Siang itu, terdengar riuh rendah suara anak-anak dari dalam kelas. Tak lama kemudian, bel tanda pulang sekolah berbunyi. Sontak, anak-anak berhamburan keluar kelas dengan wajah riang, menjumpai orangtua mereka ataupun bergegas bermain di lapangan. Suasana itulah yang terekam ketika mengunjungi SDN Bonipoi 2 dan SD GMIT No 07 Oebufu, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (25/9).
Siapa yang tak senang melihat anak-anak bergerak aktif dan sehat? Di pundak merekalah tergantung harapan orangtua agar dapat menyaksikan putra-putrinya menggapai masa depan lebih baik.
Sayangnya, temuan dari SEANUTS (South East Asia Nutrition Survey) masih ada 30–40 persen anak tidak kecukupan gizi karena latar belakang ekonomi, usia, dan pendidikan. Atas dasar itulah, sejak 2013 Frisian Flag Indonesia mencanangkan program Gerakan Nusantara—kependekan MiNUm Susu TiAp Hari uNTuk Anak CeRdas Aktif IndonesiA—yang mengedukasi kebiasaan bergaya hidup sehat dan aktif bagi anak-anak Indonesia, serta setidaknya minum segelas susu setiap harinya.
Pada edukasi Gerakan Nusantara yang diberikan, salah satunya adalah menciptakan konsep pelangi di piring makanku, yang merupakan bagian sosialisasi Pedoman Gizi Seimbang. Program ini juga didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Hingga kini, gerakan tersebut telah menjangkau banyak anak-anak di berbagai penjuru Nusantara, termasuk Kupang. Program edukasi Frisian Flag Indonesia yang diadakan di NTT menjangkau 30 sekolah dasar. Sementara, di Kupang sendiri, sudah diadakan di 20 sekolah dasar.
Manfaat program Gerakan Nusantara diakui telah dirasakan di sekolah-sekolah Kupang, termasuk di SDN Bonipoi 2, seperti yang dituturkan Kepala Sekolah SDN Bonipoi 2 Dorlintje S Haning SPd.
Dorlintje mengatakan, “Program ini sangat bermanfaat dan punya banyak pesan baik untuk anak-anak, terutama tentang rupa-rupa makanan sehat dan perilaku untuk tertib makan. Sosialisasi pun tak pernah terputus untuk siswa, guru, dan orangtua.”
“Setiap pagi, guru rajin menceritakan pentingnya konsep ‘pelangi di piringku’, yaitu pentingnya makan beragam nutrisi seimbang, menjaga kesehatan dengan minum susu dan sarapan sehat, serta membawa makanan dari rumah,” tambah Dorlintje.
Senada dengan Dorlintje, Kepala Sekolah SD GMIT No 07 Oebufu Lugardis B Koten menceritakan pengalamannya dalam menyosialisasikan Gerakan Nusantara. “Bahwa tak hanya penting berpesan kepada para murid, tapi edukasi itu penting disampaikan pada guru ketika rapat, maupun kepada setiap orangtua saat rapat pertemuan orangtua murid maupun ketika pengambilan rapor. Saya tekankan sarapan dan minum susu itu sangat penting. Itulah landasan sehat untuk meraih pendidikan ke tingkat lebih tinggi,” ujar Lugardis.
Baik Dorlintje maupun Lugardis menerapkan ketentuan di sekolahnya, yaitu agar anak-anak dibekali makanan dari rumah karena lebih sehat dan higienis. Tak perlu mahal, tapi yang penting mengandung nutrisi seimbang dan pemberian susu setiap hari.
Menariknya lagi, di kedua SD tersebut juga disediakan susu Frisian Flag di kantin sekolah. Setiap murid bebas membeli dan memilih varian rasa yang mereka sukai karena susu menjadi pelengkap dari pola makan sehat setiap hari. Susu Frisian Flag sendiri sudah dikenal luas kualitasnya, dan tahun ini adalah tahun ke-95 keberadaan produk susu tersebut di Indonesia.
Sejak diterapkan, edukasi dari Gerakan Nusantara menuai manfaat. Selain mendapat respons positif dari anak dan orangtua, tampak kondisi umum para siswa menjadi lebih sehat. Sudah amat jarang ditemukan anak yang muntah di kelas saat pagi hari ataupun pingsan ketika mengikuti upacara bendera karena mereka kini telah sarapan sehat lebih dulu.
Dorlintje berharap, Frisian Flag Indonesia kelak dapat mengadakan kegiatan semacam jambore bersama yang melibatkan sekolah-sekolah yang tergabung dalam program Gerakan Nusantara. Lugardis juga berpesan supaya edukasi seperti itu terus dilakukan secara kontinu.
“Harapan saya tidak terbatas di lembaga sekolah saja, tapi bisa diperluas ke masyarakat. Bahkan saya juga menaruh cita-cita, gerakan ini juga bisa menjangkau sekolah-sekolah di pinggiran kota Kupang agar semakin banyak anak yang paham pentingnya sarapan pagi dan minum susu setiap hari,” pungkasnya. [AJG]
Foto-foto Ajeng Kristianti
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 3 Oktober 2017