Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Cerdas dan Aman Manfaatkan Lokapasar (Marketplace)”. Webinar yang digelar pada Kamis (4/11/2021) di Kota Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dewi Rahmawati, M.Kom – Product Manager at Localin, Seno Adi Nugroho – Co-Founder Rempah Karsa, Widiasmorojati – Entrepreneur dan Jota Eko Hapsoro – Founder & CEO Jogjania.com.
Ekonomi digital
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dewi Rahmawati membuka webinar dengan mengatakan, ada beberapa ciri ekonomi digital.
“Yakni pasar tak terbatas, semua orang bisa terlibat, mudah berusaha, persaingan tinggi,” jelasnya. Adapun cara memulai usaha bisa dilakukan dengan cari teman dalam suka dan duka serta tentukan goal. Selain itu, memiliki ide bagus adalah titik awal ke setiap proyek baru, research, buka kritik konstruktif dan gunakan umpan balik.
Seno Adi Nugroho menambahkan, UMKM artinya sebagai bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Manfaat digitalisasi UMKM di Indonesia yaitu menghemat biaya pemasaran, pendapatan semakin meningkat, memiliki kesempatan bersaing dengan bisnis berskala besar, jangkauan pemasaran yang lebih luas.
“Sementara perbedaan online shop, marketplace, dan e-commerce yakni jika Anda berjualan di online shop, Anda akan berhubungan langsung dengan pembeli. Sementara marketplace adalah sebuah website yang menghubungkan seorang penjual dengan pembeli melalui internet,” tuturnya.
Sedangkan e-commerce hanya menjual produk dari website itu sendiri. Jadi, Anda tidak akan menemukan lebih dari satu toko online seperti di marketplace.
Jota Eko Hapsoro mengatakan, lewat marketplace, 77 persen UMKM terbantu pasarkan produk saat pandemi Covid-19. Jenis marketplace yakni market Place One Stop Shopping, Market Place Produk Digital, Marketplace Produk/Jasa Spesifik Tertentu, Marketplace Jasa On Demand.
“Tingkat keamanan marketplace yakni penjamin transaksi keuangan, monitoring dan tracking proses secara langsung, harga produk yang transparan, syarat dan ketentuan yang lebih lengkap, ulasan dan rating yang terbuka, mempunyai fasilitas customer support yang memadai,” ujarnya.
Tips aman berjualan di marketplace yaitu pilih platform marketplace yang tepercaya, hindari menyebutkan identitas data pribadi, hindari transaksi di luar platform marketplace, buatlah secara detail produk dan ketentuan penjualan.
Seller yang jujur yaitu deskripsikan produk secara jujur dan transparan, menjual produk yang original, tidak menggunakan foto palsu atau dengan banyak rekayasa, bersainglah secara sehat dan harus bisa berkolaborasi.
Literasi digital
Dalam sesi KOL, Jonathan Jorenzo mengatakan, literasi digital penting sekali, karena dengan literasi digital kita jadi semakin paham, dapat ilmu, dapat kesempatan, dapat sharing dari orang-orang yang luar biasa. “Memaksimalkan literasi digital ini dengan semaksimal mungkin. Dengan perkembangan digital marketplace kita diberi kemudahan saat ini,” katanya.
Dalam webinar, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Gea menanyakan, adakah tips dan etika yang baik dalam digital marketing agar dapat menggaet konsumen sebanyak mungkin secara efisien tanpa harus merugikan pihak manapun?
“Umumnya untuk kita berjualan online itu kita harus menonjolkan sisi positif kita, cukup menunjukkan keunggulan produk kita dan beri testimoni dari beberapa customer kita minta lalu kita tunjukkan bahwa banyak orang yang suka dengan produk kita dan kita memberi kesan bahwa kita penjual yang ramah,” jawab Seno.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.