Untuk bisa tetap menjadi berkarya dan produktif di kondisi saat ini, terdapat beberapa hal yang bisa lakukan. Hal pertama adalah menyadari atas kesadaran dan keseimbangan dalam bisa melihat minat juga kemauan kita dan memahami talenta kita. Kita juga harus menyadari bahwa Indonesia pada kenyataannya memiliki keberagaman dan kekayaan budaya dan tradisi yang dapat kita manfaatkan untuk membuat suatu peluang. Sebagai pekarya kita harus mampu melihat bagaimana potensi kita diasah dalam rangka mempromosikan budaya dan hal-hal yang baik tentang Indonesia.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Talenta Digital Di Era Pandemi”. Webinar yang digelar pada Senin (12/7) diikuti oleh ratusan peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Danu Anggada Bimantara (Aktor & Pegiat Seni Tradisi), Mathori Brilyan (Art Enthusiast & Aktor), Eva Yayu Rahayu (Konsultan SDM dan Praktisi Keuangan & IAPA), Bondan Wicaksono (Akademisi dan Penggiat Masyarakat Digital), dan Qausar Harta Yudana (Aktor & Filmmaker) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Danu Anggada Bimantara menyampaikan informasi bahwa “Kita sebagai manusia perlu kritis dalam berkehidupan, dengan bertanya pada diri sendiri atas kenapa kita harus bangkit dalam menemukan jati diri kita dan kenapa kita harus melakukan hal tersebut serta mengenali potensi diri kita. Sehingga, kita bukan semata-mata menjadi orang lain, namun menjadi pribadi yang utuh yang berangkat dari talenta dan minat kita. Lalu, kita harus bereksplorasi dari minat dan talenta kita yang sudah kita pahami. Dari hal ini, kita bisa merasakan hasrat dan hasil dari aktivitas kita. Selanjutnya, kita melalui ruang-ruang yang dimasuki ikut menggabungkan nilai ‘ke-akuan’, di mana karya tersebut dipengaruhi oleh sentuhan dan nilai-nilai dari diri kita, atau dengan kata lain improvisasi. Setelah improvisasi, kita akan melalui proses perwujudan, yaitu pembentukan suatu konten apa yang sudah kita pelajari dari hal-hal sebelumya, serta mengenal media di mana karya kita akan dibagikan. Di tahap evaluasi, kita mengoreksi ulang dari karya atau produk yang sudah kita ciptakan dengan cara meminta pendapat dari konsumen, misal dari orang terdekat atau melalui survei.”

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Sukma Subroto menyampaikan pertanyaan “Bagaimana caranya agar SDM yang memiliki talenta digital di era pandemi mendapatkan dukungan dari pemerintah?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Eva Yayu Rahayu, bahwa “Pertama, teruslah memproduksi konten-konten positif dan edukatif yang bisa diakses untuk semua kalangan untuk meningkatkan wawasan serta ilmu pengetahuan. Kedua, ikuti program scholarship yang diadakan Kominfo atau instansi lainnya, atau perusahaan swasta yang fokus mengembangkatn bakat dan skill di dunia digital.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.