Kenapa kita harus paham dengan dunia digital? Itu supaya kita bisa terhindar juga dari yang namanya “jebakan Batman”. Jebakan Batman merupakan istilah untuk menyebut sebuah tautan (link), tetapi isinya berbeda dengan judul tautannya.

Istilah “jebakan Batman” tersebut merujuk kepada kondisi Bat Cave atau gua tempat markas Batman yang dipenuhi oleh banyak jebakan. Kita sebagai pengguna media jangan sampai terjebak oleh banyaknya penipuan yang ada di ranah digital, sehingga harus membekali diri dengan kompetensi literasi digital.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Paham Digital, ‘Jebakan Batman’ Hilang”. Webinar yang digelar pada Selasa (21/9/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dr. Arfian, M.Si. (Dosen & Konsultan SDM), Murniandhany Ayusari (Content Writer Jaring Pasar Nusantara), Muchus Budi R. (Kabiro detik.com Jateng-DIY), Bondan Wicaksono (Akademisi & Penggiat Masyarakat Digital), dan Kneysa Sastrawijaya (Business Owner) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Murniandhany Ayusari menyampaikan, “Salah satu jebakan Batman yang sering marak terjadi adalah hoaks, yaitu berita bohong atau kabar palsu yang tidak memiliki sumber kredibel dan sengaja dilakukan dengan tujuan menipu seolah sebagai suatu kebenaran.”

Menurut UNESCO, hoaks terbagi menjadi tiga hal, yaitu Misinformasi, Disinformasi dan Malinformasi. Cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga diri dari hoaks adalah dengan selalu baca, baca lagi, dan baca terus dengan benar dan teliti, serta jangan mudah terpancing saat berselancar di internet. Agar kita bisa terhindar dari jebakan Batman, kita harus bangun etika digital bersama-sama.

“Etika digital bisa disebut dengan netiket atau etiket di jaringan dunia maya. Etiket tersebut dibawa pada saat menggunakan internet, dari email yang bersifat personal hingga forum digital seperti forum board, social networking, chat, dan sebagainya. Dalam netiket juga terdapat yang namanya integritas, kebajikan dan tanggung jawab; tiga hal yang sangat penting diterapkan dalam menggunakan media digital,” tutur Murniandhany.

Waspada

Kneysa Sastrawijaya selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, ia merupakan seorang penggiat business owner dengan memiliki banyak bisnis. Ia juga bergabung pada salah satu perusahaan internasional juga selain memiliki bisnis sendiri seperti bisnis kerudung atau hijab kemudian pakaian yang dijual secara online.

Kneysa pernah mengalami yang namanya jebakan Batman, dan di dunia online atau dunia bisnis jebakan Batman pasti selalu ada dan ini harus diwaspadai sebagai customer dan tentunya oleh para penjual juga. Baik jebakan yang diberikan oleh para pembeli/konsumen ataupun jebakan batman yang memang “sudah terbiasa” dilakukan oleh para penjual-penjual yang tidak bertanggung jawab memang masih banyak di marketplace sampai saat ini, namun ia juga tidak tahu bagaimana cara mengatasinya dari pihak yang berwajib.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Ainul Hakim menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana cara kita memfilter media sosial kita agar tidak muncul konten-konten yang tidak beretika seperti mengandung kata kasar atau toksik dan sebagainya, karena saya takut hal tersebut berdampak pada adik-adik saya yang masih kecil akan menganggap hal tersebut lumrah untuk dilakukan?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr. Arfian, M.Si. “Tentunya kita sebagai pengguna gawai harus tahu hal-hal apa saja yang perlu kita lakukan dan skill pun juga harus ada. Artinya ketika kita menggunakan handphone dan berselancar di internet, maka kita perlu tahu situs-situs apa saja yang sudah kita buka dengan memfilter kira-kira konten apa atau aplikasi apa yang penting buat kita ke depannya. Terkadang muncul link yang kita klik tanpa kita sadari mengirim pesan ataupun gambar yang kita tidak sadari ternyata dibuka oleh adik kita, hal seperti inilah yang perlu diawasi. Sehingga harus selalu waspada dan membatasi jika handphone kita juga dipegang atau digunakan oleh adik-adik kita tersebut.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.