Pendidikan di era digital merupakan pendidikan yang harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam seluruh mata pelajaran. Berkembangnya pendidikan era digital memungkinkan peserta didik mendapatkan pengetahuan yang berlimpah ruah secara cepat dan mudah.

Kita mungkin sudah sangat akrab dengan dunia digital. Namun, selayaknya dunia fisik di sekitar kita, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan pahami agar tidak tersesat dalam dunia digital. Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif, terutama dalam mengembangkan diri melalui pendidikan.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Peran Dunia Akademik dalam Proses Transformasi Digital”. Webinar yang digelar pada Jumat, 19 November 2021, pukul 14:00-16:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Rizki Ayu Febriana (Kaizen Room), Wulan Tri Astuti, S.S., M.A. (Dosen Ilmu Budaya UGM & IAPA), Dr. Bambang Pujiyono, M.M., M.Si. (Dosen Fisip Universitas Budi Luhur Jakarta), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, S.T. (Digital Designer & Photographer), dan Brigita Ferlina (TV Host & Entrepreneur) selaku narasumber.

Pembelajar mandiri

Dalam pemaparannya, Dr. Bambang Pujiyono, M.M., M.Si. menyampaikan, “Di era digital ini, penggunaan teknologi dapat membantu membawa peserta didik menjadi kompeten untuk abad ke-21. Kompetensi yang dibutuhkan adalah kritis, kreatif, kolaboratif, serta komunikatif. Teknologi menjadi alat self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi. Transformasi digital merupakan perubahan yang berhubungan dengan penerapan teknologi digital dalam semua aspek kehidupan masyarakat; proses menggunakan teknologi digital untuk menciptakan atau memodifikasi proses kerja agar lebih produktif.”

“Peran dunia akademis dalam melancarkan transformasi digital ini adalah dengan menjadi fasilitator atau agen dalam proses transformasi digital melalui kegiatan seperti kampus mengajar, MBKM, dan KKN, kemudian menjadi pendamping bagi pendidik untuk akselerasi peningkatan kualitas kecakapan digital, melakukan digitalisasi bahan ajar dan menyediakan aneka sumber belajar bagi peserta didik, serta menjalin kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem yang selalu belajar dan bertransformasi dengan teknologi digital.

Brigita Ferlina selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kini anak-anak di bangku sekolah dan kuliag sudah banyak beradaptasi dan semakin maju dan berkembang karena adanya teknologi digital. Tidak hanya peserta didiknya, tetapi tenaga pendidik juga semakin mengasan skill mereka. Walau begitu, kita semua tetap harus meningkatkan kapasitas kita dalam mengakses informasi dan ilmu. Selain itu, kita juga dapat memperluas jaringan antar pelajar menggunakan internet yang juga akan berujung pada perluasan wawasan dan bisa memudahkan kita berkomunikasi dan bertukar ide dengan sesama.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Sean Maharani menyampaikan pertanyaan “Bagaimana tanggapannya melihat ketika kami para pelajar yang sudah niat dan disiplin tidak bisa memahami materi karena guru tidak memberikan materi di Google Classroom, dan tiba-tiba saja ketika ujian kami harus mengisi soal padahal belum diajari oleh gurunya? Selain itu, kami dituntut untuk mendapatkan nilai yang bagus? Sebelumnya saya setuju dan nyaman dengan belajar daring, tetapi hal seperti inilah yang membuat pembelajaran daring kurang efektif.”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Rizki Ayu Febriana, “Mau tidak mau dipelajari dulu materi berikutnya di hari sebelumnya; pasti ada kesempatan. Bisa juga diskusi dengan guru atau teman untuk mengantisipasi terjadinya ketidaktahuan terhadap metode atau materi di hari sebelumnya. Sekarang sudah banyak sekali materi yang dapat dipelajari secara mudah di berbagai platform seperti YouTube. Semua orang bisa mengembangkan diri kalau memiliki budaya atau kebiasaan untuk belajar lebih.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.