Kita sekarang sudah dimudahkan sekali dengan teknologi, terutama dalam hal belanja online. Sebanyak 81 persen pengguna media digital yang berbelanja secara online paling sedikit melakukan belanja satu kali dalam seminggu. Dari 4.500 respons, ternyata sebanyak 73 persen kegiatan memasak di rumah meningkat selama masa PSBB, dan terkait dengan itu sebanyak 59 persen melakukan belanja kebutuhan sehari-hari secara online (bahkan di Jakarta angka tesebut mencapai hingga 76 persen).

Perlu kita ketahui, pertumbuhan volume transaksi digital terjadi sebanyak 37 persen dalam setahun. Data ini menunjukkan bahwa kita sudah bisa beradaptasi dengan baik, tertanda salah satunya dari kebiasaan kita dalam sehari-hari yang sudah masuk ke dalam cashless society dan penggunaan e-wallet secara masif.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Tips Menggunakan dan Menjaga Dompet Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis (4/11/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Roza Nabila (Kaizen Room), Vitri Tundjungsari (Mekar Pribadi) Praktisi Pendidikan & Dosen), Pradikna Yunik Nurhayati, S.I.P., M.P.A. (IAPA), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, S.T. (Digital Designer & Photographer), dan Sheila Siregar (Public Relations) selaku narasumber.

Etika digital

Dalam pemaparannya, Pradikna Yunik Nurhayati, S.I.P., M.P.A. menyampaikan, “Etika yang kita terapkan di dunia nyata juga harus terapkan di dunia digital.  Hal yang harus kita pahami adalah jejak digital menampung segala informasi aktivitas pengguna internet, baik aktif maupun pasif. Kadang data pribadi dikumpulkan tanpa persetujuan atau sepengetahuan data, dan kita tanpa sadar memberi izin melalui menyetujui dokumen user agreements.”

“Kehadiran dompet digital sebenarnya membawa kemudahan dalam kehidupan sehari-hari; kini kita cukup membawa e-money daripada cash yang terlalu banyak tentunya karena kurang aman. Secara transaksi pun jadi sangat memudahkan karena segala macam transaksi dapat bersifat global; dapat dilakukan dari dan kepada belahan dunia manapun. Begitu juga ketika kita ingin membuka toko online, lebih cepat, bisa melakukan transaksi secaca real time.”

Sheila Siregar selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, sekarang bertransaksi hanya semudah dengan genggaman tangan; mau belanja atau mau makan tinggal bawa handphone saja. Mobile banking pun menjadi semakin canggih, bisa tarik tunai tanpa kartu. Hal ini mendorong apa yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menggunakan transaksi non-tunai atau elektronik. Tetapi, ia juga ingatkan bahwa kita harus jaga data kita, terutama yang berpengaruh dengan keuangan kita. Terkait itu, penting sekali kita dapat dan mempunyai literasi digital; harus paham betul bagaimana menjaga keamanan data kita di dunia digital untuk menciptakan keamanan dan keimanan kita dalam bertransaksi.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Alifia Rakhmawati menyampaikan pertanyaan “Tentang etika dalam penggunaan dompet digital dalam berbelanja online yang bisa diimplementasikan oleh orang-orang yang akan berbelanja online, yang ingin saya tanyakan adalah apakah ada etika bagi orang-orang yang akan menjual barang secara online? Penipuan belanja online sering dilakukan oleh owner atau penjual itu sendiri, dan ketika kita melaporkan si penjual karena telah memberikan barang yang jelek, apa efek dari si penjual tersebut?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Pradikna Yunik Nurhayati, S.I.P., M.P.A. “Bicara tentang etika penjual online itu pasti ada, kalau etika kita sebagai penjual dan juga pembeli itu perlu dijaga. Hal yang pertama adalah kita menggunakan kata yang sopan, ramah, dan selalu sigap menjawab pertanyaan, mengingat rating chat ini kalau di e-commerce juga terlihat Selalu gunakan properti pribadi; jangan menggunakan foto orang lain, dan selalu bersikap jujur dalam mendeskripsikan produk. Pastinya selalu jaga kerahasiaan data pribadi konsumen dengan tidak memperjualbelikan ataupun menyalahgunakan data tersebut.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.