Selain terkenal dengan bandeng dan kupang, Sidoarjo juga terkenal dengan sentra industri kecil dan menengah (IKM) kerajinan tas dan dompet berbahan dasar kulit di kawasan Tanggulangin. Pada 1976, para perajin di Sentra IKM Tanggulangin bergabung membentuk koperasi yang diberi nama Intako (Industri Tas dan Koper). Industri pembuatan tas dan koper dari Tanggulangin sempat mengalami kejayaan pada tahun 2000-an. Namun, sempat meredup menyusul terjadinya semburan lumpur Lapindo pada 2006. Melihat kondisi tersebut, Kemenperin bekerja sama dengan instansi terkait berupaya mendorong revitalisasi sentra IKM di Tanggulangin.

Kini, geliat industri di Sentra IKM Tang­gulangin masih ber­jalan, meskipun tak seramai dulu. Hal ini tentunya tidak dapat dibiarkan karena aktivitas ekonomi di Sentra IKM Tanggulangin akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian regional dan nasional. Pemerintah pusat maupun daerah bersama masyarakat harus berupaya mengembalikan Tanggulangin seperti masa kejayaannya.

Potensi destinasi wisata

Sentra IKM Tanggulangin memi­liki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Selain faktor budaya, kawasan ini memiliki sumber daya manusia terampil yang mampu menghasilkan berbagai produk tas dan koper yang berkualitas.

Menilik lokasi, Sentra IKM Tanggulangin sangat strategis di jalur yang dilalui oleh wisatawan dari Surabaya yang hendak berwisata ke Kota Malang, Batu, Banyuwangi, Gunung Bromo, hingga Bali. Selain itu, jalur ini dilalui rute bus wisata Pemda Kabupaten Sidoarjo. Di kawasan ini ada juga rumah kreatif BUMN dan Badan Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI).

Foto-foto: dokumen Kementerian Perindustrian RI

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, jumlah pengun­jung Sentra IKM Tanggulangin pada 2014 mencapai 104.053 orang. Pada tahun 2016, jumlahnya mening­kat menjadi 244.974 orang. Hal ini menunjukkan Sentra IKM Tanggulangin memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata di Jawa Timur.

Melihat besarnya potensi Sentra IKM Tanggulangin, pada tahun 2017 Kemen­perin berkolaborasi menyusun roadmap bersama Peme­rintah Daerah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo, ITS Koperasi Intako, dan para perajin untuk merevitalisasi Sentra IKM Tanggulangin.

Wisata 3in1

Direktur Jenderal IKM Kemen­terian Perindustrian Gati Wibawaningsih meluncurkan Wisata 3in1 Tanggulangin, yaitu wisata edukasi industri, wisata belanja, dan wisata budaya. Wisata edukasi industri memungkinkan para pengunjung untuk melihat dan mendapatkan wawasan tentang proses pembuatan tas dan koper yang dibuat oleh para perajin di Sentra IKM Tanggulangin.

Sementara itu, wisata belanja memungkinkan para pengunjung bisa membeli produk hasil karya perajin di Sentra IKM Tanggulangin yang berkualitas dan memiliki harga yang bersaing. Ada juga wisata budaya yang memungkinkan para pengunjung menyaksikan pentas seni budaya selagi berkunjung dan berbelanja di Sentra IKM Tanggulangin.

Di hadapan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo, perajin, dan masyarakat, Gati menyerukan untuk bersama-sama membangun Tanggulangin. Gati menyampaikan, “Pemerintah Pusat hanya memberikan stimulus, selanjutnya keberhasilan program Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin ini ada di tangan pemerintah daerah dan masyarakat Sidoarjo.”

“Rebranding” Sentra IKM Tanggulangin

Rebranding merupakan salah satu hal penting untuk merevitalisasi Sentra IKM Tanggulangin. Hal ini bertujuan untuk memperbarui brand Sentra IKM Tanggulangin agar lebih baik dan diharapkan bisa mengembalikan kejayaan sentra ini.

Berbagai program yang dilakukan oleh Kemenperin dalam rangka rebranding Sentra IKM Tanggulangin adalah mengadakan lomba pem­buatan logo dan tagline Sentra IKM Tanggulangin, lomba penulisan jurnalistik Sentra IKM Tanggulangin, pemecahan rekor MURI pembuatan mural single line art terbanyak di satu gedung, launching Wisata 3in1, serta Partisipasi Pasar Kreatif Tanggulangin. Untuk mendapatkan informasi se­cara detail tentang kegiatan ini, masyarakat dapat mengunjungi situs web

Kemenperin menginisiasi kegiatan ini agar Sentra IKM Tanggulangin memiliki logo dan tagline yang menarik dan mudah diingat oleh para pengunjung. Lomba diikuti oleh 628 orang peserta dari berbagai daerah di Tanah Air.

Pendaftaran dilakukan secara online melalui situs web rebranding_tanggulangin selama periode 4–25 Oktober 2018. Penjurian dilaksanakan pada 26 Oktober 2018 di BPIPI Sidoarjo. Tim juri terdiri atas pakar branding dan marketing, praktisi desain grafis, asosiasi desainer grafis Indonesia, serta akademisi. Melalui lomba ini, sekarang Sentra IKM Tanggulangin mempunyai logo dan tagline baru yaitu “Shopping, Culture, and Education Tours”.

Masih berhubungan dengan rebranding, Kemenperin menggelar lomba jurnalistik dengan dua kategori, yaitu umum dan profesional. Dari 84 karya tulisan yang masuk telah ditetapkan 8 orang pemenang.

Untuk pemenang kategori umum, juara pertama diraih Muhammad Naufal (Sidoarjo) dengan karya “Menggaungkan Kembali Sentra Tas dan Koper Tanggulangin melalui Tanggulangin Fashion Week (TFW)”.

Untuk kategori jurnalis, juara pertama diraih Zainul Arifin (Sidoarjo) dengan karya “Kembali Menggeliat, UMKM Tanggulangin Siap Jadi Ikon Jawa Timur”.

Hadiah diserahkan oleh Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih pada 13 Desember 2018 di JS Luwansa, Jakarta, bersamaan dengan pelaksanaan Semarak Festival IKM yang dibuka oleh Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto.

Pecahkan Rekor MURI

Kesuksesan rebranding adalah promosi secara gencar dan terus-menerus. Pemecahan rekor Muri menjadi kick off Program Revitalisasi Sentra IKM Rebranding Tanggulangin yang melibatkan 700 orang masyarakat Sidoarjo termasuk Pemerintah Daerah, akademisi, perajin, dan penyandang difabel.

Mural Single Line Art terbanyak di satu gedung juga menjadi rekor dunia. Konsep ini diambil dari 9 identitas Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin yang tertuang dalam roadmap. Pemecahan rekor Muri dilaksanakan pada 22 Oktober sampai dengan 2 November 2018.

“Dengan perolehan Rekor Muri ini, kami mengharapkan dapat membangkitkan semangat baru seluruh masyarakat Tanggulangin dan Sidoarjo terutama perajin Intako untuk membangun Tanggulangin menjadi sentra tas terbesar di Indonesia,” imbuh Gati.

Dengan dibuatnya mural di Intako, kini, para pengunjung dapat berfoto-foto karena sekarang Intako mempunyai wajah baru dan terdapat berbagai spot yang sangat menarik untuk didokumentasikan.

Kemenperin berkomitmen untuk terus mengembangkan Sentra IKM Tanggulangin dan mengembalikan kejayaan Tanggulangin sebagai sentra tas dan koper terbesar di Indonesia. Namun, potensi Sentra IKM di Tanggulangin ini tentu masih butuh dukungan dari berbagai pihak. Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri untuk pelesir ke sana dan membeli produk berkualitas dengan harga bersahabat dari IKM Tanggulangin. Dengan membeli produk dalam negeri, kita juga turut serta meningkatkan industri dan perekonomian di daerah, khususnya Tanggulangin. [*/INO]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 18 Desember 2018.