Teknologi sebenarnya muncul didasarkan pada niat baik yang bertujuan untuk mempermudah kehidupan manusia, baik itu dalam beraktivitas sehari-hari maupun aktivitas lainnya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan kemajuan teknologi yang ada menciptakan tantangan baru bagi masyarakat digital.
Namun, ada juga peluang yang bisa kita dapatkan di dunia digital, seperti memberi edukasi seperti tips dan trik, membuat konten akademik, dan bahkan kita dapat berkolaborasi dengan orang–orang terdekat atau warga sekitar, bisa juga dengan suatu komunitas digital. Maka itu, penting memiliki literasi digital agar mampu menghasilkan sesuatu yang positif menggunakan media digital.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Senin (4/10/2021), pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Denisa N. Salsabila (Kaizen Room), Dr. Bambang Pujiyono, M.M., M.Si. (Dosen FISIP Universitas Budi Luhur Jakarta), Taufiqurahman Arief, S.H. (Direktur Advokasi Hukum & HAM Ruang Setara), Dr. Delly Maulana, M.P.A. (Dosen Universitas Serang Raya & IAPA), dan Tyra Lundy (Master of Ceremony & Presenter TV) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Dr. Delly Maulana, M.P.A. menyampaikan, “Agar kita tidak sembarangan menyebarkan konten-konten yang tidak baik, kita harus cakap digital dengan melakukan beberapa cara, seperti menerapkan budaya sebagai pelindung dalam berdigital, memahami seluk beluk keamanan dalam beraktivitas digital, dan selalu etis dalam beraktivitas digital.
Smartphone atau perangkat lain harus dilengkapi dengan proteksi, seperti kata sandi atau fingerprint maka perangkat tidak dapat digunakan oleh orang lain. Juga jangan lupa untuk gunakan antivirus, dan mengunduh aplikasi yang sudah banyak digunakan dan tepercaya dengan melihat ulasannya terlebih dahulu. Lalu bagaimana pengamanan identitas digital? Hindari berbagi data tentang keluarga, selalu lakukan pembaruan perangkat lunak kita, hati-hati mengunggah data pribadi, hindari memasukan data pribadi yang penting saat berinteraksi digital menggunakan wifi gratis, dan selalu waspada jika ada komunikasi atau aktivitas yang mencurigakan.”
Tyra Lundy selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, kita harus tahu kapan kita harus berhenti menggunakan gawai, misalnya kita punya satu waktu dalam seminggu untuk tidak sama sekali memegang gawai. Gunakan waktu tersebut untuk me time, misalnya bermain badminton. Pakailah gadget sesuai dengan kebutuhan, jangan ke mana-mana bawa gadget atau bahkan makan bawa gadget. Misalnya saat lagi ketemu keluarga, tinggalkan handphone dan lebih banyak berinteraksi dengan keluarga. Menurutnya penting sekali yang nama literasi digital; semakin tinggi literasi digital seseorang semakin luas juga wawasannya, sehingga menjadi lebih bijak. Untuk orang-orang yang main sebar saja informasi di internet, ia anjurkan untuk hindari hal seperti itu. Satu berita bohong jika diteruskan bisa menjadi berita yang benar-benar diyakini.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Andini Lestari menyampaikan pertanyaan, “Potensi terjadinya peredaran barang haram tersebut berpeluang terjadi di ranah daring, mengingat dalam ruang digital terdapat tsunami informasi yang bisa disalahgunakan oleh oknum untuk melakukan tindakan ilegal transaksi narkotika secara daring. Adakah upaya untuk melakukan literasi kepada generasi muda secara digital demi mencegah peredaran narkoba pada ranah digital yang rawan terjadi pada saat ini?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Taufiqurahman Arief, S.H. “Sudah ada kerja sama antar BNN, Kominfo dan Polri banyak terkait dengan ini. Namun, hal yang terpenting adanya edukasi narkotika itu sendiri, bagaimana penyebarannya, barang buktinya seperti apa, karena dunia digital ini sangat bebas penyebaran informasinya. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita harus bijak dalam bermedia sosial agar terhindari dari hal tersebut.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Pusat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.