Di Indonesia, media sosial yang paling banyak rata-rata penggunaannya adalah aplikasi WhatsApp. Segala macam informasi dapat disampaikan lewat media sosial, dan pengguna media sosial cenderung untuk berbagi informasi pribadi secara cepat via aplikasi-aplikasi tersebut. Penting untuk tetap berhati-hati dan selalu melakukan crosscheck terhadap semua informasi yang kita terima maupun berikan di media sosial. Harus selalu perhatian pada peraturan yang berlaku pada setiap media sosial, rajin melakukan pergantian password, dan menghindari konten yang bersifat phishing. Dengan memperhatikan hal-hal itu, kita memberi contoh baik ke generasi penerus pengguna media digital dalam menjaga dan menghargai hak orang lain, serta menjaga keamanan nasional.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Peran Generasi Muda dalam Menyebarkan Informasi di Media Sosial”. Webinar yang digelar pada Senin (5/7) diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Septyanto Galan Prakoso, SIP, MSc (Dosen HI UNS & IAPA), Teguh Santosa (CEO RMOL Network), Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti Institut Humor Indonesia Kini), Bondan Wicaksono (Akademisi & Penggiat Masyarakat Digital), dan Deasy Noviyanti (Influencer) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Teguh Santosa menyampaikan informasi bahwa “Di Indonesia sedang terjadi bonus demografi, yaitu kondisi masyarakat berusia produktif lebih banyak daripada masyarakat non-produktif. Generasi muda ini sudah banyak beraktivitas dan berinteraksi di media sosial, tidak hanya sebagai audiens tapi juga menjadi content creator yang menciptakan dan membagikan berbagai macam konten. Sebagai content creator, mereka merdeka untuk membuat konten sebebas keinginan mereka, dan tidak tergantung pada keinginan audiens karena banyaknya tipe audiens yang ada di ranah digital. Dunia menjadi seperti tidak ada batasan ruang dan waktu dengan banyaknya informasi yang tersedia di internet setiap saat.” Berdasarkan informasi ini, menjadi penting untuk mengarahkan para content creator generasi muda ini untuk berbagi konten yang bermanfaat dan berguna bagi sesama.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Herwin menyampaikan bahwa “Bagaimana generasi muda memakai media sosial untuk gerakan sosial dan politik?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Septyanto Galan Prakoso, SIP, MSc, bahwa “Generasi muda bisa berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat di dunia politik dan semua diatur dalam undang-undang. Tentu harus bertanggung jawab, tidak menghujat golongan lain, dan menghormati pendapat. Jangan lupa beretika kemudian menyesuaikan dengan budaya kita dan juga Pancasila. Bebas berekspresi boleh, tapi yang penting bertanggung jawab dan jangan lupa etika Pancasila.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.