Kita mungkin sudah sangat akrab dengan dunia digital. Namun, selayaknya dunia fisik di sekitar kita, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan pahami agar tidak tersesat dalam dunia digital. Di sinilah peran literasi digital yang banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia dan Wijayanto, 2020; Kurnia dan Astuti, 2017).

Salah satu kegunaan memahami dan menerapkan literasi digital adalah agar kita tidak terseret kecanduan penggunaan gawai dan internet, yang  didefinisikan oleh Leung (2007) sebagai perilaku keterikatan terhadap smartphone yang disertai dengan kurangnya kontrol dan memiliki dampak negatif bagi individu.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Kecanduan Internet: Ubah Konsumtif Menjadi Produktif”. Webinar yang digelar pada Kamis, 28 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Rhesa Radyan Pranastiko (Kaizen Room), Pradhikna Yunik Nurhayati (IAPA), Edy Budiyarso (Managing Director Indoplus Communication), Mia Angeline (Deputy Head of Communication Department Bina Nusantara University Jakarta), dan Ade Wahyu (Jurnalis dan Content Creator) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Pradhikna Yunik Nurhayati menyampaikan bahwa internet addiction disorder atau kecanduan internet, ciri-cirinya menggunakan internet secara kompulsif dan masif, menggunakan internet dengan periode waktu yang lama, mengganggu fungsi individu, mengabaikan konsekuensi negatif, serta terjadilah dampak fisik dan non-fisik.

Contoh yang paling sering terlihat bentuknya adalah kecanduan game, media social, dan pornografi. Cara mengontrol kecanduan yaitu pertama-tama harus diakui dan sadari, lalu cari penyebabnya, dan catat yang terabaikan. Setelah itu buatlah prioritas, alokasi dan batasi, dan temukan aktivitas alternatif serta buat rutinitas baru.

“Kita juga dapat kelola aplikasi yang digunakan, bergabung dengan sebuah komunitas, dan juga cari bantuan profesional. Agar kita selalu produktif dan beretika dalam penggunaan media digital, jangan menebar kebencian dan SARA, hindari pornografi, provokasi, dan pencemaran nama baik, serta selalu hargai privasi dan data diri orang lain,” jelasnya.

Ade Wahyu selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa saat ini mudah sekali untuk menjadi produktif di ruang digital, karena zaman dulu susah untuk mengaplikasikan karya kita. Kita harus mampu membangun ruang digital sebaik mungkin sehingga ruang digital menjadi menarik bagi orang lain.

Penting untuk memiliki kreativitas yang bisa diaplikasikan ke ruang digital, tetapi kalau mau memulai berkarya harus punya konsep dulu yang menarik dan bermanfaat, bisa sesuai hobi kita. Ia sendiri berkecimpung di ranah kuliner, sehingga ia selalu berusaha membuat konten semenarik mungkin atau cari konten yang berhubungan dengan hobi tersebut. Alangkah lebih baiknya apabila media digital ini dipergunakan sebaik-baiknya, dan kalau belum berhasil harus bersabar karena mungkin saja belum waktunya.

Salah satu peserta bernama Andi Hajar menyampaikan, “Untuk mengetahui kebutuhan masyarakat kita bisa menggunakan tren. Akan tetapi jika semua orang melakukan hal yang sama, maka semakin sempit peluang untuk bisa menghasilkan pendapatan lebih. Bagaimana mengenai hal ini, dan sebenarnya manakah yang lebih baik; mengikuti tren atau membuat hal yang berbeda?”

Pertanyaan tersebut dijawab Rhesa Radyan Pranastiko. “Kalau pada saat ingin membuat konten, dari pada harus membuat sesuatu yang lebih baik, lebih baik membuat sesuatu yang berbeda, tetapi harus sesuatu yang kita sukai. Semua bentuk usaha itu masing-masing punya peluang, tinggal bagaimana kita brandingnya. Penting juga untuk dalami dulu produk yang akan dibungkus lalu kemudian baru kita maksimalkan potensinya.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]