Internet kini sudah sangat berbeda dengan 20 tahun yang lalu, termasuk berbeda dalam hal jaringan koneksi serta browser yang digunakan. Dalam mencari informasi, terdapat beberapa cara untuk bisa menemukan konten-konten yang tepat dan sesuai untuk pencarian kita. Di Google, misalnya, dapat menggunakan Logika Boolean, yaitu menggunakan istilah untuk mempersempit atau memperluas hasil pencarian, seperti “OR” untuk mencari data apapun yang memiliki data yang dicari, “AND” untuk mencari data yang hanya terkait atas dua atau lebih, “NOT” untuk menunjukan hasil yang bukan dengan hasil yang diterkecualikan. Sayangnya, tidak semua pengguna media digital mengetahui hal tersebut, sehingga seringkali terpapar informasi yang berpotensi salah atau bahkan merugikan.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Cara Aman Berselancar di Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Senin (12/7) diikuti oleh ratusan peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Yossy Suparyo (Direktur Gedhe Nusantara), Denisa N Salsabila (Kaizen Room), Alviko Ibnugroho, S.E., M.M. (Financologist, Motivator Keuangan dan Kejiwaan Keluarga & IAPA), Ari Ujianto (Penggiat Advokasi Sosial), dan Gina Sinaga (Public Speaker & Founder @wellness worthy) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Yossy Suparyo menyampaikan informasi bahwa “Dalam inovasi di bidang pencarian, terdapat SEO (Search Engine Optimization) atau SEM (Search Engine Marketing) yaitu bisnis akan hasil pencarian dalam suatu informasi. SEO dan SEM berfungsi untuk berusaha menunjukkan hasil pencarian paling atas dan paling awal yang memanfaatkan programming dan advertisement. SEO merupakan salah satu cara marketing yang efektif dan bisa menarget banyak konsumen yang akan ditawarkan atas berbagai macam informasi untuk membangun kredibilitas bisnis atau situs tersebut. Sedangkan SEM bertujuan untuk menunjukan hasil yang lebih mencolok, dengan search engine mendorong traffic ke situsnya dan meningkatkan laju konversi untuk mencapai target audiens lebih baik. Keduanya merupakan pilihan dan dapat digunakan tergantung atas kemampuan klien atau kapabilitas pribadi. Kita juga bisa berlatih untuk bisa menguasai skill ini sesuai kebutuhan, apakah untuk menarik traffic ke bisnis kita atau untuk melakukan pencarian informasi secara tepat.”
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Abdul Haris menyampaikan pertanyaan “Apakah penyebab utama orang-orang suka sekali menyerang atau menjadi agresif di dunia digital, padahal banyak kasus di kehidupan nyata tidak seperti itu?”.
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Denisa N Salsabila, bahwa “Orang yang membuat konten-konten negatif di internet tidak bisa kita ketahui motif jelasnya, bisa disengaja bisa juga tidak. Sehingga dalam berselancar di internet, kita harus selalu bersikap kritis karena tidak bisa dipungkiri bahwa kita tidak bisa menghalau konten-konten negatif tersebut. Hal yang bisa kita lakukan adalah tidak berkontribusi lanjut kepada penyebarannya, dan juga melaporkannya.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.