Perkembangan teknologi digital harus dapat dimanfaatkan secara maksimal, termasuk dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kota, terlebih di kota-kota besar. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebagai kolaborator dan masyarakat sebagai co-creator menggunakan teknologi digital untuk menghasilkan inovasi dan kolaborasi untuk memperkuat kenyamanan dan kebahagiaan warga Jakarta.
Jakarta City 4.0
Permasalahan kompleks kota-kota besar di dunia termasuk Jakarta dapat diatasi melalui kolaborasi. Berbasiskan data besar (big data) dengan penggunaan teknologi sebagai infrastruktur, akan sangat membantu Jakarta dalam mengatasi berbagai persoalan di atas, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kepada warganya.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania menjelaskan, sebagai Kota Cerdas (Smart City) melalui City 4.0, bukan sekadar teknologi, tetapi pengembangan ekosistem dengan berbagai entitas yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu inovasi dan kebahagiaan warga DKI.
Menurut Atika, dalam menuju transformasi menjadi kota kolaborasi melalui teknologi digital, Pemprov DKI Jakarta tidak lagi melakukan pendekatan secara biasa (business as usual), tetapi melalui pendekatan secara terbuka dan didorong oleh kebutuhan warganya menggunakan data besar yang diolah dengan teknologi digital, sehingga menjadi sebuah proses bisnis terstruktur.
Jakarta City 4.0 memiliki dua tujuan, yaitu menjadikan kota yang inovatif dan menciptakan kebahagiaan bagi warganya. Sementara, City 4.0 memiliki 3 nilai, yakni keberlanjutan lingkungan (sustainable environment), pertumbuhan ekonomi, dan kualitas hidup. Untuk itu, Jakarta 4.0 akan diukur melalui 7 indikator, yaitu smart mobility, smart environment, smart economy, smart people, smart branding, smart living, dan smart governance.
Jakarta City 4.0 membentuk tata kelola pemerintahan yang cerdas (smart governance). Pelayanan terintegrasi, kebijakan berbasis data, penggunaan data besar, perizinan secara daring, dan anggaran (APBD) dapat diakses secara daring serta berbagai parameter lainnya.
“Jakarta 4.0 itu intinya menjadikan kota inovatif dan menjadi problem solver serta mengetahui kebutuhan masyarakatnya. Ujungnya, untuk membahagiakan masyarakatnya,” tegas Atika.
Aplikasi JAKI
Sementara itu, Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City, Yudhistira Nugraha mengatakan, Pemprov DKI Jakarta melakukan pengumpulan, pertukaran, dan sinkronisasi data dalam sistem Master Data Management. Kemudian, menyediakan layanan application program interface yang dapat digunakan untuk mengintegrasikannya dengan layanan situs web atau aplikasi yang sudah dikembangkan. Selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta menyediakan platform sebagai pusat informasi dan layanan satu pintu baik dalam bentuk platform situs web (jakarta.go.id) maupun platform aplikasi (Jakarta Kini – JAKI).
Yudhistira menambahkan, melalui aplikasi JAKI, warga dapat menggunakannya untuk mendapatkan layanan perizinan, pembuatan dokumen kependudukan, layanan digitalisasi UMKM berkolaborasi dengan e-commerce, hingga layanan ringan, seperti buku elektronik, dompet digital nasabah bank DKI, informasi moda transportasi publik, dan berbagai pelayanan digital lainnya.
Superapp JAKI ini akan menjadi infrastruktur menuju Jakarta Future City Hub. Future City Hub merupakan sebuah ruang untuk peningkatan kolaborasi, co-creation, serta keterlibatan warga untuk berpartisipasi dan bersinergi dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, baik dari sisi gagasan, dana, maupun tenaga dengan menambah ruang kreasi dan kreativitas.
Baca juga:
Menjawab Tantangan Tata Ruang dan Transportasi Ibu Kota
Dari Perempuan untuk DKI Jakarta, Bangun Kota hingga Vaksinasi
Upaya Memfasilitasi Kebutuhan Air Bersih dan Mengendalikan Banjir