Semarang (16/9/2021). Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang akan digelar di Papua pada 2–15 Oktober 2021, Komite Olahraga Nasional Indonesia Jawa Tengah (KONI Jateng) menargetkan kontingennya mampu membawa Jateng masuk ke dalam lima besar teratas raihan medali. Semangat dan optimisme juga terlihat dari berbagai kesiapan, mulai dari pemerintah daerah hingga pihak terkait lainnya.

Pada Dialog Parlemen “Emas PON dan Masa Depan Atlet” di Kantor DPRD Jateng, Selasa (14/9/2021), Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman mengatakan, atlet-atlet sudah siap untuk berlaga dan mengharumkan Provinsi Jawa Tengah di kancah olahraga nasional 4 tahunan tersebut. Evaluasi dengan berpijak pada penyelenggaraan PON XIX di Jawa Barat dapat dijadikan tolok ukur dalam menentukan target medali.

“Target-target yang ditentukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Pariwisata (Disporapar) Jateng dan KONI Jateng harus dipertahankan dan dievaluasi, tentunya dengan berpijak pada PON Jawa Barat. Para atlet tentu sempat merasa jenuh dengan hadirnya pandemi Covid-19. Namun, saya melihat saat ini mereka sudah kembali bersemangat dan siap menjalankan mandat rakyat Jateng untuk meraih prestasi,” jelas Sukirman.

Dialog Parlemen “Emas PON dan Masa Depan Atlet” di Kantor DPRD Jateng.
Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman hadir sebagai narasumber pada Dialog Parlemen “Emas PON dan Masa Depan Atlet” di Kantor DPRD Jateng, Selasa (14/9/2021).

Plt Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistyana yang juga hadir sebagai pembicara mengungkapkan, persiapan yang dilakukan untuk menyongsong PON XX hampir selesai. “Persiapan kita sudah mencapai 85 persen lebih, tinggal evaluasi hal-hal yang belum tertangani. Kontingen Jateng akan memberangkatkan 826 orang, mulai dari atlet, pelatih, asisten pelatih, manajer, hingga technical support.

Antisipasi

Kesehatan para atlet di ajang PON XII juga menjadi perhatian serius bagi KONI Jateng. Berbagai upaya dilakukan agar para atlet tetap sehat, baik sebelum berlaga, saat berlaga, hingga kembali ke rumah. Di antarnya dengan mempersiapkan tim medis yang andal maupun rencana-rencana cadangan sebagai langkah antisipasi.

“Kemarin ditanya oleh Pak Gubernur, targetnya berapa. Saya menjawab kita bertahan di rangking 5, itu perjuangan yang luar biasa. PON sebelumnya menjadi acuan untuk itu. Sebagai tuan rumah, Papua juga tentunya ingin keluar sebagai juara. Nah, kalau tidak hati-hati, Jateng bisa tersisih,” ujar Bona.

Dialog Parlemen “Emas PON dan Masa Depan Atlet”
Plt Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistyana.

Dari raihan emas pada PON sebelumnya, Jateng menargetkan ada penambahan koleksi medali, yakni dari 32 medali emas menjadi 45 medali emas. Medali tersebut didapat melalui 7 cabang olahraga (cabor), di antaranya wushu dan menembak.

“On fire”

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pariwisata (Disporapar) Jateng Sinoeng N Rachmadi mengatakan, sejumlah langkah telah dipersiapkan dalam rangka PON XX di Papua, termasuk arah dan kebijakan dengan menyesuaikan kondisi terkini terkait pandemi.

“Semua pemprov tentu menghadapi kondisi yang sama, yaitu pandemi Covid-19. Ini membuat semua serba terbatas. Sejumlah cabor masih melakukan pelatihan secara desentralisasi, belum terpusat. Namun mendekati perhelatan akbar ini, latihan sudah mulai dipusatkan. Dan semua sudah on fire,” tegas Sinoeng.

Sinoeng menambahkan, pada setiap perhelatan olahraga selalu saja ada kejutan yang hadir. Oleh sebab itu, ia optimistis kontingennya mampu menorehkan prestasi gemilang. Rasa percaya diri kian besar karena tak dimungkiri bahwa Jateng merupakan salah satu provinsi yang menjadi kontributor besar bagi kesuksesan atlet-atlet Indonesia di kancah internasional.

Keberlanjutan

Dialog Parlemen “Emas PON dan Masa Depan Atlet”
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pariwisata (Disporapar) Jateng Sinoeng N Rachmadi.

Terkait prestasi, Sinoeng menegaskan, perolehan medali penting, tapi hal itu bukan satu-satunya yang menjadi tujuan, melainkan bagaimana mempertahankan prestasi. “PON adalah target sebagai event olahraga, perolehan medali menjadi salah satu indikator. Namun yang tak kalah penting dan tidak boleh dilupakan adalah sustainability. Artinya, setiap kali ada perhelatan olahraga, baik itu prakualifikasi, event nasional, terlebih PON, tentu akan diikuti oleh evaluasi untuk mengupas setelah ini program apa yang dilakukan ke depannya. Kalau hanya fokus pada raihan medali, tapi tidak ada keberlanjutannya, untuk apa?” tegasnya.

Bibit-bibit unggul dalam menciptakan atlet berbakat juga harus menjadi perhatian serius pemerintah. Tak hanya itu, atlet juga harus terus didukung, baik saat di puncak prestasi maupun setelah pensiun menjadi atlet. Sinergi berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam menjawab tantangan tersebut.

Terkait masa depan atlet, Sukirman menjelaskan pentingnya tata kelola dan pembinaan olahraga. Sinergi dan komunikasi antara atlet dan pemerintah harus berjalan baik. Pemerintah Jateng juga membuka akses seluas-luasnya kepada pihak swasta untuk ambil bagian dalam keberlangsungan hidup para atlet, mulai dari beasiswa hingga pekerjaan.

Bona menambahkan, atlet dapat sejahtera manakala berprestasi, atlet dapat berprestasi apabila ada tata kelola organisasi yang baik. Selain itu, tata kelola keuangan yang baik, termasuk di dalamnya akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi. [ADV]