Sudah tahukah mengenai beberapa cara untuk mencegah penipuan online yang kini cukup sering terjadi, terutama saat transaksi jual-beli? Pertama-tama jangan tergoda dengan barang dengan biaya yang sangat murah; walau ini merupakan sesuatu yang menggiurkan, bisa saja ini juga sebuah jebakan. Kedua, selalu cek rekam jejak si penjual atau pelapak dari mana kita ingin membeli, seperti cek nomor telepon atau kontaknya. Setelah itu, pilihlah platform e-commerce terpercaya untuk berbelanja online, karena biasanya sudah dapat dipastikan memiliki fitur pembayaran yang aman. Selain melalui online shop, penipuan online dapat dilakukan melalui iklan lowongan kerja melalui media sosial ataupun chat.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”. Webinar yang digelar pada Selasa, 3 Agustus 2021 pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Pradna Paramita (Founder Bombat.Media), Dr Aminah Swarnawati (Dosen Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta), Fakhriy Dinansyah, SIKom, MM (Co-Founder Localin), Rusman Nurjaman (Peneliti Lembaga Administrasi Negara), dan Fadhil Achyari (2nd Runner Up The New L-Men of The Year) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Rusman Nurjaman menyampaikan informasi penting bahwa “Sebagai bentuk pengamanan lebih terhadap kegiatan online kita, penting untuk pasang piranti lunak keamanan di perangkat digital kita. Selain itu, kita sendiri sebagai pengguna media digital harus membangun kesadaran dengan mengenali semua e-mail dan SMS yang masuk ke perangkat kita, agar tidak terkena pembajakan atau hacking yang dapat membobol perangkat kita. Selain merusak keamanan perangkat kita, ia juga dapat menghasilkan risiko kebocoran data. Intinya, kita harus fokus pada peningkatan kompetensi keamanan digital kita dengan dengan menganalisis, memverifikasi, dan juga mengevaluasi.”

Fadhil Achyari selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa ketika kita menerima sebuah sumber berita, harus berpikir dulu sebelum share, karena kita harus aware kepada orang yang lain juga. Ia katakan bahwa hal seperti itu pun merupakan bagian dari literasi digital, selain kemampuan dalam menggunakan perangkat lunak dan mengetahui kondisi segala aplikasi yang kita download. Ia ingatkan untuk jangan pernah sekali-kali membuka link dari orang yang tidak dikenal. Selain itu, hal yang paling penting adalah komunikasi karena setiap orang kepribadiannya berbeda-beda dalam menanggapi konten atau informasi yang kita bagikan. Selalu berikan informasi dari sumber yang terpercaya kepada sesama pengguna media digital, dan akan lebih baik beri pemahaman dengan cara face-to-face atau bisa dengan personal chat.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Igum Gumilang menyampaikan bahwa “Jika membicarakan tentang cara mencegah penipuan online, apakah mungkin suatu saat muncul bisnis jasa asuransi akun virtual untuk melindungi akun online kita?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Pradna Paramita, bahwa “Hal itu dapat terjadi mungkin hanya bagi aplikasi yang asuransinya jelas dan terdaftar, karena usaha jasa ini di bidang keuangan. Perlu perhatikan penyedia asuransi tersebut apakah sudah terdaftar di OJK atau belum dan apakah diawasi oleh OJK.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.