Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral terus melakukan beragam upaya untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan program UMKM Unggulan. Program ini merupakan bagian dari upaya mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih inklusif dan berkesinambungan.
UMKM memang telah menjadi sumber ke- kuatan perekonomian yang punya potensi tinggi untuk mengakselerasi sekaligus menginklusifkan pertumbuhan ekonomi nasional. Sejumlah survei dan observasi menyebutkan kontribusi UMKM terhadap PDB nasional mencapai 60,34 persen di 2018, dan diperkirakan di 2019 akan mencapai 65 persen atau sekitar Rp 2.394,5 triliun. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, UMKM juga mampu menyerap di atas 70 persen angkatan kerja.
Tak heran BI, baik di kantor pusat maupun kantor perwakilan daerah, terus membina dan membangun UMKM. Pembinaan UMKM juga punya efek mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi baru di daerah secara berkelanjutan dengan pendekatan ekonomi lokal. Hal ini juga bisa menjadi alternatif diversifikasi ekonomi daerah.
Pengembangan UMKM Unggulan ini diimplementasikan di seluruh Indonesia, melalui 46 kantor perwakilan BI. Program ini dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir dengan akselerasi melalui pemanfaatan perkembangan ekonomi dan keuangan digital. Selain itu, program ini diarahkan untuk membantu mengurangi defisit transaksi berjalan dengan mendorong ekspor produk UMKM.
Hasilnya, produktivitas UMKM binaan meningkat. Tidak hanya itu, kualitas produk dan akses pasar hingga ke pasar ekspor juga tumbuh. Dari 662 UMKM binaan dan mitra, 303 UMKM telah menggunakan platform digital untuk memasarkan produk maupun transaksi pembayaran. Dari jumlah tersebut, 18 UMKM yang telah melakukan ekspor.
Untuk lebih fokus dalam mengembangkan UMKM, BI juga menyusun peta jalan UMKM dan membangun data base profile UMKM. Peta ini penting untuk menerapkan kebijakan mikro UMKM, berdasarkan klasifikasi UMKM yang telah disusun. Klasifikasi UMKM ini menghasilkan pola yang seragam dalam pengembangan UMKM, tetapi berbeda di tiap kelasnya. UMKM dibagi dalam empat level, yaitu UMKM Potensial, UMKM Sukses, UMKM Digital, dan UMKM Ekspor.
Menembus pasar ekspor
Oleh karena itu, dalam rangka mendiseminasikan kebijakan dan peran BI dalam pengembangan UMKM unggulan, BI menyelenggarakan Karya Kreatif Indonesia (KKI). KKI adalah sebuah media bagi UMKM Binaan BI untuk menampilkan karya kreatif unggulannya yang berkualitas premium.
Ini menjadi bagian dari peta jalan UMKM untuk mendukung pengembangan UMKM berorientasi ekspor. Kegiatan KKI meliputi pameran, pagelaran karya kreatif, talkshow, workshop, business matching, dan business coaching.
Tahun ini, KKI untuk ke-4 kalinya diadakan. KKI 2019 mengusung tema “Mendorong Pertumbuhan Ekonomi melalui UMKM Go Export dan Go Digital” dan akan berlangsung di Jakarta Convention Center Hall A, pada 12–14 Juli 2019. KKI terbuka untuk umum dan gratis.
Akan ada beragam produk kreatif UMKM di KKI, yaitu kain, fashion, kerajinan, makanan dan minuman olahan, serta kuliner Nusantara. Semua produk yang ditampilkan punya nilai autentik, bernilai budaya, mengangkat citra daerah, bernilai ekonomis tinggi, dan berkualitas ekspor.
Tema KKI tahun ini sejalan dengan upaya BI untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam Neraca Pembayaran Indonesia, dan meningkatkan kontribusi UMKM terhadap PDB serta meningkatkan level competitiveness dari UMKM. KKI juga menjadi upaya BI mengangkat citra budaya daerah dan produk UMKM di pasar internasional melalui pemanfaatan platform digital.
KKI dirancang dengan format festival berkonsep resepsi atau selebrasi kesuksesan UMKM yang dari tahun ke tahun telah dibina BI. Akan ada 356 UMKM, dengan komposisi produk kain 120 jenis, kerajinan 88 jenis, makanan dan minuman olahan termasuk kopi 154 jenis dari seluruh Nusantara.
Penyelenggaraan KKI diharapkan dapat memberikan inspirasi, wawasan dan pengalaman bagi pengunjung sehingga lebih mencintai produk karya anak bangsa. Selain itu, KKI dapat menjadi wadah bagi UMKM untuk memperkenalkan produknya secara luas dan memotivasi UMKM untuk terus berkreasi menghasilkan produk berkualitas dan bernilai tinggi.
Ke depan, BI selalu berkomitmen untuk terus mendorong mengembangkan UMKM agar dapat menjadi tulang punggung perekonomian daerah dan nasional, bersinergi dengan berbagai kementerian dan lembaga. [*]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 8 Juli 2019.