Dalam beretika di dunia digital tentunya ada hal-hal bisa dilakukan dalam menangani penipuan, kebocoran, dan hal negatif lainnya yang dapat ditemui di ranah online. Namun terkait penipuan tentunya hal seperti ini harus diedukasikan sedini mungkin untuk para pengguna dunia digital, agar membentuk sikap was-was atau hati-hati, tidak hanya untuk generasi muda, tetapi juga para orang orang tua. Memang untuk orang tua edukasinya agak sedikit lebih berat karena harus menyesuaikan dengan keadaan yang serba digital, sehingga kita harus mengedukasi dengan cara yang baik. Pemerintah dan kita semua bisa menyebarkan informasi melalui media-media konvensional untuk para orang tua yang mungkin belum begitu melek dengan digital seperti generasi muda.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”. Webinar yang digelar pada Selasa, 19 Oktober 2021, pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dewi Rahmawati, M.Kom. (Product Manager Localin), Anang Masduki, MA, PhD (cand) (Dosen Ilmu Komunikasi UAD), Sani Widowati (Princeton Bridge Year On-site Director Indonesia), Tomy Widiyatno (Pekerja dan Pengembang Media Seni), dan Michelle Wanda (Aktris) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Tomy Widiyatno, menyampaikan informasi penting bahwa “Transformasi digital merupakan integrasi teknologi digital ke dalam semua area aktivitas yang menghasilkan perubahan mendasar dalam cara operasi dan memberikan nilai tambah pada stakeholder. Terkait itu, kita harus menjadi warga digital positif dan aman dengan menerapkan pilar Smart, Alert, Strong, Kind, dan Talk. Smart; pilih-pilah informasi yang akan disebar, apakah berdampak baik atau tidak, dan lakukan saring sebelum sharing. Alert; jangan mudah percaya info yang tidak masuk akal dan jauhi phishing dengan tidak mengklik link sembarangan. Strong; gunakan password enkripsi data yang sulit agar tidak mudah diretas, dan untuk akun gawai biasakan menggunakan two-step authentication, serta update atau perbarui perangkat dan software. Kind; tinggalkan jejak digital yang positif. Terakhir adalah Talk; jangan tergesa-gesa dan konsultasikan apabila menerima informasi yang tidak jelas atau tidak aman.”

Michelle Wanda selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kemudahan internet untuk sekarang ini ada dampak negatif dan positif. Dampak positifnya ada kemudahan komunikasi dan bisa menyambung silaturahmi dari keluarga yang jauh. Sebagai business owner, ia jadi dimudahkan dengan ada internet; bisa menjual karya, membeli kebutuhan sehari-hari melalui internet, transaksi pembayaran secara online menggunakan digital e-money, serta bisa digunakan sebagai sarana belajar. Dampak negatifnya yaitu penyebaran hoaks, karena tidak sedikit orang jika mendapat informasi tanpa disaring dulu jadi langsung disebar saja. Adanya cyberbullying karena banyak yang menggunakan media sosial dan melakukan hate speech. Ia berharap masyarakat Indonesia semakin meningkatkan literasi digitalnya, dan bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk agar kita bisa makin cakap digital dan menjadi netizen yang positif.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Nurul Fadilah menyampaikan pertanyaan “Bagaimana membuat kita lebih berhati-hati untuk menghindari penipuan di ranah daring karena kita terlalu percaya dan kurang teliti dalam bermedia digital sehingga gampang ikut-ikutan dan menjadi tertipu? Apakah ada tips untuk mengetahui penipuan di media digital agar kita lebih cakap dan kritis saat melihat hal tersebut?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dewi Rahmawati, M.Kom., bahwa “Pastinya kita harus lebih teliti lagi dalam mendapat informasi, baca lagi pelan-pelan, jangan panik, jangan sampai tergoda, pikirkan baik-baik, lebih kritis lagi dalam melakukan pembelian dari suatu ecommerce. Intinya lebih hati-hati dan waspada, dan jangan sampai kita menjadi korban selanjutnya.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.