Sebagai pengguna media digital, kita wajib memahami dan mengetahui cara agar bisa lebih aman dan terhindar dari kejahatan digital. Mengingat saat ini kita benar-benar hidup di zaman serba digital. Terkait itu, penting menerapkan literasi digital setiap kali berinteraksi di internet.

Kita perlu mengenali langkah-langkah konkret untuk menjaga keamanan diri sendiri dan sesama. Salah satunya, mengkampanyekan bahwa konten negatif tidak layak untuk kita nikmati. Konten negatif bisa terus terjadi karena memang masih ada pasarnya. Oleh karena itu pemerintah, masyarakat, orangtua, dan pendidik harus ikut berkontribusi dengan menyebarkan konten yang positif.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar”. Webinar yang digelar pada Rabu, 15 September 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dr Delly Maulana MPA (Dosen Universitas Serang Raya dan IAPA), Alfan Gunawan (praktisi komunikasi dan Senior Consultant Opal Communication), Haswan Boris Muda Harahap SIP MSi (Dosen Vokasi Institut STIAMI Jakarta), Erista Septianingsih (Kaizen Room), dan Karina Basrewan (model, host, dan presenter TV) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Erista Septianingsih menyampaikan bahwa selain membantu memudahkan pekerjaan, transformasi digital mulai memunculkan kebiasaan baru. Namun, kebiasaan baru tersebut juga menimbulkan banyaknya kejahatan di dunia digital, contohnya marak penipuan online dan kebocoran data yang membuat kita harus lebih concern terhadap digital safety.

“Maka dari itu, kita butuh keamanan berdigital agar bisa lebih sadar betapa pentingnya menjaga data pribadi. Kita bisa melindungi data pribadi kita dengan cara mengganti password secara berkala dan buatlah dengan kombinasi huruf dan angka yang susah ditebak. Jangan membuka tautan (link) dari email, SMS, atau WA yang mencurigakan. Selalu berati-hati saat menggunakan WiFi publik, dan pastinya jika menemukan konten negatif, jangan hanya diam tapi segera laporkan,” terangnya.

Karina Basrewan selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kita harus saling mendorong untuk betul-betul cakap digital. Ia menyadari bahwa walau ada dampak positif dari internet dengan luasnya akses digital, banyak juga dan bahkan meningkat dampak negatifnya.

“Jadi semakin gampang kita mempunyai akses untuk menjangkau seseorang yang dibilang jauh, begitupun dengan risiko yang kita harus waspadai saat kita terlalu banyak mengekspos diri di platform digital,” katanya.

Salah satu peserta bernama Christian bertanya, “Bagaimana cara membangun citra diri sebagai pribadi yang mudah beradaptasi di segala tempat dan kondisi yang ada? Terutama bagi milenial saat ini yang berada di pintu gerbang berkembangnya media sosial dan industri 4.0?”

Haswan Boris Muda Harahap menjawab, bisa dengan cara menjadi pribadi yang beretika, sopan, dan santun di manapun kita berada. Jangan memberikan berkomentar buruk terhadap posting-an orang-orang yang belum kita kenal, karena bisa saja menyinggung perasaan orang tersebut.

“Bisa juga memberikan pertolongan kepada orang lain jika memang orang tersebut membutuhkan pertolongan,” imbuhnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]