Kita sudah banyak terbantu dengan media sosial dan e-commerce apalagi di masa PPKM ini kita sangat dibantu sekali dengan gadget kita. Walau teknologi baru memang memudahkan kita, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan-kemajuan teknologi yang ada menciptakan tantangan baru bagi masyarakat digital. Untuk itu kita memerlukan digital skill, yaitu kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan prinati lunak teknologi informasi dan komunikasi serta sistem operasi digital. Kompetensi literasi digital, meliputi kemampuan mengakses berbagai perangkat keras dan perangkat lunak dalam bermedia digital, memilah dan memilih perangkat sesuai kebutuhan kita, pemahaman terhadap fungsi dan kegunaan perangkat, dan menganalisis berbagai pengetahuan dasar terkait perangkat yang kita gunakan.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”. Webinar yang digelar pada Selasa, 3 Agustus 2021 pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Andika Renda Pribadi (Kaizen Room), Ilham Fatria, SFT, MSc (Dosen Universitas Esa Unggul), Yusuf Mars (Pemred PadasukaTV & Direktur Eksekutif ITF), Dr Ahmad Ibrahim Badry (Dosen SKSG Universitas Indonesia), dan Michelle Wanda (TV Host & Abnon Jakarta Barat 2015) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Dr Ahmad Ibrahim Badry menyampaikan informasi penting bahwa “Keamanan digital adalah kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Elemen-elemen penting yang perlu dilindungi dalam keamanan siber meliputi keamanan informasi, keamanan jaringan, keamanan layanan awan, keamanan situs, dan keamanan arsitektur. Kita sebagai pengguna media digital perlu waspada terhadap jenis-jenis penipuan digital. Sejumlah bentuk penipuan yang perlu diwaspadai dan mengancam keamanan kita adalah plugin pihak ketiga, aplikasi gratis, kode dalam loka pasar digital, situs web yang menolak untuk ditutup, dan situs cryptocurrency abal-abal. Situs yang menyediakan konten favorit atau yang sering kita kunjungi dapat menggunakan sumber daya perangkat digital untuk proses mining data kripto.”
Michelle Wanda selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa internet banyak sekali dampak positifnya, namun dampak negatifnya tidak kalah banyak. Ia juga ingatkan untuk jangan pernah share kode OTP dan data-data pribadi, contohnya update foto dengan kartu vaksin. Juga terkait belanja online, seringkali kita lupa membuang packaging yang masih ada alamat dan nomor telepon kita. Sebagai tips, ia berbagi cara untuk mengamankan data kita, dengan cara gunting-gunting atau coret dengan spidol. Untuk mencegah penipuan, terutama kartu-kartu kita yang berisi data pribadi, jangan asal share dengan pihak lain. Juga, kalau sedang mudik, jangan sampai update rumah kita karena bisa jadi sasaran para perampok yang mengetahui rumah kita kosong. Perhatikan juga penggunaan wifi umum, terlebih saat melakukan transaksi keuangan; lebih baik gunakan wifi rumah saja atau pakai kuota sendiri. Akhir kata ia sampaikan pesan untuk jadikan internet tempat belajar, dan mencari informasi; juga jangan memberi data kita secara cuma-cuma!
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Vithria menyampaikan bahwa “Bagaimana cara membedakan bukti transfer yang palsu dan yang asli secara kasat mata? Saya sering menerima bukti transfer yang sama persis seperti asli, dan cukup memakan waktu untuk cek satu-satu.”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Yusuf Mars, bahwa “Saat ini memang sangat luar biasa, editing di ponsel bisa dilakukan. Lebih amannya cek mutasi karena sudah jelas. Tetapi untuk secara kasat mata, bisa screenshot bukti transfernya. Namun, untuk tips yang paling aman, harus cek mutasi. Double cek, apalagi kalau ada notes-nya itu akan lebih baik dan terjamin lagi, serta gampang untuk di cek. Kalau untuk jualan, lebih baik juga menggunakan marketplace karena alur yang ada di marketplace lebih aman untuk kedua belah pihak, baik penjual maupun pembeli.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.