Kecanduan merupakan gangguan psikososial yang ditandai dengan perilaku tidak karuan terhadap sesuatu yang merangsang meski akibatnya merugikan. Dengan semakin intensnya penggunaan internet dan media digital, semakin banyak pula pengguna media digital yang mulai memperlihatkan kecenderungan kecanduan.

Kecanduan internet merupakan perilaku kompulsif dan eksesif yang ditandai dengan penggunaan internet berlebihan yang telah mengganggu hidup keseharian yang normal. Beberapa bentuknya dapat berupa kecanduan seksualitas siber, judi online, ketagihan informasi (mencari dan terus mencari informasi apapun), kecanduan game online, dan belanja online.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Kecanduan Internet: Ubah Konsumtif Menjadi Produktif”. Webinar yang digelar pada Kamis, 28 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Muhammad Iqbal (Comic Artist dan Ilustrator), Muhamad Mustafied (Sekretaris Nur Iman Foundation Milangi Yogyakarta), Ridwan Muzir (Peneliti & Pengasuh tarbiyahislamiyah.id), Isharsono (Praktisi Digital Marketing dan Founder IStar Digital Marketing Center), dan Gusto Lumbanbatu (Grand Finalist The New L-Men of The Year 2020) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Muhamad Mustafied menyampaikan bahwa kecanduan digital adalah sebuah gangguan kontrol impuls yang tidak melibatkan penggunaan obat yang memabukkan dan sangat mirip dengan gangguan pengendalian. Urusan pekerjaan, hiburan, belanja, berkomunikasi, bisnis, dan lain–lain menjadi alasan berselancar di dunia maya.

Untuk menghindarinya, salah satu langkah adalah memahami dan menerapkan literasi digital. Literasi sendiri merupakan pengetahuan seseorang terhadap suatu subyek ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, kita sebagai pengguna media digital diminta untuk memahami dunia digital secara mendalam.

“Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Warga negara Indonesia diharapkan memiliki sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, di mana keduanya menjadi landasan yang kuat dalam bersosialisasi di dunia maya maupun nyata,” jelasnya.

Gusto Lumbanbatu selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa sebenarnya dampak positif dari perkembangan digital ini banyak sekali. Ia secara pribadi merasa menjadi lebih baik dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Selain itu, ia melihat banyaknya manfaat dari sisi pendidikan, seperti bisa mengikuti diklat ataupun pelatihan secara online baik dari media yang lokal atau nasional.

Kalau dibanding dulu, kalau media mengadakan diklat di luar kota harus mempersiapkan waktu untuk ke luar kota, kini bisa langsung diikuti secara online. Ia merasa bahwa kita sebagai pengguna media digital harus pandai melihat peluang dalam penggunaan media digital, jangan terlalu banyak mengeluh karena adanya kesulitan. Kalau tidak, kita justru akan merasa semakin dipersulit oleh perkembangan teknologi yang begitu pesat.

Salah satu peserta bernama Rubinah menyampaikan, “Bagaimanakah cara untuk tetap meningkatkan kecakapan dalam medsos tapi tidak mengakibatkan kecanduan dari segi yang buruk, dan jeli melihat peluang usaha yang ada di ruang virtual dimana tentu saja banyak saingan yang memiliki pengalaman lebih banyak? Serta bagaimana cara menggali potensi kita agar tetap produktif di era sekarang?”

Pertanyaan tersebut dijawab Muhammad Iqbal. “Ruang digital bukan soal kompetisi tetapi kolaborasi, di mana kita bisa menemukan orang sesuai minat keahlian dan disikapi sebagai proses mencari potensi kita. Kemudian terkait bersaing di dunia usaha, kita juga perlu menyikapi dunia digital dalam hal bisa mendapatkan kesempatan secara lebih terbuka, tidak perlu mempunyai usaha dulu tapi coba cari cara untuk berkolaborasi.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]