menyalakan fitur keamanan yang krusial, serta selalu berhati-hati saat menggunakan perangkat digital yang ada di rental atau tempat umum seperti perpustakaan. Selain itu, rajin-rajinlah melakukan back-up data secara rutin dalam media yang relatif aman. Juga kita harus mulai mengajarkan anak untuk memiliki jarak dengan gawai agar tidak terjadi kecanduan ataupun secara tidak sengaja melakukan suatu kesalahan dan menyebabkan virus masuk ke dalam gawai.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Hindari Virus dan Racun di Ruang Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa, 27 Juli 2021 pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Dr Delly Maulana, M.P.A. (Dosen Universitas Serang Raya & IAPA), Luqman Hakim (Content Writer), Muhammad Taufan Akbar (Founder Penerbit Nyala), Dr. Ahmad Ibrahim Badry (Dosen SKSG Universitas Indonesia), dan Suci Patia (Penulis) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Muhammad Taufan Akbar menyampaikan informasi penting bahwa “Penting untuk pikirkan terlebih dahulu sebelum berkomunikasi di platform digital. Selalu cek dulu berita yang akan kita bagikan itu benar atau salah, dan pertimbangkan apakah postingan kita akan menyakiti orang lain. Agar mampu dapat mewaspadai konten-konten negatif yang banyak beredar di internet, kita harus mengetahui cara berinteraksi secara etis di internet pula. Salah satu hal mudah yang bisa dilakukan adalah dengan tidak semakin menyebarkan konten negatif dan mampu membedakan apakah suatu berita itu bersifat bohong atau bukan. Salah satu keuntungan dari menerapkan literasi digital adalah dapat lebih mudah mengetahui tujuan informasi yang dibuat untuk apa, yang biasanya untuk kepentingan-kepentingan tertentu, baik itu kepentingan personal maupun kelompok.”
Suci Patia selaku penulis serta narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa menurutnya, hal yang paling racun adalah berita hoax. Ia mengakui bahwa seringkali mendapat kabar hoax, apalagi di saat pandemi seperti ini di mana sebagian besar orang jadi lebih intens menggunakan gawai. Sepengalaman dia, ada juga pihak yang menyebarkan hoax di grup WhatsApp dengan bilang jangan vaksin karena satu dan lain hal yang tidak masuk akal. Di semua platform sudah banyak hoaks, maka kita harus bisa berpikir kritis dan bisa memilih serta memilah konsumsi informasi. Untuk melawn informasi yang hoaks, kita bisa kasih pendapat ke arah yang positif; jangan sampai kita ikut terpancing dengan provokasi. Hal yang penting adalah melibatkan diri dengan lingkungan yang positif. Bagi dia, mindset adalah hal yang paling utama untuk diubah; mulai dari hal-hal kecil bisa menjadi lebih produktif.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Aden menyampaikan pertanyaan “Tentang pelanggaran privasi, bagaimana kalau data pribadi (privasi) dimanfaatkan oleh orang lain dalam artian digunakan sebagai alat kejahatan cyber? Langkah apa yang dapat dilakukan?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr Delly Maulana, MPA, bahwa “Di semua platform media sosial sudah tersedia fasilitas untuk setting atau atur privasi data kita, misalnya setting privasi di WhatsApp. Kalau data kita sudah terpakai, tentu kita harus share apakah data kita sudah dipakai orang lain atau belum, salah satu alasannya agar teman-teman kita juga dapat menjaga pengaturan privasi dan datanya secara lebih baik lagi dan menghindari tipuan sejenis.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.