Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Asik Jualan Online Pakai Media Sosial”. Webinar yang digelar pada Kamis (4/11/2021) di Kabupaten Lebak, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Samuel Berrit Olam – Founder & CEO PT Malline Teknologi Internasional, Eva Yayu Rahayu – Konsultan SDM & Praktisi Keuangan – IAPA, Erwan Widyarto – Mekar Pribadi, Penulis & Jurnalis, Puji F. Susanti – Founder Rempah Karsa & Pegiat Literasi Digital.

Bisnis digital     

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Samuel Berrit membuka webinar dengan mengatakan, 54 persen UMKM yang ada di Indonesia saat ini memanfaatkan media sosial untuk memacu penjualan mereka pada saat pendemi sekarang.

“Platform yang disediakan oleh media digital ini memberikan berbagai kemudahan dan lebih gampang juga diakses, serta menawarkan harga yang tentunya sangat menarik dengan berbagai promo menggiurkan yang diberikan,” katanya.

Menurut Samuel, dalam memulai suatu bisnis kita harus mengetahui dulu jenis usaha dan pasar yang akan difokuskan. Kemudian pastikan produk atau jasa yang akan kita pasarkan itu lakunya, tentunya dengan menerapkan konsep marketing unik yang dapat menarik minat konsumen banyak.

Eva Yayu Rahayu menambahkan, menurut GlobalWebIndex, Indonesia adalah negara dengan tingkat adopsi e-commerce atau transaksi daring paling tinggi di dunia pada tahun 2019. Hal ini menggambarkan, sebanyak 90 persen pengguna internet yang berada pada usia 19 hingga 60 tahun pernah melakukan pembelian produk atau jasa secara daring.

“Euromonitor mencatat total penjualan daring yang terjadi di Indonesia sepanjang 2014 hingga 2019 sebesar 1,1 miliar dolar AS. Bahkan Exabytes, mencatat di masa pandemi Covid-19, dari Januari hingga Juli 2020, jumlah pelaku bisnis di media digital ini di Indonesia meningkat 38,3 persen,” paparnya.

Tidak hanya penjual, namun tingkat pembelian daring juga meningkat terutama di masa pandemi. Suveri menunjukkan, 34 persen warga Indonesia meningkatkan pembelian makanan melalui daring selama pandemi, 30 persen lebih banyak membeli kebutuhan rumah tangga secara daring.

Cara memulai bisnis bagi pemula yakni luruskan niat, putuskan apa yang ingin Anda jual, buat website jualan ataupun toko online, promosikan lapak jualan anda dan cari mentor dan lingkungan yang positif.

Etika digital

Erwan Widyarto turut menambahkan, saat berinteraksi dengan pengguna internet lainnya atau pengguna media digital lainnya, kita harus memperhatikan bagaimana kita berinteraksi serta dampak dari interaksi.

Kita harus menjaga diri dan mengedepankan etika dan prinsip-prinsip kesopanan hingga kesusilaan saat berinteraksi dengan warganet lainnya di dunia digital. Etika digital sebagai prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku seseorang dalam melakukan aktivitas dengan media digital, membantu kita dalam membuat pilihan-pilihan tindakan yang benar dan sadar.

“Etika digital berorientasi pada penciptaan daya tahan digital. Maksudnya, masyarakat memiliki kemampuan untuk mendapat manfaat positif dari kehadiran media digital. Daya tahan ini merupakan hasil kesatuan berbagai kompetensi literasi digital yang dimiliki,” tuturnya.

Etika pelapak yakni jadilah penjual/pelapak barang/jasa yang tidak melanggar hukum. Jujur mendeskripsikan informasi mengenai produk yang dijual (tulisan, gambar/foto produk). Informasi mengenai harga produk yang akan dijual sesuai dengan aslinya, selalu berusaha membalas calon pembeli yang bertanya atau memberi komen.

Sebagai pembicara terakhir, Puji F. Susanti mengatakan, digital safety merupakan kemampuan individu dalam menganalisis dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

“Kelebihan jualan online yakni menghemat biaya pemasaran, pendapatan semakin meningkat, memiliki kesempatan bersaing dengan bisnis berskala besar, jangkauan pemasaran yang lebih luas, memudahkan pelaku UMKM untuk melayani konsumen secara real time,” jelasnya.

Dalam sesi KOL, Reza Tama mengatakan, carilah bisnis yang sesuai dengan passion yang kita inginkan. Jangan takut untuk memulai, memang prosesnya tidak mudah tapi tentunya untuk menemukan kesuksesan dalam suatu bisnis membutuhkan kesabaran dan didukung dengan tetap mengembangkan ide-ide dan konsep yang kreatif.

“Baik dari segi pemasaran produk, desain produk atau jasa yang akan dijual. Media digital sudah memberikan banyak kemudahan bagi kita untuk dapat memasarkan atau iklankan produk kita, dan cakupannya pun juga sangat luas, tinggal ke diri personalnya untuk mampu dan tetap konsisten dalam memajukan bisnis produknya,” katanya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Asmita Dahlan menanyakan, bagaimana agar kita lebih bisa menambah keterampilan dalam bermedia digital agar lebih menghasilkan?

“Kita dapat menggunakan dan memanfaatkan platform yang tersedia di media digital, tinggal kepada diri kita sendiri apakah akan konsisten untuk mempelajarinya,” jawab Samuel.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Lebak. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.