Meski telah mendekati pengujung tahun, banyak pengamat dan pelaku bisnis properti semakin optimistis bahwa investasi di bidang properti masih menjanjikan. Hal tersebut boleh jadi tak lepas dari prediksi, pada semester kedua tahun ini, industri properti mengalami kenaikan yang signifikan.

Optimisme atau harapan akan meningkatnya investasi tersebut menjadi makin niscaya saat melihat kawasan yang memiliki potensi berkembang pesat seperti di Cikarang. Berada di jantung koridor timur Jakarta, Cikarang dibangun menjadi kota mandiri berbasis industri yang sekaligus memiliki produk residensial dan komersial terintegrasi. Infrastruktur, aksesibilitas memadai, dan kelengkapan fasilitas mampu membuat nilai properti di Cikarang semakin melejit.

Hal inilah yang diakui pengembang PT Jababeka Tbk. Perusahaan properti ini terbukti lebih dari dua dekade telah sukses mengembangkan area Kota Jababeka di Cikarang, yang kini menempati area dengan total sekitar 5.600 hektar.

Pengembangan dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan kemajuan yang baik bagi Kota Jababeka. Hal ini terlihat dari pembangunan fasilitas komersial yang lengkap dan variasi produk properti yang banyak untuk hunian maupun investasi.

Presiden Direktur Jababeka Residence Sutedja S Darmono menuturkan, ”Hal ini tentunya sesuai rencana jangka panjang dari perseroan untuk membuat Kota Jababeka Cikarang sebagai kawasan kota mandiri terpadu berwawasan lingkungan dan eksklusif, didukung pembangunan infrastruktur transportasi makro oleh pemerintah.”

Sutedja menambahkan, pembangunan infrastruktur mencakup rencana perpanjangan jalur LRT sampai Cikarang, jadwal pembangunan MRT Balaraja–Cikarang yang dimajukan ke 2019 dan ditargetkan selesai 2023, serta KRL Commuter Line Cikarang yang beroperasi sejak Oktober 2017. Selain itu,  pembangunan jalan tol layang Jakarta–Cikampek kini sudah mencapai pembuatan pierhead, kereta cepat Jakarta–Bandung, Bandara Internasional Kertajati yang akan beroperasi pada 2018, serta rencana percepatan pembangunan Pelabuhan Patimban.

Sejarah

Kisah sukses PT Jababeka Tbk mengembangkan kawasannya sebagai kawasan industri lengkap diiringi pembangunan area residensial bermula pada 1989. Saat itu, Kota Jababeka memulai langkah dengan membuka lahan tahap pertama seluas 500 hektar. Saat itu, pabrik dari dua tenant multinasional awal sedang dibangun, yaitu pabrik Unilever dan United Tractors.

Tak lama setelah kedua pabrik tersebut rampung, Jababeka berekspansi ke tahap kedua dengan luas tambahan 300 hektar sehingga total luas lahan pada awal era 1990-an menjadi 800 hektar. Pada perkembangannya pada periode 1990-an, perusahaan-perusahaan multinasional ternama, seperti L’Oreal, Kao, Unilever (ekspansi), Nissin, Samsung, Megmilk, dan Sari Roti turut membuka pabrik di Kota Jababeka.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  Pengembangan fasilitas di dalam kawasan yang dilakukan tentunya disesuaikan perkembangan captive market di Jababeka. Pada tahun 2010, jumlah populasi di kawasan yang sudah mulai disebut dengan “Kota Jababeka” mendekati 1 juta jiwa. Sementara itu, jumlah perusahaan multinasional yang bernaung di Kawasan Industri Jababeka melebihi 1.000 perusahaan, dengan jumlah pekerja dan ekspatriat yang mencapai angka ribuan. Pada titik ini, Kota Jababeka telah menjadi sebuah kawasan multikultural.

Perkembangan Kawasan Kota Jababeka yang pesat dalam waktu singkat disertai penambahan jumlah pekerja. Pada 1992, Jababeka membangun Kota Cikarang Baru tahap I, kawasan residensial seluas 500 hektar yang meliputi perumahan-perumahan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal pekerja di Kawasan Industri Jababeka. Menjelang pertengahan 1990-an, bersamaan dibangunnya Jababeka Golf & Country Club, Jababeka memperluas area perumahan Kota Cikarang Baru menjadi 1.500 hektar.

Komitmen mengembangkan kawasan residensial lebih besar lagi dilakukan pada awal periode 2000-an. Hal itu ditandai pembangunan Tropikana Residence, Kemang Golf Terrace, dan Veranda Golf Townhouse.

Selain itu, sepanjang 2001-2007 beberapa fasilitas yang menjadi denyut kehidupan kawasan residensial Jababeka mulai dibangun, mulai dari President University dan student housing, Jababeka Commercial Business District (CBD), hingga peresmian Mapolres Bekasi.

Pengembangan fasilitas dalam kawasan disesuaikan perkembangan captive market di Jababeka. Pada 2010 jumlah populasi di Kota Jababeka mendekati 1 juta jiwa. Sementara itu, jumlah perusahaan multinasional yang bernaung di Kawasan Industri Jababeka melebihi 1.000 perusahaan, dengan jumlah pekerja dan ekspatriat mencapai angka ribuan. Pada titik ini, Kota Jababeka menjadi sebuah kawasan multikultural.

Residensial baru

Tak pelak lagi, dibutuhkan kawasan residensial baru untuk menangkap segmentasi potensial, pasar menengah atas. Untuk itu, barulah pada 2013, PT Jababeka Tbk membentuk Jababeka Residence.

Beberapa produk properti baru segera dikembangkan, seperti apartemen Elvis Tower yang sukses terjual. Keberhasilan produk apartemen Jababeka Residence berulang kemudian  pada 2016 dan awal 2017, sebanyak 551 unit apartemen Monroe Tower berhasil dipasarkan dalam waktu relatif singkat.

Kawasan hunian tak akan hidup jika tidak didukung fasilitas yang lengkap. Untuk itu, terkait fasilitas kesehatan, saat ini, sudah beroperasi tiga rumah sakit bertaraf nasional di Jababeka Residence, yaitu RS Permata Keluarga, RS Harapan Keluarga, dan RS Mitra Keluarga.

Untuk fasilitas pendidikan, telah berdiri 16 lembaga pendidikan berstandar nasional maupun internasional, di antaranya President University yang tercatat memiliki 7.000 mahasiswa aktif, Al-Azhar, BPK Penabur, Santo Leo dan sekolah lainnya.

Selanjutnya sejak Mei 2017, Jababeka Residence melengkapi area komersial sekaligus tempat hangout terlengkap di Cikarang, yaitu Hollywood Junction, yang dilengkapi amphitheater, sociality store, salon, dan supermarket. Hollywood Junction juga telah diramaikan tenant-tenant ternama antara lain J.Co, Bread Talk, Sapo Oriental, Bari Uma Ramen, KFC, Cafe Delico, Solaria, dan Pizza Hut.

General Manager Corporate Marketing PT Graha Buana Cikarang (anak usaha PT Jababeka Tbk) Handoyo Lim menerangkan, pengembangan fasilitas komersial, pendidikan, kesehatan, gaya hidup, dan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah saat ini membuat pangsa pasar Jababeka Residence semakin luas.

“Tak hanya di Jakarta, tetapi juga merambah ke kota kota besar lain di Indonesia dan menjangkau kalangan menengah atas yang mencari tempat hunian ideal, asri, dan lengkap,” jelas Handoyo.

Saat ini, total luas area Jababeka Residence sekitar 800 hektar, dengan luas area yang sudah dikembangkan sebesar 200 hektar. Jika dilihat dalam lingkup keseluruhan, Jababeka Residence menempati area seluas 15 persen dari  total luas kota Jababeka yang berkisar 5.600 hektar.

Dengan luas area yang besar, otomatis jumlah populasi di Kota Jababeka terus bertambah. Handoyo menerangkan, ”Saat ini jumlahnya sekitar 1,2 juta orang di siang hari. Dan populasi pekerja dari luar Jabodetabek sekitar 750.000 orang. Sementara, jumlah rumah yang telah terbangun di Kota Jababeka sekitar 80.000 rumah hingga sekarang.”

Kota Jababeka juga telah berkembang menjadi tempat berbisnis bagi lebih dari 1.650 perusahaan multinasional dari 30 negara dengan jumlah pekerja lebih dari 700 ribu orang.

 Produk tergres

Pada 2017, Jababeka Residence telah meluncurkan proyek properti meliputi rumah tapak, ruko, dan apartemen. Sepanjang tahun, harga rumah tapak yang dijual Jababeka Residence ada di kisaran Rp 499 jutaan untuk Palm Residence hingga Rp 3 miliar untuk kluster Veranda. Sedangkan ruko Hollywood Boulevard dipasarkan dalam harga berkisar Rp1,64 miliar dan ruko Sudirman Boulevard dijual hingga harga Rp 3 miliar. Sementara, untuk proyek terbaru, apartemen Kawana Golf Residence, dipasarkan dalam rentang harga Rp 1 miliar–Rp 2 miliar.

Jababeka Residence juga tengah mempersiapkan kawasan komersial dan residensial seluas 180 hektar yaitu Jababeka Golf City, yang mengedepankan konsep terintegrasi antara kenyamanan, keamanan, dan kemewahan ala golf residential digabungkan fasilitas bisnis dan komersial yaitu Mayfair Estate & Parklands. Inilah bentuk joint venture antara PT Plaza Indonesia Realty Tbk dan Jababeka yang pembangunannya ditargetkan selesai pada 2019.

Pembangunan kawasan Jababeka Residence terus berderap. Disokong reputasi dan pengalaman sang pengembang, Jababeka Residence memiliki daya tarik yang tinggi sehingga memikat pengembang lain untuk menanamkan investasi.

Di antaranya adalah PT PP Property Tbk yang turut mengembangkan proyek Little Tokyo yang meliputi area ritel berupa Mall Jepang dan enam tower apartemen. Selain itu, Midplaza dan Kawan Lama Group bekerja sama dengan Jababeka Residence untuk proyek Living Plaza.

Kemitraan dengan pengembang internasional juga menjadi bagian pembangunan Jababeka Residence. Hal ini tampak dari kemitraan dengan Longlife Holdings asal Jepang untuk proyek Senior Living @D’Khayangan, serta yang terbaru dengan Creed Group (Jepang) untuk residensial apartemen Kawana Golf Residence.

Keselarasan

Berkomitmen penuh untuk menargetkan pasar utama menengah atas sebagai branding dan positioning barunya, sejak bulan ini, Jababeka Residence menyosialisasikan logo baru. Simbol 8 helai daun yang melambangkan alam, kesuburan, dan pertumbuhan menjadi representasi logo terbaru Jababeka Residence.

Dalam kepercayaan Tiongkok, angka 8 melambangkan kesempurnaan dan keberuntungan sehingga 8 helai daun tersebut menggambarkan kebersamaan dan keselarasan.  Logo ini selaras tagline Jababeka Residence yaitu “A City for Your World”, yaitu membangun hampir semua fasilitas komersial dalam kawasan kota mandiri guna memenuhi kebutuhan hidup warga.

Dengan perubahan logo terbaru, Handoyo mengungkapkan ke depannya, ingin lebih meningkatkan kelas Jababeka Residence menjadi kelas menengah atas.

“Caranya, melalui peluncuran produk-produk investasi dan hunian baru yang mengedepankan kualitas dan lifestyle Golf Resort. Untuk saat ini, kenaikan nilai properti di Jababeka per tahun sekitar 10 persen. Dan, beberapa produk investasi menawarkan yield sekitar 12 persen per tahun, tukasnya.

Sutedja pun ikut menaruh harapan bahwa pengembangan demi pengembangan yang telah dan akan dilakukan Jababeka Residence sebagai kawasan kota mandiri diharapkan mampu mentransformasikan citra Kota Jababeka. Dari kawasan industri modern terlengkap dan terbesar menjadi kawasan terpadu potensial sekaligus eksklusif.

Dengan demikian, Kota Jababeka dapat menjadi suatu kawasan hunian ideal yang lengkap, yaitu orang dapat tinggal, beribadah, bekerja, berbelanja, serta bermain dan belajar. [IKLAN/*/AJG]

 

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 24 Oktober 2017