Hoaks merupakan berita bohong dan informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah–olah benar adanya. Ia bertujuan membuat kita merasa tidak aman, tidak nyaman dan kebingungan. Dalam kebingungan kita cenderung akan mengambil keputusan yang lemah, tidak menyakinkan, dan bahkan salah.

Berbagai dampak dari penyebaran hoaks termasuk dapat memicu perpecahan, memicu ketakutan, menurunkan reputasi, membuat fakta menjadi sulit dipercaya, dan bahkan bisa berujung pada terjadinya korban jiwa.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Bersama Lawan Kabar Bohong (Hoaks)”. Webinar yang digelar pada Rabu (22/9/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Ali Elanshory (Account Executive MNC Group), Ridwan Muzir (Peneliti & Pengasuh Tarbiyahislamiyah.id), Ismita Saputri (CEO Kaizen Room), Fariz Zulfadhli, M.B.A. (CEO @kubikkreatif), dan Sherrin Tharia (Musisi) selaku narasumber.

Kepentingan

Dalam pemaparannya, Ridwan Muzir menyampaikan, “Apa yang menyebabkan orang membuat atau menyebarkan hoaks adalah karena kepentingan atau keuntungan tertentu, contohnya seperti kepentingan ekonomi dalam persaingan bisnis promosi barang yang tidak berkualitas, keuntungan politik atau kekuasaan dalam menjatuhkan lawan. Mengapa banyak yang percaya hoaks dan menyebarkannya? Hal ini karena kita hidup di taman pasca-kebenaran di mana kesesuaian antara kabar informasi dengan kenyatan tidak lebih penting dari informasi itu sendiri.”

“Kini akurasi dinomorduakan demi sensasi, dan verifikasi diabaikan demi publikasi. Cara mengahadapi jika ada hoaks yang sampai ke kita yaitu dengan cara memperbanyak unsur sinis dalam sikap menghadapi informasi di media sosial dan dunia digital, jangan bermental kawanan seperti bergerombol, dan juga coba lakukan puasa medsos menjelang Pemilu dan Pilkada.”

Sherrin Tharia selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa internet sangat luar biasa, dan akses internet mempermudah kehidupannya. Internet memang bisa satu sisi menguntungkan dalam hal pembelajaran bagi anak, tetapi di sisi lain ia merasa kasihan juga karena anak-anak tidak bisa keluar dan berinteraksi di dunia luar. Kita harus pintar-pintar menggunakannya secara positif dan mengubah mindset kita. Sebagai orang tua pun kita harus pintar memanfaatkan teknologi yang tinggi, terlebih internet ini tidak ada batasan berinteraksi sampai benua lain. Orang tua harus lebih bijak memperkenalkan anak ke dunia maya ini. Kita harus selalu up-to-date dengan perkembangan aplikasi agar anak berkembang tetap sebagai makhluk sosial; harus mengimbangi dunia digital dan dunia real-nya. Ini merupakan sebuah wake-up call supaya kita bisa memanfaatkan media digital sebaik mungkin.

Jangan terpancing

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Tri Angkoco menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara kita untuk mencegah orang tua atau keluarga supaya tidak termakan berita hoaks dan tidak menyebarluaskan berita hoaks tersebut? Lalu bagaimana cara kita untuk menyakinkan bahwa berita tersebut informasi yang salah?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Ridwan Muzir. “Kita harus mampu menjelaskan dengan bahasa yang santun dan mengambalikan akal sehat. Hoaks yang di-share di group keluarga biasanya di situasi yang genting dan tidak mendahulukan akal sehatnya karena di situasi tersebut lebih memancing emosional darurat, seperti soal pandemi, situasi politik pilkada dan biasanya menyentuh sisi emosional manusia. Kesalahan kita yang berujung pada penyebaran hoaks adalah tidak berpikir terlebih dahulu tetapi mengutamakan sisi sentimental kita.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.